- Pengertian Jiwa
  Jiwa (berasal dari Bahasa sanskerta Jiva yang artinya "benih kehidupan") Dalam agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (immaterial) dari seseorang. [1]Biasanya jiwa dipercaya mencakup pikiran dan kepribadian dan sinonim dengan roh, akal, atau awak diri. Di dalam teologi, jiwa dipercaya hidup terus setelah seseorang meninggal, dan sebagian agama mengajarkan bahwa Tuhan adalah pencipta jiwa. Di beberapa budaya, benda benda mati dikatakan memiliki jiwa, kepercayaan ini disebut animisme.[2]
Â
- Konsep jiwa menurut Ibn Sina
Â
   Jiwa manusia merupakan satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud yang terlepas dari badan. Jiwa manusia timbul dan tercipta tiap kali ada badan, yang sesuai dan dapat menerima jiwa, lahir di dunia ini. Walaupun jiwa tidak mempunyai fungsi fisik. Panca indera yang lima dan daya-daya batin dari jiwa binatanglah, yang menolong jiwa manusia untuk memperoleh konsep-konsep dan ide-ide dari alam sekelilingnya.[3]
Â
   Apabila jiwa telah mencapai kesempurnaannya, maka badan tidak diperlukan lagi bahkan menjadi penghalang mewujudkan kesempurnaan. Sejalan dengan terpisahnya antara badan dengan jiwa tersebut, maka jiwa manusia tidak mesti hancur dengan hancurnya badan.
Â
  Tetapi jiwa tumbuh-tumbuhan dan jiwa binatang yang terdapat dalam diri manusia, hanya mempunyai fungsi-fungsi yang bersifat fisik akan mati dengan mati nya badan tak akan dihidupkan kembali di akhirat. Balasan nya untuk kedua jiwa ini pun dicukupkan di dunia saja. Berbeda dengan jiwa manusia yang bertujuan pada hal-hal yang abstrak akan dihidupkan kelak di akhirat.
Â
   Jiwa manusia akan kekal dan jika mencapai kesempurnaan sebelum ia berpisah dengan badan, bahkan ia selama nya akan berada dalam kesenangan, tetapi kalo tidak belum mampu melepaskan dari pengaruh hawa nafsu, maka ia akan hidup dalam keadaan menyesal dan akan ditimpah kesengsaraan yang sangat berat di akhirat karna tidak terpenuhi nya hasrat jasmania.[4]