Mohon tunggu...
Muhammad Farras Shaka
Muhammad Farras Shaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Free mind, reflective, and critical.

Seorang terpelajar mesti adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membumikan Literasi: Matinya Kepakaran dan Upaya Menyehatkan Demokrasi Kita

14 Januari 2022   15:25 Diperbarui: 14 Januari 2022   15:44 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singkatnya, apabila orang percaya bahwa vaksin mematikan, orang yang lapar sehabis vaksin pun dianggap sedang menuju ajalnya, karena baginya lapar merupakan gejala awal kematian akibat vaksin (padahal bisa saja karena didepan pusat vaksinasi ada pedagang mie ayam yang enak dan ramai).

Dorongan-dorongan tersebut menciptakan suatu pemberontakan yang cukup signifikan terhadap kepakaran, terciptalah kondisi dimana orang awam yang menceramahi pakar mengenai bagaimana seharusnya mereka melakukan pekerjaanya, orang awam yang merasa terhina dan dirampas hak berbicaranya apabila dibantah dan disalahkan, ini menimbulkan ketidakmampuan para pakar untuk meluruskan disinformasi yang berkembang di tengah wacana publik, karena mereka tidak lagi mau didengarkan, dan terpaksa harus menghargai "kebebasan berbicara", se-ngaco apapun itu. 

Kondisi ini tidak bisa dimungkiri menciptakan iklim demokrasi yang tidak sehat, penuh berita-berita bohong yang dijamin keberadaanya, alasannya sederhana, karena pakar dengan orang sok pintar mendapatkan hak yang sama untuk berbicara mengenai apapun, sehingga arus informasi sudah tidak lagi memiliki saringan mengenai mana yang valid dan mana yang keliru.

Teori konspirasi, meyakinkan banget, bukan?!

Apabila ditinjau secara sekilas dengan tidak disertai kemampuan berpikir kritis, teori konspirasi terlihat masuk akal dan mampu menumbuhkan rasa kepercayaan yang kuat di diri sebagian orang pada teori tersebut, karena sebetulnya, teori konspirasi secara metode langsung masuk ke penjelasan yang terkesan out of the box. 

Nyatanya menurut Tom Nichols, teori konspirasi melanggar hukum parsimoni, hukum parsimoni adalah hukum yang menyatakan bahwa apabila terdapat beberapa penjelasan mengenai suatu fenomena, pilihlah penjelasan yang paling sederhana karena memerlukan asumsi yang paling sedikit. 

Misalnya, jika didepan saya ada meja yang patah, penjelasan paling sederhana dan logis adalah meja tersebut dipatahkan orang atau menanggung beban yang terlampau berat, bukan dengan mengatakan meja tersebut patah karena "setan lewat", misalnya.

Teori konspirasi melanggar hukum parsimoni, didalam teori konspirasi, penjelasan mengenai suatu fenomena serta-merta masuk ke penjelasan yang paling mengawang dan terkesan misterius. 

Misalnya, bagaimana teori konspirasi menjelaskan pertanyaan "mengapa covid-19 bermula di Wuhan, Cina?." bisa dipastikan jawabannya akan langsung lompat menuju asumsi yang sangat tidak disangka-sangka, misalnya seperti mengatakan bahwa covid-19 adalah sebuah senjata biologis yang bocor dari laboratorium di Wuhan. 

Penjelasan saintifik tentu akan berbeda dengan penjelasan teori konspirasi yang asal-asalan dan tidak didasari argumentasi yang jelas dan metodologi yang terukur.

Lantas pertanyaannya adalah, jika teori konspirasi tidak ilmiah dan tidak rasional, mengapa orang mudah percaya dengannya?  Teori konspirasi memang tidak rasional, tetapi dia memenuhi hasrat "narsisme intelektual" bagi mereka yang memercayainya, dengan berlandaskan teori konspirasi, kepakaran dengan proses yang pelik dan memerlukan pendidikan formal-intensif selama bertahun-tahun lamanya akan segera bisa dikalahkan dengan penjelasan teori konspirasi yang hanya "sebaris" itu, dan bukan hanya itu, yang lebih parahnya lagi adalah teori konspirasi melumas hasrat kepahlawanan kita, teori konspirasi membuat pemercayanya bergerak membela keyakinan tersebut dengan mengumpulkan massa untuk membela keyakinan tersebut, mereka merasa berada dibawah suatu bayang-bayang intaian tertentu yang membuat mereka harus bergerak melawan dan menolak sesuatu yang biasanya itupun direkayasa sendiri oleh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun