Namun dalam pelaksanaan nya, sebenarnya kedua cara itu juga memiliki fungsi yang masing masingnya berbeda kepentingan, ya memang bisa dibilang untuk photoboard bisa dijadikan alternatif bila tidak adanya storyboard yang dibuat, namun photoboard juga bisa dibilang masih punya kekuarangan dalam visualisasi dari shot yang akan di garap nanti.
Karena fungsi nya yang bisa dibilang penting, maka dari itu pembuatan storyboard juga tidak bisa dibilang mudah, bahkan orang yang bisa menggambar saja belum tentu bisa membuat storyboard dengan tata cara yang benar. Maka dari itu dibutuhkan SDM yang memang berkutik dalam bidang pembuatan storyboard itu sendiri. Jika kita Bahas lebih dalam lagi, pembuatan storyboard itu mempunyai beberapa tahapan dalan pembuatannya. Antara Lain :
- Membuat Sketsa Konsep
Pertama-tama, para pembuat film akan membuat sketsa konsep untuk setiap adegan. Sketsa ini biasanya digambar secara kasar dan cepat, dengan tujuan untuk menggambarkan ide dan konsep awal untuk setiap adegan. Sketsa konsep ini juga dapat digunakan sebagai referensi dalam proses selanjutnya.
- Menentukan Urutan Cerita
Setelah sketsa konsep dibuat, para pembuat film akan menentukan urutan cerita dan bagaimana adegan satu terkait dengan adegan lainnya. Mereka akan memutuskan mana adegan yang paling penting dan mana yang perlu disertakan dalam storyboard.
- Menggambar Panel Storyboard
Setelah menentukan urutan cerita, para pembuat film akan menggambar panel storyboard yang lebih detail dan akurat. Mereka akan menggambar setiap adegan secara terpisah dengan menggunakan sketsa konsep sebagai acuan, dan menambahkan detail seperti posisi kamera, sudut pandang, dan gerakan karakter.
- Menambahkan Catatan dan Keterangan
Setelah setiap panel storyboard selesai digambar, para pembuat film akan menambahkan catatan dan keterangan untuk setiap adegan, seperti deskripsi adegan, dialog, dan gerakan karakter. Catatan ini penting untuk memberikan panduan yang jelas bagi tim produksi dan kru film.
- Evaluasi dan Revisi
Setelah storyboard selesai dibuat, para pembuat film akan mengevaluasi hasilnya dan melakukan revisi jika diperlukan. Mereka akan melihat storyboard secara keseluruhan untuk memastikan bahwa urutan cerita dan setiap adegan terlihat baik dan jelas, serta memperbaiki masalah yang muncul selama proses pembuatan.
- Persetujuan dan Distribusi
Setelah storyboard selesai direvisi, para pembuat film akan meminta persetujuan dari sutradara atau produser sebelum membagikannya kepada tim produksi dan kru film. Setelah mendapat persetujuan, storyboard dapat didistribusikan ke seluruh tim produksi dan kru film sebagai panduan dalam proses produksi.
Kira-kira enam poin tahapan tersebut lah cara yang paling effisien dalam pembuatan sebuah storyboard untuk film maupun animasi, namun meskipun bisa dibilang effisien, tetapi hal itu adalah hal yang paling effisien jika kita memakai jasa dari seorang manusia, bagaimana kalau hal itu kita permudah lagi dengan menggunakan jasa sebuah robot atau kecerdasan buatan?Â
Akhir-akhir ini sedang gencar-gencarnya AI(Kecerdasan Buatan) dibahas di media sosial, seperti AI yang bisa menggambar hanya dengan enkripsi dari sebuah teks yang kita masukan, tidak hanya gambar tetapi bahkan sebuah Video. Adalah sebuah ide yang bagus jika kita menerapkan konsep AI seperti itu untuk menggambar sebuah storyboard dalam pembuatan sebuah film.
Namun pertanyaan yang kembali muncul adalah, apakah pekerjaan dari para pembuat storyboard professional akan tergantikan oleh para AI? Tentu tidak ada yang tau bagaimana di masa depan nanti, namun jika kita membahas tentang kemungkinan, tentu saja kemungkinannya sangatlah besar.