Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Jenis-Jenis Penyakit pada Tanaman Cabai Keriting yang Perlu Diwaspadai

15 September 2024   12:00 Diperbarui: 15 September 2024   12:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tanaman cabai keriting merupakan salah satu komoditas yang cukup populer di Indonesia."

Namun, pertumbuhan tanaman cabai keriting seringkali terganggu oleh serangan dari berbagai jenis penyakit. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman yang dapat mengganggu produksi dan kualitas hasil panen. Oleh karena itu, sebagai petani, penting untuk mengenal jenis-jenis penyakit pada tanaman cabai keriting yang perlu diwaspadai.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit pada tanaman cabai keriting yang perlu diwaspadai:

1. Penyakit Layu Fusarium

Penyakit Layu Fusarium dapat menyerang tanaman cabai keriting pada setiap tahap pertumbuhan tanaman. Penyakit ini seringkali menyerang tanaman cabai keriting yang berada di lahan yang lembab atau over watering, dan bisa menyebar melalui sisa tanaman yang terkontaminasi di musim sebelumnya. 

Selain itu, infeksi juga bisa terjadi melalui benih yang terkontaminasi dan memunculkan gejala pada tanaman selama dua minggu hingga satu bulan setelah tanaman terinfeksi.

Salah satu gejala utama penyakit Layu Fusarium pada tanaman cabai keriting adalah klorosis, yakni daun cabai menguning dan mulai mengecil seiring pertumbuhannya. Daun-daun itu kemudian berguguran, tangkai cabai berubah warna kecoklatan, dan akar menghitam. Biasanya, tanaman cabai yang terinfeksi jamur ini menjadi layu secara bertahap secara keseluruhan.

Untuk mengendalikan serangan penyakit ini, petani bisa melakukan beberapa langkah pencegahan seperti memilih benih yang tahan terhadap jamur Fusarium, membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang terkontaminasi, dan mengatur pola penyiraman tanaman. Selain itu, petani juga bisa menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang tepat untuk mengendalikan serangan jamur Fusarium.

2. Penyakit Bercak Coklat

Penyakit bercak coklat pada tanaman cabai keriting disebabkan oleh jamur Phytophthora capsici. Jamur Phytophthora capsici tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan yang lembap, basah, dan temperatur yang hangat. Penyebaran penyakit ini melalui air hujan atau irigasi, dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan tanaman yang terinfeksi atau melalui intrusi tanah.

Gejala penyakit ini biasanya muncul pada cabai keriting yang sudah tua. Salah satu gejala utama penyakit bercak coklat adalah lesi yang berwarna coklat pada buah cabai. Lesi ini biasanya muncul di belakang bagian yang berwarna hijau dan bersifat menyebar dengan cepat ke seluruh permukaan buah cabai. Kemudian, buah akan membusuk atau bernanah, dan akhirnya cabai akan terlihat seperti sudah lewat masa panennya.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan penyakit bercak coklat pada tanaman cabai keriting antara lain membersihkan lahan dari sisa tanaman yang terinfeksi, melakukan irigasi secara teratur, dan pemupukan yang seimbang. Selain itu, petani bisa menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang tepat untuk mengendalikan serangan jamur dari Phytophthora capsici pada tanaman cabai keriting.

3. Penyakit Antraknosa

Penyakit antraknosa pada tanaman cabai keriting disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Jamur ini dapat menyebar melalui benih atau serangga yang terinfeksi. Tanaman cabai keriting yang terserang antraknosa akan menunjukkan beberapa gejala seperti munculnya lesi coklat pada daun, batang, maupun buah cabai. Gejala ini terlihat seperti bercak yang nantinya akan membesar dan membentuk lesi besar berwarna coklat gelap, lengkung hingga seperti kerutuhan.

Cabai keriting yang terpapar antraknosa akan mengalami kerontokan bunga serta buah cabai biasa menghitam dan mengalami pembusukan ketika buah muda yang lebih tinggi kelembabannya. Daun juga akan mati sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman.

Beberapa tindakan pencegahan yang bisa dikakukan untuk menghindari dan mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman cabai keriting antara lain adalah membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang terinfeksi, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, memilih bibit yang tahan penyakit antraknosa, memperhatikan kelembapan udara, dan penggunaan fungisida yang tepat. 

4. Penyakit Busuk Buah Fusarium

Penyakit busuk buah fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium solani dan dapat menyebar melalui serangga atau hama. Serangga dan hama seperti kutu daun, belalang, dan ulat daun dapat membawa spora jamur dari tanaman infeksi ke tanaman sehat. Penyebaran penyakit ini juga dapat terjadi melalui tanah atau sisa tanaman di musim tersebut yang terinfeksi.

Gejala awal penyakit busuk buah fusarium pada tanaman cabai keriting dapat dikenali dari munculnya bercak coklat pada bunga dan buah cabai yang matang. Kemudian, buah cabai akan membusuk dan mengering, dan akhirnya menghasilkan spora jamur. Jamur kemudian dapat menyebar ke tanaman lain yang berdekatan, merusak seluruh tanaman cabai dan menyebabkan kerugian yang besar bagi petani.

Tindakan pencegahan seperti membersihkan lahan dari sisa tanaman yang terinfeksi, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, penggunaan benih yang bebas dari jamur, dan penggunaan fungisida yang sesuai dengan dosis yang tepat dapat dilakukan untuk mengontrol penyakit busuk buah fusarium pada tanaman cabai keriting. Perencanaan pola tanam juga dapat membantu dalam pengendalian penyakit ini.

5. Penyakit Kerdil pada Tanaman Cabai

Penyakit kerdil pada tanaman cabai keriting disebabkan oleh virus dan menyebar melalui vektor seperti kutu daun. Vektor ini dapat membawa virus dari tanaman yang terinfeksi ke tanaman yang sehat, sehingga mempunyai risiko penyebaran yang cukup tinggi.

Gejala utama dari penyakit kerdil pada tanaman cabai keriting antara lain kerontokan bunga dan daun, daun dan pucuk tanaman mengalami keriting atau kerusakan, muncul bercak-bercak putih pada daun, serta buah cabai menjadi kecil dan tidak berkembang. Pada infeksi parah, tanaman cabai keriting bisa mati.

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari dan mengendalikan penyakit kerdil pada tanaman cabai keriting antara lain adalah menjaga kebersihan lingkungan, memilih bibit yang bebas dari virus, membersihkan lahan dari tanaman cabai keriting yang terinfeksi, menjaga kelembapan agar tidak terlalu basah, dan menambah kualitas tanah. Sedangkan tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan cara memotong dan membuang bagian-bagian tanaman yang terinfeksi serta menggunakan insektisida yang cocok.

Itulah beberapa jenis penyakit pada tanaman cabai keriting yang perlu diwaspadai oleh petani. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tindakan pencegahan seperti pemilihan benih unggul yang tahan penyakit, pembersihan lahan, penggunakan pupuk dan perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Dengan cara yang tepat, petani dapat meminimalisir serangan penyakit pada tanaman cabai keriting dan memberikan hasil panen yang optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun