Sampai suatu hari di tahun 2021, Pak Lie menghembuskan nafas terakhirnya di atas kapal , tempat dimana ia mengobati pasiennya, Bersamaan disaat ia sedang menolong pasiennya. Baru setelah kepergiannya itu orang mulai bicara tentang jasanya. Tapi bagi ia, yang terpenting bukan lah suatu nama besar, melainkan berapa banyak orang yang bisa dibantu dan terbantu, sembuh dan tersenyum lebar.Â
Seperti bayangan yang terlihat, tapi tidak terterawang, mungkin itulah ia ,orang yang layak untuk disebut Pahlawan bangsa Dr. Lie Dharmawan, tokoh hebat yang Indonesia punya, tanpa nama besar, namun pengabdian yang begitu besar, tanpa memperkenalkan, ia sudah sangat terkenal. Â Â
"kami meyakini bahwa kita ini hidup oleh kasih yang sudah kita terima terlebih dahulu dari Tuhan, cinta dan kasih inilah yang mau kita bagikan, Ketika kita menyisakan Sebagian dari uang kita, ketika kita menyisahan sebagian dari waktu kita, ketika kita menyisahkan  sebagian atau menyumbangkan sebagian dari kepandaian kita untuk orang-orang yang tidak punya privilege untuk mendapatkan pertolongan, Katakanlah di dalam hal ini khususnya di bidang medis, hati kita akan berbunga-bunga melihat betapa banyak air mata kegembiraan mengalir ketika anaknya, suaminya, istrinya, Ibunya dan lain-lainnya menjadi sembuh, inilah yang menjadi inspirasi bagi kami, inilah yang menjadi motivasi dan sumber energi yang selalu terbarukan ketika mengingat bahwa, kasih itu sesuatu yang indah dan karena kasih itulah kita hidup dan itulah yang mau kami bagikan."  Dr. Lie Agustinus Dharmawan
Dr. Lie Augustinus Dharmawan telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Sosoknya mungkin tak sepopuler pahlawan-pahlawan yang sering kita dengar, namun jejak pengabdiannya terukir begitu dalam di hati masyarakat pesisir dan pulau-pulau terpencil Indonesia. Melalui Rumah Sakit Apung yang ia rintis, ribuan nyawa telah terselamatkan. Filosofi hidupnya yang mengutamakan pelayanan di atas keuntungan materi menjadi teladan bagi generasi dokter masa kini. Kepergiannya di atas kapal - tepat saat sedang menjalankan tugas mulianya - seolah menjadi simbol pengabdian sejati seorang dokter pada panggilan hidupnya. Di tengah era yang semakin materialistis, kisah Dr. Lie Augustinus Dharmawan mengingatkan kita bahwa kemanusiaan dan pengabdian tulus adalah nilai yang tak lekang oleh waktu. Ia membuktikan bahwa untuk menjadi pahlawan, yang dibutuhkan bukanlah nama besar atau pengakuan publik, melainkan kesediaan untuk memberikan yang terbaik bagi sesama, sepenuh hati. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H