Mohon tunggu...
Muhammad Aziz Rizaldi
Muhammad Aziz Rizaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengangguran

Berusaha dan terus bergerak untuk berdampak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penantian yang Tak Berujung

1 Maret 2022   20:59 Diperbarui: 1 Maret 2022   21:04 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga bae bisa payu larang ya, Pak. Weduse kan wis gede-gede. Semoga dewek bisa nempur maning, Gusti.”  Jawab Mbok Tutur setengah senang.

Tak sadar terdengar suara budin yang sudah masak. Lalu Mbok Tutur bergegas mengambil tongkatnya dan berjalan menuju bakaran tersebut untuk mencari budin yang telah tertimbun.

Nah, kie budine. Waduh geseng kie. Semoga esih kena dipangan Bapak.” Mbok Tutur berkata sendiri.

Lalu ia bergegas menuju suaminya yang masih lunglai bersender pada bambu gubuk. Gubuk yang tak layak untuk digunakan untuk berteduh. Payonnya sudah berlubang semua. Bambunya sudah miring seperti hampir roboh. Tapi bagaimana lagi? Hendak membuat gubuk, nempur saja tak bisa. Suara jangkrik semakin mengentir menandakan sore sudah datang.

Kie, Pak, budine. Malahan geseng rumpeng. Semoga si esih bisa dipangan.” Tunjuk Mbok Tutur pada Pak Darsim.

Tanpa diberi aba-aba Pak Darsim langsung melahap budin tersebut tanpa dikupas terlebih dahulu. Budin gosong yang penuh dengan arang. Giginya menjadi hitam seperti arang tadi. Tapi, ia tak peduli. Begitu lahap ia dalam mencerna budin tersebut. Ia seperti tak punya pikiran bahwa beban hidupnya sebenarnya masih banyak. Mbok Tutur hanya memfokuskan pandangan pada gigi hitam Pak Darsim dan tertawa-tawa tanpa beban. Mereka terlihat bahagia sekali, tertawa-tertawa tidak jelas. Tapi, sebenarnya kehidupannya suram penuh penantian. Tapi penantian pada tumbuhan tak aka nada ujungnya.

Desember 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun