Mohon tunggu...
MUHAMMADFADIL_43120010310
MUHAMMADFADIL_43120010310 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercubuana Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S1 Manajemen) Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 2 - Pengaplikasian Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Giddens Anthony

29 Mei 2023   11:33 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:33 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi telah menjadi masalah yang mengkhawatirkan di banyak negara, termasuk Indonesia. Korupsi tidak hanya merusak ekonomi suatu negara, tetapi juga menghancurkan kepercayaan warga negara terhadap pemerintah dan lembaga publik, bahkan kepercayaan antara kolega dan anggota keluarga. Indonesia telah mengalami dampak negatif yang signifikan dari korupsi baik di sektor publik maupun swasta. 

Uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan manusia sering disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Hal ini menyebabkan kesenjangan sosial, kerugian ekonomi dan buruknya kualitas pelayanan publik. Menurut data Transparency International Indonesia, indeks harga konsumen Indonesia adalah 34 dari 100 pada tahun 2022, peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei.

Pendidikan antikorupsi memegang peranan penting dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Dengan mendorong nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan tanggung jawab sejak dini, pendidikan antikorupsi memperkuat karakter dan sikap terhadap korupsi. Melalui pendidikan antikorupsi, kami berharap dapat menciptakan generasi yang memiliki kesadaran moral dan kemampuan kritis untuk mengenali, melaporkan, dan memerangi praktik korupsi.

Pelatihan antikorupsi mencakup berbagai teori dan pendapat ahli tentang bagaimana orang dapat mengalahkan kejahatan. Di masa kemajuan teknologi dan kompleksitas sosial, pemahaman pengawasan dan kejahatan di masyarakat menjadi semakin penting. 

Dalam artikel ini kami mengkaji dua konsep yang berkaitan dengan konteks ini, yaitu "panoptikon" dari Jeremy Bentham dan "kejahatan struktural" dari Anthony Giddens. Panopticon, berdasarkan sistem pengawasan yang dikembangkan oleh Bentham, dan teori kejahatan struktural Giddens, yang menyoroti aspek struktural kejadian kriminal, menawarkan wawasan berharga ke dalam pemahaman sosial dan perilaku manusia. Kami akan mengkaji apa itu panopticon, konsep kejahatan struktural, dan bagaimana kedua gagasan ini dapat diterapkan dalam konteks sosial kontemporer. Kami berharap dengan memahami sifat dan implikasi dari konsep-konsep ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan aman.

Pertama, mari kita lihat pendekatan Jeremy Bentham terhadap panoptikon.

PANOPTICON JEREMY BENTHAM

SIAPAKAH JEREMY BENTHAM

Jeremy Bentham (1748-1832) adalah seorang filsuf Inggris yang dianggap sebagai salah satu pendiri utama utilitarianisme, aliran etika yang melihat kebahagiaan dan kesejahteraan semua orang sebagai tujuan utama dalam keputusan moral. Jeremy Bentham belajar hukum di Universitas Oxford. Bentham percaya bahwa hukum Inggris pada saat itu sulit ditegakkan, tidak manusiawi dan tidak adil untuk ditegakkan. Itu membuat Bentham tertarik pada pertanyaan tentang moralitas publik. Bentham banyak menulis tentang masalah etika, politik, dan hukum.

LATAR BELAKANG TEORI (What)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun