Â
Kelompok 21 Mahasiswa Mengabdi Desa (MMD) 2024 Universitas Brawijaya telah melaksanakan program kerja di Kampung Sawi Mondoroko, Desa Banjararum, Kabupaten Malang. Salah satu kegiatan kami adalah sosialisasi dan demonstrasi pembuatan biopori yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
Sosialisasi Pembuatan Biopori
Acara sosialisasi dimulai dengan pemaparan mengenai pentingnya biopori oleh kami. Kami menjelaskan bahwa biopori adalah lubang-lubang kecil yang dibuat di tanah untuk meningkatkan daya serap air dan mengurangi genangan. Biopori dapat membantu mengurangi risiko banjir, meningkatkan cadangan air tanah, dan mendukung kelestarian lingkungan.
Kami memberikan materi yang informatif dan mudah dipahami, dilengkapi dengan contoh-contoh nyata mengenai manfaat biopori. Kami juga memaparkan teknik-teknik pembuatan biopori yang sederhana dan alat-alat yang diperlukan seperti solder, bor dan pipa paralon yang akan digunakan, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menerapkan teknik tersebut di lingkungan sekitar.
Demonstrasi Praktis Pembuatan Biopori
Setelah sesi sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan biopori. Kami memperagakan langkah-langkah pembuatan biopori di beberapa titik yang telah ditentukan di Kampung Sawi Mondoroko. Demonstrasi ini melibatkan partisipasi aktif dari para penggiat sawi, yang sangat antusias untuk belajar dan mencoba sendiri.
Proses pembuatan biopori dimulai dengan menggali lubang kecil menggunakan alat bor tanah. Setelah itu, lubang diisi dengan bahan organik seperti daun kering, sisa sayuran, dan sampah organik lainnya. Bahan organik ini berfungsi sebagai kompos alami yang membantu mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah. Kami juga menjelaskan pentingnya pemeliharaan biopori agar tetap berfungsi optimal.
Respon Positif dari Masyarakat
Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan biopori ini mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat Kampung Sawi Mondoroko. Kami menyadari betapa pentingnya penerapan teknik ini untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari dan terhindar dari masalah banjir. Warga pun berkomitmen untuk melanjutkan pembuatan biopori di lingkungan mereka dengan bimbingan dan pendampingan dari mahasiswa.
Ketua Kelompok 21, Rendy, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan. "Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat," ujarnya.
Kesimpulan
Kegiatan Kelompok 21 dalam program MMD 2024 Universitas Brawijaya  di Kampung Sawi Mondoroko, Desa Banjararum,  Kabupaten Malang, telah berhasil mengedukasi dan menginspirasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan melalui pembuatan biopori. Program kerja ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H