Mohon tunggu...
MUHAMMAD ALFIAN
MUHAMMAD ALFIAN Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Seorang mahasiswa Film dan televisi UPI yang mempunyai hobi di bidang sinematografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Warung Madura Hanya Akan Tutup pada Hari Kiamat?

22 Maret 2023   00:00 Diperbarui: 22 Maret 2023   00:01 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Allhamdulilah sih mas ya, kita juga bahkan punya langganan kan dari orang-orang sini juga, ya paling pas kemarin aja apa tuh? Pas corona, lumayan sulit juga sih mas, tapi ya untungnya karena masih ada orang-orang yang lanngganan sama kita tadi, ya allhamdulilah masih ada lah rezeki nya mas," ungkap Pak Wanto.

Pak Wanto, Pengelola Warung Klontong Madura, mengungkapkan bahwa ia sering tidur di warung saat sedang bekerja shift malam. Meski sebenarnya ia memiliki rumah, tetapi karena warungnya buka 24 jam, ia lebih memilih untuk bertahan di tempat kerja. Namun, ia juga mengakui bahwa saat sudah bergantian shift dengan istrinya, mereka akan pulang ke rumah untuk beristirahat.

Pak Wanto mengatakan bahwa toko klontong Madura yang ia kelola buka 24 jam dan jarang tutup kecuali saat dia pulang ke kampung. Saat ditanya kapan tutupnya, Pak Wanto dengan santai menjawab "Kalau kata orang mah sih tutup nya pas kiamat aja ya hahaha, kiamat juga kayanya masih dapet setengah hari lah mas bukanya hahaha, ya ga tutup-tutup sih mas memang."

Menjadi toko yang buka 24 jam tentunya menjadi nilai tambah bagi konsumen yang memerlukan barang atau kebutuhan mendadak pada waktu-waktu tertentu. Hal ini juga menjelaskan mengapa Pak Wanto sering tidur di belakang warung untuk memastikan keamanan dan ketersediaan barang selama 24 jam. Meski begitu, ia juga menyebutkan bahwa ia pulang ke kampung saat ia memiliki waktu luang.

Untuk penggunaan telepon dan buka baju di warung klontong memang menjadi suatu stereotipe yang melekat. Pak Wanto mengakui bahwa stereotipe tersebut benar dalam hal penggunaan teleponan. Karena pekerjaan di warung klontong memang terbilang monoton, maka telfonan kadang dilakukan sebagai penghibur. Tak hanya dengan pelanggan, telfonan juga dilakukan dengan pemilik warung madura lain sebagai ajang berbagi informasi, seperti harga barang dan produk yang sedang laris di daerah lain.

Stereotipe yang kedua adalah tentang kebiasaan buka baju di warung klontong. Namun menurut Pak Wanto, hal ini tergantung dari tempatnya. Di daerah Jakarta yang panas, buka baju memang dilakukan untuk meredakan rasa gerah. Namun, ini bukanlah suatu hal yang umum terjadi di seluruh warung klontong.

Stereotipe yang melekat pada warung klontong sebenarnya tidak selalu benar-benar terjadi di setiap warung klontong. Setiap warung memiliki kebiasaan dan karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari tempat dan lingkungan sekitarnya.

Pak Wanto menjelaskan bahwa cara menyesuaikan harga di toko klontong miliknya adalah dengan memperhatikan harga di warung Madura lainnya yang berada di sekitar wilayah tersebut. Menurutnya, harga di warung Madura umumnya memiliki kesamaan karena didasarkan pada perhitungan modal dan harga jual yang sama. Selain itu, mereka juga sering berkomunikasi untuk berbagi informasi mengenai harga barang yang sedang laku di pasaran.

Dengan cara ini, Pak Wanto dan rekan-rekannya dapat menyesuaikan harga barang dengan harga yang berlaku di sekitar wilayahnya. Meskipun demikian, ia juga mengungkapkan bahwa mereka selalu berusaha menjaga harga tetap terjangkau dan bersaing dengan minimarket yang ada di sekitar mereka.

Menurut pak wanto, ia juga menuturkan bahwa salah satu ciri khas dari Toko Klontong Madura adalah susunan barang yang rapi dan teratur. Biasanya, produk yang dijual akan ditempatkan secara sistematis pada rak atau etalase. Hal ini bertujuan agar produk mudah dicari dan dilihat oleh pelanggan. Selain itu, Toko Klontong Madura juga seringkali memiliki dominasi warna hijau-hijau yang khas.

Tidak hanya itu, Toko Klontong Madura juga seringkali menempatkan beras dalam etalase yang ditutup. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kualitas beras yang dijual. Meskipun beras ditempatkan dalam etalase yang tertutup, pelanggan tetap bisa memilih dan membeli beras yang diinginkan dengan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun