Mohon tunggu...
Muhammad Devin Azwary
Muhammad Devin Azwary Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 28 Jakarta XI MIPA 4 Absen 22

Siswa SMAN 28 Jakarta Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerpen: Perpustakaan

23 November 2020   11:57 Diperbarui: 23 November 2020   12:03 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

           Ini bukan cerita tentang sebuah negeri dongeng yang dimana Si Pangeran datang menyelamatkan Sang Putri. Ini merupakan cerita dalam sebuah kehidupan seseorang yang tidak berani mengungkapkan kebenaran.

            Mila atau lebih tepatnya Nur Mila Amelia adalah anak dari keluarga sederhana, ayahnya Rudy bekerja sebagai free lance dan ibunya Rini sebagai ibu rumah tangga. Mila merupakan anak yang baik, berprestasi dan menjadi murid andalan para guru di SMAnya. Mila mempunyai berbagai prestasi yang sangat membanggakan bagi orang tuanya maupun sekolah. 

Sekolah Menengah Atas Mila mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat kota di tempat karena mendapat banyak prestasi dari berbagai bidang, salah satunya dalam akademik yang diberikan oleh Mila. Mila juga memiliki paras yang sangat cantik, ia merupakan primadona dari seluruh angkatan di sekolahnya. 

Mila juga sangat sopan pada semua orang, oleh karena itu para guru sangat menyukai dirinya dan selalu memberikan nilai sikap A+ pada dirinya. Memiliki wajah cantik, pintar dan juga sopan, hal yang dimiliki mila ini sudah dapat menghantarkannya menuju kesuksesan. Hal itu juga membuatnya memiliki sedikit teman, karna setiap hari ia hanya bertemu sahabat sejatinya yaitu buku di perpustakaan kota. 

Selain kutu buku Mila juga bersifat introvert, oleh karena itu dia sangat jarang berbicara pada teman-tema sekelasnya melainkan berbicara pada buku hariannya. Dia juga merupakan orang yang tertutup dan tidak suka membicarakan hal tentang dirinya kepada siapapun.

            " Hai mila, aku Kevin," sapa Kevin sembari menjulurkan tangan. Menurut Kevin cara yang ampuh untuk berkenalan dengan seorang wanita yang belum dikenal, ia mengetahuinya sejak ia bertemu seorang pria dari caf yang melihatnya.

***

" Hai boleh aku kenalan dengan mu?" tanya Kevin pada seorang wanita d caf tersebut.

" Ohh, maaf ya saya lagi ada urusan lain, permisi," jawab wanita itu sembari menundukan wajah dan pergi meninggalkan Kevin.

" Hahaha...," tawa seseorang dari kejauhan yang melihat Kevin.

" Hey, apa maksudmu?" tanya Kevin kepada orang itu.

" Hahaha..., maaf maaf aku tidak tahan melihat kelakuanmu," jawab orang tersebut.

" Kamu ngajak berkelahi?" ajak Kevin dengan nada menantang.

" Haha, kamu sensitive sekali ya, aku beritahu satu hal padamu," sahut orang tersebut.

" Hah?" tanya Kevin kebingungan.

" Bukan begitu cara untuk berkenalan pada orang yang belum kamu kenal," kata orang tersebut.

" Apa maksudmu memang kamu tahu apa?"

" Hey jangan remehkan aku, aku ini lebih berpengalaman dari kamu,"

" Ohh," jawab sinis Kevin.

" yee, kamu mau tahu tidak caranya?" tanya orang tersebut dengan nada menggoda.

Kevin diam sembari duduk disamping orang tersebut. Orang tersebut menggoda sembari meledek Kevin.

" Mau tidak? Kalau tidak mau aku akan pergi karena ada urusan lain yang harus aku kerjakan,"

" Ya sudah katakana saja yang kau tahu," jawab Kevin dengan nada kesal campur penasaran.

" Hahaha, kamu memang unik, baiklah aku akan memberitahumu tapi sebelum itu kamu harus membayarkan minumanku ini, mau tidak?"

" Sudah kuduga kau memang penipu lebih baik aku pergi saja," jawab Kevin dengan nada kesal sembari berdiri hendak meninggalkan tempat tersebut.

" Hey aku hanya bercanda, hahaha kemari aku akan memberitahu caranya," kata orang tersebut sambil menarik tangan Kevin.

" Hah, jangan mencoba mengerjai aku lagi dan cepat katakana saja,"

" baik-baik, begini caranya ketika kamu ingin berkenalan dengan orang baru mau itu wanita ataupun pria kamu jangan menanyakan boleh kenalan atau  apalah yang menanyakan boleh atau tidaknya berkenalan," jawab orang tersebut.

" Lalu apa yang harus aku lakukan? Bukankah itu satu-satunya cara untuk berkenalan?" tanya Kevin.

" Begini, kalau kamu tanya seperti itu hanya membuang waktu dan membuat orang tersebut merasa rishi dengan kehadiranmu, yang harus kamu lakukan adalah menyebutkan namamu sambil menjulurkan tangan kearahnya, maka ia akan spontan bersalaman dengan mu dan menyebutkan namanya," jawab orang tersebut.

" Oalah, apa bener bisa dengan cara tersebut?" tanya Kevin.

" Ya kalau belum dicoba kamu tidak akan tahu," jawab orang tersebut"

***

            "Ohh, hai aku Mila," jawab Mila cuek dan tidak menanggapi tangan Kevin. Kevin menarik kembali tangannya perlahan dan duduk di bangku kosong samping Mila. Kevin merupakan seorang siswa yang seangkatan dengan Mila, dia merupakan anak dari orang kaya. Ayah Kevin bekerja sebagai dosen dan ibunya sebagai dokter. 

Kevin juga merupakan siswa yang pintar, bisa dibilang dia adalah orang ketiga terpintar di angkatan dan tentu saja Mila yang pertama. Kevin selama ini penasaran dengan Mila karena Mila orangnya sangat tertutup dan ia juga penasaran pada Mila kenapa dia sangat tertutup. Pada tahun ini Kevin dan Mila dipertemukan di satu kelas yang sama yaitu XI MIPA 4.

" Kamu sedang apa?" tanya Kevin kepada Mila.

" Apa kamu sudah buta?" jawab Mila.

" hey tidak usah judes begitu kepadaku," sahut Kevin.

" ..."

" Kamu sedang membaca buku apa?" tanya Kevin.

" ... "

" Hey aku sedang berbicara kepadamu, apa kamu tidak bisa menghargaiku sama sekali?"

" Aku sedang sibuk jadi tolong tidak usah mengganguku," jawab Mila.

" Ya tapi kan kamu cuman membaca buku jelek itu," sahut Kevin.

" Apa maksud kamu dengan menyebut buku jelek," teriak Mila sembari menampar Kevin. Seluruh siswa dan siswi di kelas tersebut terdiam dan melihat ke arah Kevin dan Mila.

" Hey, santai saja dong kenapa langsung menapar begitu saja,"

" Kamu duluan yang menggangu dan meledek bukuku, dan kamu bilang santai saja? Jangan bercanda kamu," sahut Mila dengan nada marah.

" Bercanda? Aku hanya ingin berkenalan tapi kamu malah judes kayak gitu pantas kamu tidak memiliki teman sama sekali," balas Kevin.

" Kamu ini benar-benar...,"

Bel masuk berbunyi dan guru pengajarpun dating ke kelas dan menyuruh mereka tenang dan duduk ke tempat masing- masing. Pelajaran pertama pun dimulai dengan lancer dan seterusnya sampai waktu istirahatpun tiba Kevin langsung berdiri dan pergi meninggalkan kelas bersama temannya. Mila tidak beranjak dari tempat duduknya dan mengeluarkan bekal yang dibawanya.

" Ihh, dia benar-benar tidak mempunyai teman sepertinya,"

" iya sepertinya dia memang tertutup orangnya," bisik siswa dan siswi di kelas tersebut. Mila mendengar beberapa bisikan tersebut dan merasa kesal, ia menjadi tidak nafsu makan dan mulai beranjak pergi menuju perpustakaan sekolah. Ketka hendak keluar dari pintu Mila tidak sengaja menabrak Kevin yang hendak masuk ke kelas. Mila tersandung dan jatuh di pelukan Kevin yang reflek menangkap Mila yang sedang tersandung. Kejadian itu dilhat banyak orang di kelas maupun di luar kelas.

" Cieee," seru seluruh murid di sekolah tersebut yang melihat kejadian tersebut. Kevin segera membantunya berdiri lag dan langsung meninggalkannya. Mila yang merasa malupun langsung berlari kecil pergi dari tempat tersebut.

            Sejak kejadian itu Mila mulai merasa bersalah dan merasa malu karena keteledoran dirinya dia dan Kevin bisa menjadi bahan olok-olokan teman sekelasnya. Mila tidak bisa tidur karena selalu memikirkannya. " ihh kenapa aku selalu memikirkan hal bodoh tersebut," ungkapnya dalam hati. Tanpa disadari ia bukan hanya memikirkan kejadan bodoh tersebut melainkan juga tatapan Kevin yang menyelamatkan dirinya. Kevin pun juga begitu, ia tidak bisa tidur karena kejadian itu menghantuinya, tanpa disadari juga benih-benih cinta mulai timbul diantara mereka.

            Pagi hari telah tiba, pada hari ini untuk pertama kalinya Mila kesiangan dan membuatnya terburu-buru pergi menuju sekolahnya. Ia sampai berlarian menuju sekolah, ketika sampai ternyata gerbang sekolah sudah ditutup. Mila merasa sedih dan tidak tahu harus blang apa nantinya pada orang tuanya. Ketika Mila merasa sedih, Kevin baru datang sambil tergesa-gesa dan terlhat sangat berantakan.

 " Permisi pak, saya boleh masuk tidak pak? Pliss pak," ucap Kevin dengan nafas masih tergesah-gesah. " Maaf tidak bisa Kevin ini sudah menjadi aturan dari sekolah," jawab security sekolah. Kevin menggaruk-garuk kepala menyesal, lalu ia menoleh dan kaget melihat Mila dan sebaliknya Mila kaget kalau itu ternyata Kevin.

" Lah ngapain lamu di sini? Oalah terlambat juga ya, hahahaha," ucap Kevin.

" Lah kamu juga terlambat, jadi jangan sok menertawakan aku," jawab Mila.

" Terserah kamu deh aku tidak peduli,"

" Aku juga tidak peduli,"

Kevin merapihkan pakaiannya dan kembali menunggu dipanggil guru untuk masuk ke sekolah. Setelah lama menunggu akhirnya mereka dibiarkan masuk, tetapi sebelum itu mereka harus ke ruang BK(Bimbingan Konseling) terlebih dahulu. Mereka berdua masuk ke ruangan BK dan diberi peringatan oleh guru BK.

            "ini semua gara-gara dia yang menghantuiku," ucap Kevin dalam hati, sebaliknyapun begitu Mila juga mengucapkan hal itu dalam hatinya. Mereka masuk ke kelas masing-masing bersama, tetapi dari mereka masih cuek-cuekkan. Ketika mereka masuk ke kelas, " Cieee, barengan mulu nih jodoh kali ya," sorak teman-teman kelas mereka. " yee, jangan ngadi-ngadi kamu ya," ucap Kevin kesal. Mila hanya diam malu dan duduk ke tempat duduknya. " Aku heran kenapa dia begitu pendiam, padahal dengan paras yang cantic seperti itu dia bisa saja sangat gaul dan bisa mendapatkan apa saja dari lelaki yang menyukainya," ucap Kevin heran. 

Dengan secara tidak sengaja hal itulah yang membuat Kevin semakin penasaran dan menyukai Mila. Pelajaranpun dimulai dari jam pelajaran ke tiga, karena mereka terlambat dan melewatkan dua jam pelajaran. Belajar dan Mengajarpun berjalan lancer seperti biasanya tetapi Mila terlihat berbeda dari biasanya dia menjadi tidak focus dan sering melamun sendiri, tanpa disadari benh---benih cinta mereka mulai tumbuh. 

Pelajaran pun berakhir dan semua murid sekolah tersebut pulang kerumahnya, tetapi ketika Mila hendak pulang, ia ingin pergi ke perpustakaan sekolah terlebih dahulu untuk mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran tadi.

 Mila berjalan di koridor sekolah yang sudah mulai sepi, ia meminta ijin kepada sekolah terlebih dahulu sebelum menuju ke perpustakaan dan ia mendapatkan ijin sampai jam 5 sore. Mila datang dan mulai mengambil buku pelajaran yang ia inginkan. Ketika mengambil buku yang ia inginkan ia, Mila mendengar suara aneh dari ruangan kosong atau bisa disebut gudang di pojok ruang perpustakaan. 

Suara aneh yang membuat Mila tidak focus, dan membuatnya penasaran.Suara aneh tersebut suara seperti suara tangisan yang ditahan, semakin lama Mila semakin penasaran hingga akhirnya Mila mencoba memberanikan diri untuk melihat ke ruang tersebut. Mila mendekati ruang tersebut dan suara tersebut mulai terdengar lebih jelas. 

Betapa kagetnya Mila melihat teman kelasnya diperkosa oleh guru olahraganya sendiri. Mila kaget dan tidak sengaja menjatuhkan buku yang ia bawa. Hal itu membuat Mila ketahuan mengintip mereka, guru olahraga tersebut kaget dan segera berhenti malakukan hal yang tidak senonoh tadi. Mila segera pergi dari situ dan meninggalkan ruang perpustakaan tadi. 

Guru olahraga tadi segera mencari tahu siapa tadi yang melihat apa yang ia lakukan pada anak siswi kelas 11 tadi, beruntung ia tidak melihatnya dan hanya Ayulah yang melihatnya. Ayu merupakan siswi kelas 11 yang sekelas dengan Mila yang memilki bentuk tubuh yang bagus. Ayu melihat Mila yang melihatnya dan ingin meminta tolong kepadanya. Guru olahraga tersebutpun kabur dari tempat itu dengan meninggalkan Ayu yang mash berantakan dan menangis. Mila segera pulang dengan rasa kaget dan takutnya ia menangis dan tanpa sadar ia tertidur.

Keseokan harinya Mila datang ke sekolah tepat waktu dan tetap merasa takut pada guru olahraganya. Ia merasa takut dan terganggu akan apa yang dia lihat saat itu, bahkan sampai menggangu ia belajar.

" Ya, sekarang siapa yang bisa menjawab soal ini? Bagai mana denganmu Mila?" tanya bu guru. Mila melamun dan tidak mendengarkan apa yang dikatakan gurunya itu.

" Mila? Mila!!!" teriak bu guru di depan kelas. Mila kaget dan kebingungan.

" Kamu kenapa malah melamun Mila, ada apa denganmu?" tanya bu guru.

" Ohh tidak bu, maafkan saya bu," sahut Mila.

" Ya sudah tapi jangan melamun ketika guru sedang menjelaskan ya,"

" Baiik bu,"

" Baik sekarang siapa yang bisa menjawabnya?" tanya Bu guru lagi kepada seluruh murid kelas tersebut.

" Saya bu!" Sahut Kevin.

" Baik sekarang kerjakan di depan,"

" Baik bu,"

Kevin mengerjakan soalnya dengan mudah dan seluruh murid di kelas menepuk tangannya untuk Kevin. Mila merasa kesal dan malu karena untuk pertama kalinya ia ditegur guru saat sedang menjelaskan.

Mila pulang dengan rasa kesal, kecewa dan sedikit masih merasa takut. Mila berjalan di koridor sekolah menuju gerbang sekolah. Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang ke gudang sekolah.

" Ssst, Mila apa terjadi sesuatu sesuatu kamu dan Ayu?" tanya seseorang tersebut.

" apa yang kamu maksud?" ucap Mila dengan mulut tertutup tangan orang tersebut.

Betapa terkejutnya ternyata orang tersebut adalah Kevin.

" Ternyata kamu brengsek!," teriak Mila sembari memukul-pukul Kevin.

" Hey dengarkan aku dulu, aku merasa ada yang aneh belakangan ini dengan tingkah Ayu yang selalu memperhatikanmu dan kamu yang terlihat gelisah," ungkap Kevin.

"..."

" Aku bertanya padamu," ucap kevin.

" Apa urusannya denganmu?" tanya Mila.

" apa urusanku? Ayu itu sepupuku, jadi aku berhak tahu apa yang terjadi sama dia,"

" Apa? Dia sepupumu?" tanya Mila terkejut.

" Iya, kemana saja kamu ini baru mengetahuinya, seluruh kels juga sudah tahu kalau dia sepupuku,"

"..., aku tidak tahu apa-apa minggir aku ingin pulang," jawab Mila sembari pergi meninggalkan Kevin.

" Hey tunggu lah sebentar ada yang ingin ku tahu tentang dia," ucap Kevin sambl memegang tangan Mila. Tanpa disengaja itu membuat Mila tertarik dan terpeleset di lantai gudang yang licin. Kevin segera menangkapnya dan menatapnya. Adegan tatap menatappun terjadi di antara mereka. Mila langsung mendorong Kevin, tetapi Kevn tetap menggenggam tangan Mila dengan erat.

" Tolong, jika kamu tahu sesuatu beritahu aku," mohon Kevin. Mila hanya diam dan tetap merahasiakannya.

" Aku tidak tahu apa-apa jadi tolong lepaskan tanganku," sahut Mila sembari mencoba melepaskan tangannya. Ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya karena ia takut guru olahraganya akan memperkosa Mila jika dia memberitahu siapapun itu.

            Guru olahraga yang dia lihat sedang memperkosa Ayu mengetahui kalau Mila lah yang melihat perilaku bejatnya. Guru olahraga tersebut melihat  Mila yang keluar gerbang sekolah pada saat itu. Setalah itu dia mengancam Mila pada saat Mila datang kesekolah pagi tadi, oleh karena itu Mila merasa takut dan gelisah.

            Mila pergi meninggalkan Kevin dan segera pulang dengan berlari. Kevin yang melihat hal itu semakin yakin kalau ada sesuatu yang tidak dia ketahui. Kevin mulai mencari tahu apa yang terjadi dengan sepupunya itu, ia menanyakan hal yang sama pada Ayu dan jawaban ia hampir sama persis dengan jawaban Mila. Hal itu memperkuat keyakinan Kevin bahwa ada hal yang tidak ia ketahui dari sepupunya ini.

            Beberapa bulan berlalu, Mila menjalani kehidupannya dengan normal tetapi tidak dengan Ayu. Tanpa disangka Ayu mengandung bayi yang membuatnya depresi dan keluarganya merasa malu. 

Setelah mengetahu hal itu Kehidupan Mila kembali menjadi ketakutan. Kevin merasa sedih dan kesal karena ia tidak tahu siapa yang menghamili sepupunya itu, seharusnya Kevin lah yang menjaga sepupunya itu di sekolah ini karena mendapat amanah dari tantenya tetapi ia tidak dapat menjaga amanah tersebut dengan baik. Mila hanya diam dan tidak ingin terlibat lebih jauh lagi. 

Keluarga Ayu menuntut sekolah karena hal itu, seluruh murid lelaki dipertanyakan kejujurannya tetapi tidak ada satupun yang mengaku menghamili Ayu. Mila tetap tidak ingin memberitahu hal yang sebenarnya.

            Kevin sangat kesal karena hal itu, ia mulai menanyakan pertanyaan yang waktu itu ia tanyakan pada Mila, tetapi Mila tetap tidak ingin memberitahunya sampai pada akhirnya kevin berinisiatif dan baru terpkirkan olehnya.

" Pak kepala sekolah, kenapa hanya murid saja yang dipertanyakan? Saya jua curiga ada guru yang terlibat dalam hal ini." Ucap Kevin pada kepala sekolah d ruangannya.

" Tapi mana mungkin ada guru seperti itu di sekolah ini,"

" Semua murid sudah bersumpah atas tuhannya dan tidak ada yang mengakuinya, bukankah guru juga mempunyai hasrat seksual," sahut Kevin.

" Hmm, baiklah kita juga akan mengintrogasi para guru," jawab Pak kepala sekolah.

Hari tu semua guru lelaki dikumpulkan dan ditanyakan atas nama tuhan mereka masing-masing. Tidak ada satupun guru yang mengakuinya. Kevin sangat kesal karena pasti ada orang yang berbohong walau atas nama tuhannya.Kevin merasa sedih dan depresi, ia tidak masuk sekolah selama seminggu.

            Mila merasa bersalah atas hal yang terjadi, coba saja ia berkata yang sebenarnya dan tidak takut untuk menegakkan kebenaran. Mila mejalani hari-harinya kembali seperti biasa. Sudah sebulan Kevin tidak hadir ke sekolah. Tanpa disadari Mila merasa kesepian akan hal itu, Biasa Mila selalu diganggu dengan tawanya Kevin yang begitu keras  ketika bercanda di kelas dengan temannya dan juga sosok dia yang selalu menjadi saingannya dalam hal pelajaran. 

Sosok yang selalu menggangunya belajar agar ia yang menjadi terpintar dan kadang membuatnya kesal, tetapi hal itu yang membuatnya menumbuhkan rasa saying pada diri Kevin. Gangguan Kevin bagaikan air yang menyirami selalu benih-benih rasa saying yang berada di dalam diri Mila.

Pada malam hari Mila tidak bisa tidur karena memikirkan Kevin yang tidak masuk sekolah selama sebulan lebih. Mila merasa bersalah dan membuatnya tidak focus dalam belajar sehingga peringkatnya turun menjadi peringkat 3. Hal itu membuatnya dalam masalah untuk mendapatkan undangan dari universitas agar ia bisa kuliah. 

Dengan rasa itu Mila menjadi takut dan sering tidak tidur. Ia menjadi teringat dengan kata-kata orangtuanya, " Kita ni orang yang tidak punya apa-apa selain harga diri dan iman, kita harus menjunjung kebenaran apapun itu resikonya walau tu menjatuhkan harga diri kita tetapi tidak dengan iman kita."

Karena hal itu Mila ingin mengungkapkan semuanya pada Kevin. Mila mulai mencari tahu alamat rumah Kevin. Ia bermaksud memberitahu semuanya pada Kevin. Pada hari minggu Mila memberanikan diri untuk datang ke alamat rumah Kevin yang diberikan guru di sekolah. Mila mendatangi alamat tersebut.

" Permisi," ucap Mila di depan rumah Kevin.

" Iya sebentar, siapa ya?" tanya Ibu Kevin.

" Saya Mila bu teman kelasnya Kevin," jawab Mila dengan sopan.

" Oalah teman kelasnya Kevin ya, ada apa ya?"

" Begini bu, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan pada Kevin."

" Ohh, kalau begitu silahkan masuk," ucap Ibu Kevin.

" Baik bu terima kasih," sahut Mila.

Mila masuk ke ruang tamu dan duduk. Ibu Kevin memanggil Kevin dan menyuruhnya ke ruang tamu. Kevin yang seperti habis bangun tidur bangun dan menuruni tangga tanpa melihat Mila. Ketika Kevin Mengetahui tamunya itu adalah Mila, Kevin dengan segera kembali menaiki tangga. Ketika ingin pergi lagi Mila memanggilnya.

" Kevin! Tunggu ada hal yang ingin aku bicarakan, penting! Ini soal Ayu," teriak Mila memanggil Kevin dan Kevinpun terdiam.

Mila dan Kevin duduk bersama di ruang tamu. Pertama-tama Mila meminta maaf untuk sebelumnya. Kevin hanya diam dan menanyakan apa yang kamu tahu. Milapun menjelaskan kejadian yang dia lihat di hari itu. Mila menjelaskan dengan rinci semua kejadian yang dia lihat. Kevin mendengarkan semua penjelasan tersenut dan merasa sangat marah.

" KENAPA KAMU TIDAK MEMBERITAHU AKU SELAMA INI?" tanya Kevin dengan marah.

" Aku bukan bermaksud seperti itu, aku hanya takut bilang padamu karena aku sudah diancam," Jelas Mila.

" Kevin yang mendengar hal itu langsung beranjak dan ingin mendatangi guru olahraga tersebut. Mila menghentikannya dan berkata " Tunggu Kevin, kita tidak punya bukti lebih kuat, aku saja tidak lah cukup," ucap Mila. Kevin kembali duduk dan merasa sangat marah tetapi ia juga berterima kasih pada Mila karena sudah memberanikan dirinya untuk memberitahunya.

Mereka memikirkan cara untuk mencari bukti agar dia dapat menggugat guru tersebut. Pada akhirnya Mila mengetahui caranya yaitu dengan mengecheck video cctv di perpustakaan. Hal itu membaut Kevin semangat dan esok harinyapun mereka berdua masuk sekolah sepert biasanya. Pada saat jam istirahat mereka meminta video cctv perpustakaan pada waktu itu, tetapi tidak disangka video tersebut telah hilang. 

Mereka berdua merasa kesal, tetapi Kevin memiliki de untuk mengecheck video koridor pada saat itu dan terlihat jelas guru olahraga tersebut keluar dari koridor perpustakaan dan di susul dengan keluarnya Ayu dari koridor yang sama. 

Betapa terkejutnya mereka melihat banyak kejadian serupa dengan berbagai siswi berbeda, hal itu menjadi bukti kuat untuk menggugat guru olahraga tersebut. Mereka berdua sangat lega dan senang , saking senangnya mereka berpelukan dan menangis. Kejadian itu berlangsung agak lama sampai security di tempat memisahkan mereka berdua.

Setelah hari itu guru olahraga di sekolah itupun ditangkap dan dikenai hukuman yang setimpal dengan apa yang diperbuatnya. Mereka berdua semakin akrab bahkan kemana-mana saja mereka selalu berdua dan Ayu melahirkan anaknya dan merawatnya. Semua hal itu terjadi sangat panjang karena Mila tidak berani mengungkapkan kebenaran. Dan semua kembali menjalankan kehidupannya yang baru kehidupan yang selalu membuat lembaran-lembaran baru untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun