Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hembusan Sepi di Tengah Malam

28 April 2024   12:39 Diperbarui: 28 April 2024   13:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hembusan sepi menari di malam sunyi Heningnya kegelapan menyelimuti ruang Sepi tak terelakkan tuk hadir di hati Merayap dimana-mana, tak ada yang dapat dihindari

Suara angin yang bersahutan seakan diam Menggoyahkan dedaunan, merangkak pelan Heningnya menggema, pada setiap sentakannya Membuat lirih hati menjadi tak menentu

Tidakkah kau dengar di malam yang kelam ini? Hembusan sepi yang tak terelakkan, menghamba pada waktu Terekam jelas dalam heningnya malam Menjadi tulang punggung bagi kisah hidup

Namun itulah adanya, hembusan sepi di tengah malam Membuat kita merenung, ragu pada kehidupan Dalam gelapnya malam, kita belajar mengenal diri Menjadi pribadi yang kuat, menerima semua kelemahan

Hembusan sepi di malam sunyi Merupakan bisikan dari kehidupan Kita harus menerimanya, tidak menutupi Dan belajar selalu bangkit menghadapinya  

Bukanlah sesuatu yang memilukan Melainkan hadirnya kebenaran Biarlah sepi menjadi teman Kita bisa mencari kehangatan di dalamnya

Kita terbiasa dengan keramaian Lupa untuk merenung dan mencari kebenaran Hembusan sepi di tengah malam Adalah waktu terbaik untuk merenungkan semua

Mendengar bisikan diri kita sendiri Dan selayaknya kita sanjung keindahannya Biarlah sepi membawa kita pada kebenaran Menerangi jalan hidup kita ke depannya

Baca juga: Sepi Pagi

Hembusan sepi di tengah malam sunyi Tak boleh disia-siakan begitu saja Dengan terus merenung, memahami setiap isinya Kita akan temukan arti dari kehidupan yang sebenarnya.

Hening malam bidadari datang menyapa Dengan irama lagu yang indah mengalun Sepiring pesona tiada tergantikan Memikat jiwa yang tengah dirundung sepi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun