Selain itu, fragmentasi suara pemilih juga menjadi kekhawatiran utama. Ketika terlalu banyak kandidat yang bersaing, perolehan suara dapat terpecah sehingga tidak ada calon yang memperoleh mayoritas mutlak. Ini berpotensi memicu putaran kedua yang memakan waktu, biaya besar, dan bisa memperpanjang polarisasi politik di masyarakat.
Di sisi lain, tanpa ambang batas, dinamika politik di parlemen juga dapat menjadi lebih rumit. Pemerintahan yang terbentuk mungkin akan menghadapi tantangan dalam membangun koalisi yang stabil dan efektif untuk mendukung program-programnya.
Potensi negosiasi politik yang intensif atau bahkan tarik-menarik kepentingan bisa menghambat proses pengambilan keputusan, terutama jika partai-partai kecil memainkan peran strategis sebagai “penentu” dalam pemerintahan.
Kesetaraan Versus Stabilitas
Dalam demokrasi, kesetaraan merupakan prinsip fundamental. Setiap partai, tanpa memandang besar kecilnya perolehan suara, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dan menawarkan calon pemimpin kepada rakyat.
Penghapusan presidential threshold mencerminkan komitmen untuk mewujudkan kesetaraan tersebut, memberikan ruang bagi partai-partai kecil untuk bersaing secara adil dan menunjukkan kapasitas mereka dalam memimpin negara.
Namun, prinsip kesetaraan ini juga harus diseimbangkan dengan kebutuhan akan stabilitas politik. Demokrasi yang sehat tidak hanya soal memberikan peluang kepada semua pihak, tetapi juga memastikan bahwa pemerintahan yang terbentuk mampu berjalan dengan efektif dan efisien. Jika terlalu banyak kandidat yang muncul tanpa kontrol yang memadai, ada risiko bahwa proses pemilu menjadi terlalu rumit dan melemahkan legitimasi hasil akhirnya.
Kesetaraan tanpa diiringi dengan tanggung jawab bisa menimbulkan konsekuensi yang justru merugikan demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, partai politik harus memanfaatkan peluang ini dengan bijak. Mereka perlu menghadirkan calon yang benar-benar kompeten dan memiliki visi yang jelas, bukan sekadar mengisi ruang kompetisi demi popularitas semata.
Tanggung Jawab Bersama
Keputusan ini bukan hanya menjadi kemenangan partai-partai kecil, tetapi juga ujian bagi semua aktor politik, termasuk rakyat. Partai-partai politik kini memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan bahwa mereka mampu menghadirkan calon-calon terbaik yang benar-benar layak memimpin bangsa.
Kompetisi yang lebih terbuka menuntut partai untuk tidak hanya fokus pada kepentingan internal, tetapi juga mengedepankan visi, program, dan komitmen yang relevan dengan kebutuhan rakyat.