Tren ini menunjukkan bahwa fesyen tidak harus mahal atau baru untuk terlihat menarik, melainkan bisa didapatkan dari barang-barang yang memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri. Thrifting menjadi bukti bahwa keberlanjutan dan kreativitas dapat berjalan beriringan.Â
Dengan membeli pakaian bekas, masyarakat tidak hanya mengurangi limbah tekstil, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan dampak buruk industri mode terhadap lingkungan. Di sisi lain, popularitas thrifting telah membuka peluang ekonomi baru bagi para pelaku usaha kecil, memberikan mereka panggung untuk berkembang di pasar lokal maupun digital.
Ke depan, tren thrifting dapat menjadi simbol pergeseran budaya menuju fesyen yang lebih ramah lingkungan, inklusif, dan kreatif. Dengan terus meningkatnya minat masyarakat, khususnya generasi muda, thrifting bukan hanya sebuah tren sementara, tetapi juga langkah nyata menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI