Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Saatnya Semua Partai Berkesempatan, Apakah Demokrasi Kita Siap?

3 Januari 2025   20:14 Diperbarui: 5 Januari 2025   17:54 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera partai politik peserta pemilu terpasang di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta | KOMPAS/HENDRA AGUS SETYAWAN

Selain itu, fragmentasi suara pemilih juga menjadi kekhawatiran utama. Ketika terlalu banyak kandidat yang bersaing, perolehan suara dapat terpecah sehingga tidak ada calon yang memperoleh mayoritas mutlak. Ini berpotensi memicu putaran kedua yang memakan waktu, biaya besar, dan bisa memperpanjang polarisasi politik di masyarakat.

Di sisi lain, tanpa ambang batas, dinamika politik di parlemen juga dapat menjadi lebih rumit. Pemerintahan yang terbentuk mungkin akan menghadapi tantangan dalam membangun koalisi yang stabil dan efektif untuk mendukung program-programnya. 

Potensi negosiasi politik yang intensif atau bahkan tarik-menarik kepentingan bisa menghambat proses pengambilan keputusan, terutama jika partai-partai kecil memainkan peran strategis sebagai “penentu” dalam pemerintahan.

Kesetaraan Versus Stabilitas

Dalam demokrasi, kesetaraan merupakan prinsip fundamental. Setiap partai, tanpa memandang besar kecilnya perolehan suara, memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dan menawarkan calon pemimpin kepada rakyat. 

Penghapusan presidential threshold mencerminkan komitmen untuk mewujudkan kesetaraan tersebut, memberikan ruang bagi partai-partai kecil untuk bersaing secara adil dan menunjukkan kapasitas mereka dalam memimpin negara.

Namun, prinsip kesetaraan ini juga harus diseimbangkan dengan kebutuhan akan stabilitas politik. Demokrasi yang sehat tidak hanya soal memberikan peluang kepada semua pihak, tetapi juga memastikan bahwa pemerintahan yang terbentuk mampu berjalan dengan efektif dan efisien. Jika terlalu banyak kandidat yang muncul tanpa kontrol yang memadai, ada risiko bahwa proses pemilu menjadi terlalu rumit dan melemahkan legitimasi hasil akhirnya.

Kesetaraan tanpa diiringi dengan tanggung jawab bisa menimbulkan konsekuensi yang justru merugikan demokrasi itu sendiri. Oleh karena itu, partai politik harus memanfaatkan peluang ini dengan bijak. Mereka perlu menghadirkan calon yang benar-benar kompeten dan memiliki visi yang jelas, bukan sekadar mengisi ruang kompetisi demi popularitas semata.

Tanggung Jawab Bersama

Keputusan ini bukan hanya menjadi kemenangan partai-partai kecil, tetapi juga ujian bagi semua aktor politik, termasuk rakyat. Partai-partai politik kini memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan bahwa mereka mampu menghadirkan calon-calon terbaik yang benar-benar layak memimpin bangsa. 

Kompetisi yang lebih terbuka menuntut partai untuk tidak hanya fokus pada kepentingan internal, tetapi juga mengedepankan visi, program, dan komitmen yang relevan dengan kebutuhan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun