"Iya kake" Jawabku seraya menundukan kepala, dengan penuh harapan bisa dapat tempat duduk
"Sini duduk, kamu sudah lama kan berdiri, kake mau pergi" Suara tua yang amat lembut baik hati, seperti ibu yang mengasihi anaknya
"Iya kake makasih tempat duduknya" Hati yang amat bahagia, seraya mendapat warisanÂ
Kaki-kaki yang sudah lelah berdiri kini sudah mendapatkan tempat duduk, serambi melunjurkan kaki terdengar suara-suara seporter yang amatlah keras membuka ingatanku atas rere yang masih setia berdiri, aku pun bergegas memangil rere untuk berbagi kursi denganku.Â
"Re sini duduk" Suara kerasku memanggil rere
"apaan kursi cuma satu masak buat berdua" Jawab rere seraya menolak tapi penuh harapan
"idih...banyak omong buru sini" Dengan wajah masamku agar membuat rere tertunduk
"iya...iya" Suara lemahnya kini telah keluar
Akhirnya aku bisa menaklukkan gaya rere yang sedikit penuh gengsi. Terkadang aku berfikir. Berbagi itu tidak harus menunggu kita memiliki hal lebih, selagi kita masih bisa berbagi, kenapa tidak! bukankah kebaikan itu tidak pernah merugikan kita?
****
Di penghujung waktu pertandingan sepak bola pun, dimenangkan oleh klub kebanggaanku, amatlah bahagia karena gool terakhirnya!, tv yang sudah dimatikan menandakan pengunjung harus beranjak pergi dari cafe tersebut, satu persatu pengunjung mulai keluar, kami pun masih setia duduk di depan tv yang mati, rere pun bergegas kedepan menemui penjaga cafe tersebut untuk meminta pasword wiffi.