Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menguak Fenomena Generasi Tanggung: Budaya Malas atau Kurangnya Motivasi untuk Bekerja?

13 Oktober 2024   15:15 Diperbarui: 13 Oktober 2024   15:42 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di era yang modern saat ini, semakin banyak kita mendengar tentang generasi tanggung atau "Generation Y". Generasi ini biasanya dikategorikan sebagai anak-anak muda yang lahir antara tahun 1980-an hingga pertengahan 1990-an dan telah tumbuh dewasa dalam era teknologi digital dan media sosial yang cepat berkembang. 

Dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang telah mulai memeriksa gaya hidup, kepribadian, dan sikap generasi ini dan bermunculan beberapa stereotip termasuk pandangan bahwa generasi ini malas dan tidak memiliki motivasi untuk bekerja.

Budaya malas muncul sebagai pandangan umum terhadap Orang Muda yang menjadi tanggung. Kita sering melihat generasi tanggung hanya bermain telepon genggam, atau bermain video game, dan mengabaikan pekerjaan mereka. Namun, kebenarannya sedikit berbeda. Banyak pekerja muda memiliki semangat dan kesediaan untuk bekerja, namun mereka menekankan arti kerja yang memiliki arti pada diri mereka. 

Ada juga banyak orang muda yang merasa kecewa dengan keadaan ekonomi sulit dan sulitnya memulai karir yang membuat mereka enggan untuk mengejar pekerjaan. Ini membawa kita pada pertanyaan: apakah generasi tanggung benar-benar malas atau hanya kurang memiliki motivasi untuk bekerja?

Pada masa sulit itu, banyak orang yang kehilangan pekerjaan yang telah mereka tekuni selama bertahun-tahun, dan ini mendorong banyak orang muda untuk tidak hanya mempertanyakan keamanan dalam bekerja, tetapi juga konsep bekerja sebagai keinginan yang mendasar.

Namun, memandang generasi tanggung sebagai malas atau tidak memiliki motivasi untuk bekerja sepenuhnya keliru. Mereka memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, merasa puas dengan perbedaan-perbedaan dalam pekerjaan dan kariernya, dan mencari makna dalam pekerjaan mereka. Selain itu, mereka juga mengutamakan fleksibilitas, inovasi, dan kesempatan untuk menyumbangkan keahlian dan bakat mereka. Pekerjaan yang tidak memajukan ambisi di kalangan milenial dianggap sebagai cara penindasan atas sistem yang tidak menghargai kreativitas dan inovasi.

Ini semuanya adalah bagian dari pergeseran dalam pandangan tentang 'pekerjaan ideal' dan 'karir' yang mengarah pada perkembangan gagasan seperti 'gig economy' dan 'freelance culture', di mana keberhasilan definisi diri seseorang lebih penting daripada penempatan posisi dalam suatu perusahaan atau organisasi.

Baca juga: Fenomena

Sebagai pemimpin dan kolega, bagaimana cara kita dapat membantu menginspirasi dan memotivasi generasi tanggung untuk bekerja dengan produktif dan bekerja lebih keras? Jawabannya adalah: dengan memperkenalkan dan menawarkan kesempatan kerja yang menghargai kreativitas, inovasi, dan pengembangan diri.

Motivasi mengacu pada dorongan atau keinginan individu untuk melaksanakan tindakan tertentu. Mereka mungkin memiliki motivasi intrinsik, yaitu dorongan dari diri sendiri, atau motivasi ekstrinsik, yaitu dorongan dari lingkungan atau orang lain di sekitarnya.

Generasi tanggung memiliki pengalaman hidup mereka sendiri yang unik dan perbedaannya dari generasi sebelumnya menyebabkan mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang nilai-nilai dan prinsip pembangunan kualitas hidup. Mereka sering mencari pekerjaan yang terkait dengan passion mereka, dan memilih pekerjaan yang memberikan pengalaman yang bermakna, membantu orang lain, atau diarahkan menjadi tujuan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun