Apatis atau Aktif?
Label apatis atau aktif pada generasi Z sebenarnya bergantung pada konteks. Dalam politik formal, seperti partisipasi dalam pemilu atau keterlibatan dengan partai politik, mereka mungkin terlihat kurang antusias dibandingkan generasi sebelumnya.Â
Hal ini disebabkan oleh pandangan skeptis mereka terhadap sistem politik yang dianggap lambat, penuh intrik, dan kurang relevan dengan kebutuhan mereka. Namun, ketika berbicara tentang isu-isu spesifik yang mereka anggap penting, seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, atau hak digital, generasi Z menunjukkan tingkat aktivisme yang luar biasa.
Generasi Z cenderung lebih terlibat dalam aksi berbasis isu daripada struktur politik tradisional. Mereka lebih tertarik pada gerakan yang menawarkan solusi konkret dan dampak langsung, bukan sekadar janji-janji politik.Â
Hal ini terlihat dari partisipasi mereka dalam kampanye media sosial, aksi protes, atau penggalangan dana untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, mereka mungkin tidak aktif dalam politik secara umum, tetapi sangat aktif ketika menyangkut hal-hal yang dekat dengan nilai-nilai atau kehidupan mereka.
Selain itu, platform digital telah mengubah cara generasi Z berpartisipasi dalam politik. Alih-alih hadir secara fisik dalam rapat atau kampanye, mereka menggunakan media sosial untuk menyuarakan pendapat, mendukung petisi online, atau bahkan mengorganisasi gerakan.Â
Aktivisme digital ini sering kali disalahartikan sebagai bentuk apatisme karena tidak terlihat dalam dunia offline, padahal dampaknya bisa sangat signifikan.
Kesimpulan
Generasi Z adalah generasi yang kompleks, dengan pendekatan unik terhadap politik. Mereka mungkin tidak selalu mengikuti pola partisipasi tradisional, tetapi cara mereka terlibat dalam isu-isu yang relevan menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran politik yang tinggi. Generasi ini lebih memilih pendekatan langsung dan berbasis solusi, terutama melalui platform digital, untuk mengekspresikan pandangan mereka dan mendorong perubahan sosial.
Skeptisisme mereka terhadap sistem politik konvensional bukanlah tanda apatisme semata, melainkan cerminan dari keinginan mereka akan transparansi, efisiensi, dan relevansi. Mereka mencari bentuk keterlibatan politik yang lebih inklusif, adaptif, dan sesuai dengan nilai-nilai mereka. Dalam hal ini, generasi Z membuka peluang untuk mereformasi cara pandang terhadap politik, menjadikannya lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H