Dampak lainnya dari ekspansi perkebunan sawit di dataran curah hujan rendah adalah masalah sosial. Kehidupan masyarakat sekitar seringkali sangat bergantung pada sumber daya alam di sekitar mereka, terutama tanah dan air.Â
Ketika lahan perkebunan sawit dibuka, banyak lahan pertanian tradisional yang telah ditempati oleh generasi-generasi sebelumnya menjadi hilang.Â
Hal ini dapat menyebabkan migrasi paksa masyarakat dan konflik sosial yang mempengaruhi keharmonisan dan keamanan di daerah tersebut.
Ketidakpuasan masyarakat sekitar lokasi perkebunan sawit yang hilangnya lahan pertanian tradisional mereka dapat menyebabkan konflik antara masyarakat dan industri perkebunan sawit.
Banyak masyarakat dan kelompok aktivis yang menyatakan bahwa perkebunan sawit seharusnya menjadi alat untuk pembangunan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.Â
Namun, masih banyak faktor politik dan ekonomi yang mencegah pengembangan perkebunan sawit yang berkelanjutan dan memastikan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sejalan dengan kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan, dibutuhkan juga adanya upaya yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam.Â
Program-program bantuan yang membantu masyarakat setempat untuk mengembangkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, serta mengurangi konflik sosial yang disebabkan oleh pembukaan lahan perkebunan sawit.
Dalam jangka panjang, upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan harmonis membutuhkan kerjasama dan kebijakan yang kuat dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.Â
Kita perlu memahami bahwa lingkungan dan kesejahteraan manusia adalah satu kesatuan, dan adanya pengelolaan sumber daya alam yang benar dapat memberikan keseimbangan yang sehat bagi keduanya.
Kesimpulan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya