Kelaparan masih menjadi masalah serius yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia, meskipun ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini, termasuk melalui penerapan SDGs (Sustainable Development Goals) ke 2, yaitu Tanpa Kelaparan.
Semua orang berhak mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi, dan mencapai target SDGs ke 2 adalah suatu hak asasi manusia. Namun, kenyataannya kelaparan masih terus muncul di sekitar kita dan mempengaruhi kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.Â
Di saat yang sama, fakta bahwa lebih dari sepertiga makanan yang dihasilkan di dunia dibuang atau terbuang, menunjukkan bahwa persoalan kelaparan sangat kompleks dan membutuhkan perhatian serius dari seluruh pihak.
Tujuan SDGs ke 2 dan Kegagalan yang Masih Terjadi
Dalam melaksanakan SDGs ke 2, beberapa organisasi internasional, seperti PBB dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), telah memberikan bantuan dalam bentuk program pengembangan dan peningkatan sektor pertanian, distribusi bahan pangan, sampai dengan edukasi soal gizi dan pentingnya makanan bergizi. Namun demikian, masih terdapat kegagalan dalam mewujudkan target SDGs ke 2 ini.
Masalah pertama yang ada pada SDGs ke 2 ini adalah ketidaktepatan dalam parameter pengukuran kelaparan yang digunakan dalam laporan. Parameter yang selama ini digunakan cenderung kurang memperhatikan orang yang berisiko kelaparan, misalnya seperti orang miskin, anak-anak, perempuan, lansia, orang dengan disabilitas, dan lain sebagainya. Sementara itu, parameter tersebut cenderung membuat angka kelaparan pada suatu wilayah terkesan lebih rendah dari kenyataan yang terjadi.
Masalah kedua yang terkait dengan kegagalan pengimplementasian SDGs ke 2 ini adalah aksesibilitas pangan. Masalah ini terkait dengan rendahnya kemampuan penduduk dalam mengakses pangan yang berkualitas karena faktor harga, jarak, dan juga faktor sosial-ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan aksesibilitas pangan dengan menekan angka inflasi dan membuat produk pangan yang lebih terjangkau.
Kendala terakhir yang perlu dicapai dalam mewujudkan tujuan SDGs ke 2 adalah penguatan kapasitas sektor pertanian dalam menghadapi masalah kelaparan dan meningkatkan produksi pangan. Selain itu, peran masyarakat dalam upaya pengentasan kelaparan juga sangat penting, termasuk di dalamnya adalah melakukan keteladanan serta melakukan aksi-aksi nyata dalam membantu sesama individu yang membutuhkan.
Mengapa Kelaparan Terus Muncul di Berbagai Negara?
Kelaparan terus muncul di berbagai negara karena berbagai faktor, salah satunya karena rendahnya ketersediaan pangan yang berkualitas, di mana beberapa wilayah masih terdampak oleh bencana alam, perubahan iklim, maupun konflik sosial dan politik.Â
Selain faktor rendahnya ketersediaan pangan berkualitas, beberapa negara juga menghadapi kendala aksesibilitas terhadap pangan. Kendala ini terdiri dari berbagai faktor seperti infrastruktur, tingginya biaya produksi dan distribusi pangan, harga pangan yang mahal, dan juga keterbatasan akses penduduk terhadap lokasi-lokasi pertanian atau tempat perbelanjaan.
Faktor-faktor lainnya termasuk kebijakan pemerintah yang tidak mendukung produksi pangan yang berkelanjutan dan berkualitas, sehingga membuat harga pangan naik dan tidak terjangkau bagi kebanyakan penduduk. Padahal, konsumsi pangan bergizi dari berbagai jenis termasuk sayur dan buah sangat dibutuhkan bagi kesehatan, tapi keterbatasan itu membuat konsumsi sayur dan buah tidak bisa diaplikasikan dalam makanan sehari-hari oleh penduduk.
Faktor sosial ekonomi juga menjadi penyebab utama masalah kelaparan. Masalah ini dapat terjadi karena individu atau keluarga yang alami kemiskinan yang kemudian membuat mereka kesulitan dalam membeli makanan, atau juga terdapat kelompok-kelompok yang marginal dan terpinggirkan karena akses terbatas terhadap sumber daya dan kesempatan yang sama.
Upaya Mewujudkan SDGs ke 2 Secara Bersama-sama
Mewujudkan SDGs ke 2 memerlukan upaya yang holistik dan kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah memiliki peran penting dalam upaya mengatasi kelaparan, dimana mereka harus memberikan dukungan finansial dan sumber daya lainnya untuk memperbesar ketersediaan dan aksesibilitas pangan kepada masyarakat.
Sementara itu, sektor swasta juga dapat memberikan kontribusi melalui peningkatan investasi pada sektor pertanian dan pangan, pelatihan untuk petani dalam meningkatkan kemampuan produksinya, mengupayakan pengembangan infrastruktur pertanian, dan membantu mengarahkan produk pangan yang berkualitas pada kanal distribusi yang lebih baik.
Selain itu, peran masyarakat sangat penting dalam upaya pengentasan kelaparan, seperti misalnya dengan mengurangi pemborosan makanan, mendukung produksi pangan lokal, mendukung program-program peningkatan kemampuan petani yang lebih berkelanjutan, serta menyumbangkan makanan dan dukungan ke lembaga amal.
Dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, peningkatan ketersediaan pangan tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, namun juga kualitas pangan tersebut. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pangan penting terus ditingkatkan, mulai dari peningkatan akses terhadap pangan bergizi, edukasi tentang pola makan yang sehat dan gizi yang diperlukan, hingga aspek-aspek kualitas pangan lain seperti keamanan pangan dan kemampuan yang lebih berkelanjutan dalam produksinya.
Kontribusi Individu dalam Mengatasi Kelaparan
Kontribusi individu dalam mengatasi masalah kelaparan tidak kalah penting dibandingkan kontribusi dari pemerintah, sektor swasta, ataupun organisasi internasional. Hal ini dikarenakan individu sebagai konsumen dan bagian dari masyarakat, juga memegang peran penting dalam menyelesaikan masalah kelaparan.
Kontribusi individu dalam mengatasi kelaparan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi pemborosan makanan, menerapkan pola makan yang lebih sehat dan bergizi, sehingga meminimalisasi sampah pangan dan menghemat pengeluaran. Selain itu, individu dapat berkontribusi dengan membeli produk pangan dari produsen lokal, mendukung program-program peningkatan kemampuan petani, dan menjaga keberlanjutan produksi pangan.
Selain itu, individu juga dapat merespons isu kelaparan global dengan cara menjadi sukarelawan di lembaga-lembaga amal, serta menyumbangkan makanan dan dukungan ke lembaga-lembaga amal yang memperjuangkan hak atas pangan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dalam menyadari kontribusi yang dimiliki oleh individu dalam mewujudkan SDGs ke 2, maka masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman dalam pentingnya mengatasi masalah kelaparan. Pendidikan tentang kesehatan dan gizi, kemampuan dalam memilih produk pangan yang lebih berkualitas, serta sosialisasi kebijakan publik terkait produksi dan distribusi pangan yang lebih baik perlu terus ditingkatkan.
Pengaruh Pandemi COVID-19 Terhadap Perjuangan Menghapus Kelaparan
Pandemi COVID-19 memang berdampak pada berbagai aspek, termasuk sektor pangan. Ketersediaan pangan, produksi pangan dan aksesibilitas pangan mengalami penurunan yang signifikan. Pandemi ini mempengaruhi rantai pasok pangan global mulai dari produksi yang terhambat, penutupan pabrik olahan makanan, terhambatnya distribusi, dan juga pengurangan penggunaan tenaga kerja. Selain itu, kendala akses penduduk pada produk pangan penting seperti beras, tepung, dan minyak goreng juga meningkat.
Kondisi dalam pandemi ini juga membawa faktor finansial menjadi isu krusial pada aksesibilitas pangan. Banyak orang yang penghasilannya berkurang atau kehilangan pekerjaannya selama pandemi, sehingga membuat harga pangan yang mahal jauh dari kata terjangkau. Hal ini memberikan sinyal bahwa masalah kelaparan akan lebih menjadi perhatian pada masa penyembuhan pandemi COVID-19.
Untuk mengatasi masalah kelaparan di masa pandemi ini, banyak upaya yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut diantaranya memperkuat rantai pasok pangan yang lebih tangguh dan stabil, menciptakan inovasi pada produksi dan distributor untuk mengurangi kerugian di teluk pasok, memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang berada dalam kondisi yang membutuhkan, dan meningkatkan kebijakan publik terkait pemenuhan pangan pada negara-negara yang lebih rentan dalam hal ini yaitu negara-negara berkembang.
Dalam kesimpulannya, upaya untuk mengatasi masalah kelaparan memang memerlukan kerja sama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan organisasi internasional. Keberlangsungan hidup manusia sangatlah terkait dengan akses terhadap pangan bergizi yang memadai, oleh karena itu mencapai target SDGs ke-2 menjadi hal krusial.
Masalah kelaparan memerlukan kalimat kerja sama untuk mengatasi permasalahan tersebut. Upaya penyatuan dari berbagai pihak yang didalamnya mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi pangan yang lebih berkualitas, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah kelaparan, dan juga penguatan kebijakan publik yang mendukung produksi pangan yang lebih berkualitas dan terjangkau menjadi beberapa hal yang harus dikerjakan.
Masalah yang kompleks ini memulai kesuksesannya dari langkah-langkah kecil, seperti pengurangan pemborosan makanan, mendukung produksi pangan lokal, dan mendukung program-program peningkatan kemampuan petani yang lebih berkelanjutan. Kontribusi individu sangat penting dalam mengatasi kelaparan. Oleh karena itu semua langkah-langkah kecil dan upaya yang dilakukan harus ditingkatkan dan dikerjasamakan oleh semua pihak.
Kita bisa memulai dengan membangun kesadaran dalam diri kita sendiri serta meningkatkan pengetahuan tentang masalah ini, memilih produk pangan yang lebih sehat, dan mendukung produsen lokal. Semakin banyak orang yang terlibat dalam upaya mengatasi kelaparan, semakin dekat kita dengan target SDGs ke-2 untuk menghapus kelaparan di seluruh dunia. Mari bersama-sama terlibat dalam pengentasan masalah kelaparan dan menuju ke dunia yang bebas dari kelaparan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya