Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

TikTok dan Budaya Pop, Bagaimana Media Sosial Mengubah Tren Global?

9 Desember 2024   16:00 Diperbarui: 9 Desember 2024   16:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi TikTok (sumber gambar: kompas.com)

Misalnya, lagu seperti "Old Town Road" oleh Lil Nas X dan "Made You Look" oleh Meghan Trainor mendapatkan perhatian besar setelah digunakan dalam jutaan video TikTok.

Di dunia mode, TikTok menjadi ruang eksplorasi yang mempopulerkan gaya seperti thrift fashion, cottagecore, dan tren Y2K, menghidupkan kembali elemen mode awal 2000-an. Pengguna dari berbagai latar belakang berbagi ide tentang gaya berpakaian, yang kemudian menciptakan gelombang besar di industri mode global, bahkan memengaruhi desainer terkenal.

Dalam hal makanan, TikTok memperkenalkan ide-ide kuliner kreatif seperti dalgona coffee, feta pasta, hingga berbagai resep masakan tradisional dari berbagai negara yang menjadi viral. Tren ini tidak hanya mendorong kreativitas di dapur tetapi juga memperkenalkan budaya kuliner dari satu wilayah ke wilayah lain.

Algoritma dan Demokratisasi Budaya Pop

Salah satu kekuatan utama TikTok terletak pada algoritma “For You Page” (FYP), yang memungkinkan siapa saja, terlepas dari jumlah pengikut, untuk mencapai audiens luas. Algoritma ini menganalisis preferensi pengguna berdasarkan aktivitas mereka seperti video yang disukai, komentar yang ditinggalkan, hingga waktu yang dihabiskan menonton video tertentu. 

Dengan demikian, konten yang relevan dan menarik dapat langsung muncul di FYP pengguna, menciptakan peluang besar bagi kreator baru untuk viral dan mendapatkan perhatian global.

Keunikan ini membuat TikTok menjadi platform yang lebih demokratis dibandingkan media sosial lainnya, di mana popularitas tidak semata-mata bergantung pada jumlah pengikut atau status selebritas. 

Bahkan kreator kecil dengan ide orisinal dapat menjadi bintang dalam semalam jika kontennya mampu menarik perhatian. Contohnya, banyak kreator yang memulai tanpa basis penggemar tetapi berhasil menciptakan tren besar yang memengaruhi budaya pop.

Namun, pendekatan algoritma ini juga menimbulkan tantangan. Konten yang viral cenderung didominasi oleh tema yang mudah diakses atau sensasional, sehingga terkadang mengorbankan kedalaman atau nilai edukasi. Selain itu, algoritma yang sangat personal juga dapat menciptakan echo chamber, di mana pengguna hanya melihat konten yang sejalan dengan preferensi mereka, membatasi eksposur terhadap perspektif yang berbeda.

Tantangan dan Kritik

Namun, pengaruh TikTok terhadap budaya pop juga menghadirkan tantangan. Salah satu isu utama adalah risiko homogenisasi budaya, di mana elemen-elemen unik dari budaya tertentu kehilangan maknanya karena disederhanakan untuk kebutuhan tren global. Misalnya, tarian tradisional atau musik etnik yang viral sering kali diadopsi tanpa memahami konteks budaya aslinya, yang dapat dianggap sebagai bentuk apropriasi budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun