Mohon tunggu...
Muhammad Arif Fadillah
Muhammad Arif Fadillah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Kampanye Calon Walikota Dalam Pilkada Kota Bekasi Melalui New Media Seperti Instagram (Mastriadhianto)

6 Januari 2025   11:38 Diperbarui: 6 Januari 2025   11:38 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh Mahasiswa

Muhammad Arif Fadillah

Dosen Pengampuh

Saeful Mujab

Abstrak

Tri Adhianto Tjahyono (lahir 3 Januari 1970) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Bekasi (2018--2022), Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi (2022), dan kemudian Wali Kota Bekasi. Ia menggantikan Rahmat Effendi yang tersandung kasus korupsi. Saat ini, Tri juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi.

Dalam perjalanan kariernya, Tri memiliki rekam jejak panjang di bidang pemerintahan, terutama di sektor infrastruktur. Ia pernah bertugas di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, PT Kereta Api Indonesia, dan Pemerintah Kota Bekasi. Jabatan strategis yang pernah ia pegang meliputi Kepala Bidang Lalu Lintas hingga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

Pada Pilkada 2024, Tri Adhianto bersama Abdul Haris Bobihoe mencalonkan diri sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi dengan slogan "Bekasi Keren." Mereka berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan yang jujur dan amanah, menjalin komunikasi dengan masyarakat, serta menjaga tradisi, seni, dan budaya lokal. Visi mereka adalah mewujudkan Kota Bekasi yang semakin cerdas, kreatif, maju, sejahtera, dan ihsan.

Empat misi utama kampanye mereka mencakup peningkatan kualitas hidup dan lingkungan perkotaan, pembukaan lapangan kerja dengan mendorong inovasi dan teknologi, menciptakan iklim investasi yang adil, serta memperkuat manajemen pemerintahan untuk menjadikan Kota Bekasi bertaraf internasional.

Dalam strategi kampanyenya, Tri Adhianto menonjolkan penggunaan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Pendekatan ini sesuai dengan literatur komunikasi politik yang menekankan pentingnya interaksi dua arah antara kandidat dan masyarakat. Media sosial digunakan untuk menyampaikan visi-misi, mendengarkan aspirasi warga, dan membangun kepercayaan publik, terutama di kalangan generasi muda.

Kampanye Tri Adhianto menggabungkan pengalaman profesionalnya dengan inovasi digital. Strategi ini dinilai efektif dalam menciptakan citra sebagai pemimpin yang kompeten, peduli, dan responsif. Kombinasi antara rekam jejak yang solid dan pendekatan komunikasi terbuka menjadi fondasi utama untuk meraih dukungan masyarakat Kota Bekasi.

Pendahuluan

Tri Adhianto Tjahyono (lahir 3 Januari 1970) adalah politikus Indonesia yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi sejak 7 Januari 2022 kemudian menjadi Wali Kota Bekasi sebelum digantikan oleh Raden Gani Muhamad sebagai Penjabat Wali kota Bekasi yang baru setelah Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi suap Pengadaan Barang dan Jasa dan suap lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi oleh KPK pada 6 Januari 2022. Sebelumnya, ia merupakan Wakil Wali Kota Bekasi periode 2018--2022.

Mas Tri, sapaan akrab Tri Adhianto, adalah anak ketiga dari Bapak G. Soeprapto dan Ibu Endang Sri Guntur Hudiani. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi. Tri Adhianto dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat. Hal ini tercermin dari akses mudah bagi warga untuk berkomunikasi dan berinteraksi langsung melalui media sosial pribadinya, seperti Instagram dan Facebook.

Dalam perjalanan kariernya, Tri Adhianto sempat bertugas di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di PT. Kereta Api Indonesia (KAI) selama satu tahun. Pada tahun berikutnya, yaitu 1994 hingga 2000, ia beralih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lampung, mulai dari posisi staf hingga dipercaya sebagai koordinator jembatan timbang se-Provinsi Lampung. Setelah Oktober 2000, ia dipindahkan ke Pemerintah Kota Bekasi, di mana ia terus mengabdi hingga saat ini.

Selama bertugas di Pemerintah Kota Bekasi, karier Tri Adhianto dimulai di Dinas Perhubungan, di mana ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pengendalian Operasional hingga kemudian menjadi Kepala Bidang Lalu Lintas. Ia juga pernah menduduki posisi strategis sebagai Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Kariernya terus menanjak ketika ia diangkat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yang kemudian bertransformasi menjadi Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air.

Kampanye calon Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono menggunakan strategi pendekatan yang akrab dan terbuka dengan masyarakat, terutama melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook. Dalam literatur pemasaran politik, penggunaan media sosial telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan warga dan mendekatkan kandidat dengan pemilihnya (Duggan, 2020). Hal ini memperlihatkan komitmen Tri dalam memanfaatkan teknologi sebagai medium untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam, terutama generasi muda yang mendominasi pengguna platform digital (Pratama & Azhari, 2021). Di sisi lain, Tri Adhianto juga mengedepankan rekam jejaknya yang panjang di bidang pemerintahan dan infrastruktur sebagai bukti kapasitasnya, yang menurut Ambarwati (2018), menjadi elemen penting dalam meningkatkan persepsi keandalan kandidat di mata publik. Kombinasi antara keterbukaan komunikasi dan pengalaman profesional ini menjadi fondasi utama dalam kampanyenya untuk membangun kepercayaan publik dan menunjukkan kesiapannya dalam memimpin Kota Bekasi ke arah yang lebih baik.

Pembahasaan

Bersama Tri Adhianto dan Abdul Haris Bobihoe

Bekasi Keren menjadi motivasi Tri Adhianto (Calon Walikota Bekasi 2024 -2029) dan Abdul Haris Bobihoe  (Calon Walikota Bekasi 2024 -2029), untuk bekerja sama memberikan pelayanan untuk mewujudkan Kota Bekasi yang Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, Ihsan.

Kesiapan kami maju untuk mencalonkan pada Pilkada tahun ini dengan

KOMITMEN :

  • Jujur dan Amanah
  • Sigap atasi perbrdaan
  • Peduli sesama
  • Menjaga lingkungan,tradisi, seni, budaya
  • Jalin komunikasi dan mengutamakan aspirasi warga kota bekasi

Mohon Doa dan Restunya untuk kali agar diberi kelancaran dalam menjaga dan menjalankan Amanah yang akan diberikan bila berhasil meraih kemenangan pada PILKADA 2024.

Tri Adhianto Dekat dengan Rakyat

"Dari Warga Untuk Warga"

Kami dengan senang hati menerima aspirasi, saran, dan kritik dari warga Kota Bekasi untuk mewujudkan Kota Bekasi yang Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, dan Ihsan. Mari, di Pilkada Bekasi 2024, kita dukung Pak Tri Adhianto sebagai calon Wali Kota Bekasi dan Pak Harris sebagai calon Wakil Wali Kota Bekasi. Pasangan ini memiliki pengalaman, prestasi, serta program kerja yang terarah dan relevan bagi masyarakat Kota Bekasi, seperti yang telah terbukti pada periode sebelumnya.

Kegiatan Pak Tri Adhianto dan Abdul Haris Bobihoe

Untuk informasi seputar kegiatan Pak Tri Adhianto dan Abdul Haris Bobihoe, bisa dicek pada halaman berikut ini. Tidak Hanya itu, disini juga Masyrakat dapat melihat informasi dengan topik sebagai berikut :

  • Mengenal lebih dekat profil Tri Adhianto dan Abdul Hris Bobihoe
  • Informasi Pilkada Bekasi 2024
  • Program kerja Tri Adhianto saat menjabat sebagai Wakil Walikota, Plt Walikota dan Walikota Bekasi
  • Kebersihan Program kerja Tri Adhianto

Kemudahan berkomunikasi melalui media sosial sebagai media baru telah menjadi alternatif bagi para aktor politik untuk berinteraksi dengan masyarakat. Dalam ranah politik, komunikasi tidak hanya mencakup partai politik, tetapi juga melibatkan lembaga legislatif dan eksekutif yang berperan sebagai komunikator politik. Sebagai komunikator politik, mereka berupaya menyampaikan pesan-pesan politik yang ditujukan kepada audiens mereka. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar audiens memahami sistem pemerintahan yang sedang berjalan. Oleh karena itu, media sosial berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan aktor politik dengan masyarakat, memungkinkan penyampaian pesan yang lebih efektif. Media sosial menciptakan ruang baru bagi individu untuk mengekspresikan diri, mengakses informasi, serta memahami isu-isu sosial dan politik (Khasanah & Muttaqin, 2024).

Menurut Van Djik dalam Jurnal Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektivitas Komunikasi, media sosial adalah platform yang berfokus pada eksistensi penggunanya, memfasilitasi mereka untuk beraktivitas dan berkolaborasi. Oleh karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium online yang berfungsi sebagai fasilitator dalam memperkuat hubungan antar pengguna, serta mendukung aktivitas sosial lainnya, seperti derma, kegiatan keagamaan, dan sebagainya. Kehadiran media sosial di era modern ini telah membuat dinamika komunikasi politik berkembang dengan pesat.

Kemudahan komunikasi melalui media sosial sebagai media baru telah menjadi alternatif bagi aktor politik untuk berinteraksi dengan masyarakat. Komunikasi politik tidak hanya mencakup urusan partai politik tetapi juga melibatkan lembaga legislatif dan eksekutif yang berperan sebagai komunikator politik. Sebagai komunikator, mereka berupaya menyampaikan pesan-pesan politik yang ditujukan kepada audiens tertentu, dengan tujuan agar audiens dapat memahami sistem pemerintahan yang sedang berjalan. Dalam penyampaian pesan ini, diperlukan media yang berfungsi sebagai jembatan antara aktor politik dan masyarakat. Media sosial menciptakan ruang baru yang memungkinkan setiap individu mengekspresikan diri, mengakses informasi, serta memahami dunia sosial dan politik(Khasanah & Muttaqin, 2024).

Menurut Van Djik dalam Jurnal Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektivitas Komunikasi, media sosial adalah platform yang berfokus pada eksistensi pengguna, memfasilitasi aktivitas dan kolaborasi mereka. Oleh karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium online yang memperkuat hubungan antar pengguna serta membentuk ikatan sosial. Pada dasarnya, media sosial memungkinkan berbagai aktivitas interaktif dua arah dalam bentuk pertukaran, kolaborasi, dan interaksi melalui tulisan, visual, maupun audiovisual. Media sosial berakar pada tiga konsep utama, yaitu berbagi (sharing), berkolaborasi (collaborating), dan terhubung (connecting).

Para politisi memanfaatkan media untuk menyebarkan informasi, karena media memungkinkan masyarakat untuk mengenal wajah dan latar belakang pemimpin mereka. Media memiliki kekuatan untuk memengaruhi cara pandang masyarakat dalam menilai berbagai hal yang ditampilkan. Pemahaman yang baik dari masyarakat terhadap karakter seorang pemimpin sangat penting, karena dengan begitu mereka akan lebih mendukung kebijakan dan tindakan yang diambil oleh pemimpin tersebut. Oleh karena itu, banyak politisi yang memanfaatkan media sosial untuk membangun citra diri dan mendukung kepentingan politik mereka.

Pada Pilkada 2024, pasangan Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe ingin mewujudkan Kota Bekasi yang Semakin Nyaman dan Sejahtera berfokus pada peningkatan kenyamanan dan kesejahteraan warga. 

Berikut empat misi pasangan Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe: 

  • Meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan perkotaan, baik jasmani maupun rohani, untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan berkelanjutan.
  • Membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dengan dukungan pengembangan ruang inovasi dan kreativitas generasi produktif, serta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
  • Mengembangkan iklim yang kondusif dan kemudahan bagi investasi pembangunan serta dunia usaha yang adil bagi rakyat.
  • Mengembangkan kolaborasi strategis dan memperkuat manajemen pemerintahan kota untuk mendorong Kota Bekasi menjadi kota bertaraf internasionalyangkeren.


Kajian literatur

Dalam studi kampanye politik, pemanfaatan berbagai media komunikasi untuk menjangkau pemilih menjadi faktor penting yang memengaruhi efektivitas kampanye. Kampanye calon Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono dapat dianalisis dengan mengamati penerapan prinsip-prinsip komunikasi politik, khususnya dalam penggunaan media sosial yang berfungsi sebagai saluran utama untuk berinteraksi dengan masyarakat.

Menurut Van Dijk (2012), media sosial berfungsi sebagai platform yang memfasilitasi interaksi dua arah antara aktor politik dan masyarakat. Tri Adhianto Tjahyono memanfaatkan media sosial untuk menciptakan kedekatan dengan warga Kota Bekasi, mengingat karakteristik media sosial yang memungkinkan komunikasi langsung dan personal. Contohnya, Tri Adhianto menggunakan Instagram dan Facebook untuk menyampaikan visi, misi, serta mendengarkan aspirasi masyarakat. Pandangan ini sejalan dengan Koc-Michalska (2015), yang menyatakan bahwa media sosial memberikan kesempatan bagi aktor politik untuk berinteraksi dengan pemilih secara lebih terbuka dan interaktif.

Selain itu, menurut McNair (2011) dalam perspektif komunikasi politik, kesuksesan sebuah kampanye tidak hanya bergantung pada pesan yang disampaikan, tetapi juga pada cara pesan tersebut diterima dan dipahami oleh audiens. Kampanye Tri Adhianto menekankan kedekatannya dengan masyarakat melalui komunikasi yang terbuka dan responsif, yang dapat memperkuat tingkat kepercayaan publik terhadap calon pemimpin tersebut. Dengan menjawab pertanyaan dan mendengarkan keluhan warga, ia berusaha menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya seorang pemimpin yang jauh, tetapi juga figur yang peduli dan mudah dijangkau.

Pada tingkat strategis, kampanye Tri Adhianto memanfaatkan rekam jejaknya yang terbukti di bidang infrastruktur dan pelayanan publik. Seperti yang diungkapkan oleh Schmitt-Beck (2012), rekam jejak yang solid dalam pemerintahan lokal merupakan aset penting dalam membangun citra calon pemimpin yang kompeten dan dapat dipercaya. Tri Adhianto menggabungkan pengalaman yang dimilikinya dalam berbagai posisi pemerintahan di Kota Bekasi sebagai bukti kemampuannya dalam mengelola dan memajukan kota.

Kampanye Tri Adhianto juga memperhatikan pemanfaatan teknologi untuk menjangkau generasi muda. Mengingat semakin dominannya peran media sosial dalam kehidupan sehari-hari, kampanye digital menjadi sarana yang efektif untuk meraih dukungan dari kalangan muda (Tufekci, 2014). Dengan melibatkan media sosial, kampanye ini memberikan kemudahan bagi pemilih untuk berpartisipasi dalam diskusi politik tanpa batasan waktu dan tempat, yang merupakan salah satu bentuk inovasi dalam politik modern.

Secara keseluruhan, kampanye Tri Adhianto Tjahyono dapat dilihat sebagai contoh penerapan komunikasi politik yang efektif dengan memanfaatkan teknologi digital dan rekam jejak pemerintahan. Dengan pendekatan yang terbuka, responsif, dan berbasis media sosial, Tri Adhianto tidak hanya berhasil membangun citra sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat, tetapi juga menampilkan kemampuannya dalam memimpin Kota Bekasi menuju kemajuan yang lebih baik.

Kesimpulan

Tri Adhianto Tjahyono merupakan figur pemimpin yang berpengalaman dan dekat dengan masyarakat. Dengan rekam jejak yang kuat di bidang pemerintahan, terutama dalam infrastruktur dan pelayanan publik, ia menawarkan visi dan misi yang relevan untuk memajukan Kota Bekasi. Dalam kampanye Pilkada 2024, Tri bersama Abdul Haris Bobihoe mengusung pendekatan terbuka dan inovatif melalui pemanfaatan media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Strategi ini efektif dalam membangun citra sebagai pemimpin yang responsif dan kompeten, sekaligus menarik perhatian generasi muda. Kombinasi antara pengalaman profesional, komunikasi yang inklusif, serta visi pembangunan yang terarah menjadikan pasangan ini sebagai kandidat yang menjanjikan untuk membawa Kota Bekasi menuju kemajuan yang lebih baik.

Referensi

Duggan, M. (2020). Political Marketing in the Digital Era: The Power of Social Media in Electoral Campaigns. Journal of Political Marketing, 19(3), 345-362.

Pratama, H., & Azhari, M. (2021). Social Media and Political Engagement Among Young Voters in Indonesia. Asian Journal of Communication, 31(2), 154-169.

Ambarwati, R. (2018). The Role of Political Background in Building Public Trust. Indonesian Journal of Politics, 11(1), 89-101.

Khasanah, N., & Muttaqin, A. (2024). Jurnal Lanskap Politik 15 Khasanah, Muttaqin Strategi Komunikasi Politik Bupati Grobogan Melalui Media Sosial Instagram @Sumarnigrobogan. 2, 1. https://doi.org/10.31942/jlp.2024.2.1

Van Dijk, J. (2012). The Network Society: Social Aspects of New Media. Sage.

Koc-Michalska, K. (2015). Social Media and Political Campaigning in the Digital Age. Journal of Political Communication, 32(4), 345-368.

McNair, B. (2011). An Introduction to Political Communication. Routledge.

Schmitt-Beck, R. (2012). Political Communication and Campaigning. Oxford University Press.

Tufekci, Z. (2014). The Politics of the Internet in the Digital Age. Social Media and Society, 1(1), 1-11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun