Di cafe inilah kami mencari wawasan baru mendownload vidio-vidio yang bisa kami ambil manfaatnya, berhubung paket internet disini mahal di rumah tak menggunakan wiffi pula, Cafe inilah yang menjadi teman setia kami, yah walaupun terkadang sinyalnya tersendat -sendat, disitulah keseruan & kesabaran mendownload kita diuji.
****
Malampun mulai larut angin musim dingin yang berhembus dari utara semilir menyapu kota kairo. Angin itu membawa kesejukan yang amat mendalam sampai-sampai tubuh kamipun menggigil karena dinginya angin malam.Â
Di malam yang sepi itu kami pun memutuskan untuk beranjak pulang. Jalanan yang sepi, lampu-lampu yang gelap, suara anjing menggogong membuat suasana semakin hanyut mistis seperti filem-filem horor di bioskop.
****
Suara sendal yang menyeret amatlah bising di telingaku, sembari berjalan ku tengok lorong-lorong gelap itu, terdengar suara bentakan dan tangisan yang menyedihkan, berlahan-lahan kamipun mendekati lorong itu. Ada seseorang ibu memarahi anaknya karena bermain hingga larut malam , kata-kata kasar, sentuhan yang kasar itupun mengingatkanku atas perkatan Novelis Habiburrahman El Shirazy yang ku dengar di Caffe tadi, belau pernah berkata dalam seminarnya.
***
"Anak kecil yang dia terbiasa hidup di keluarga yang kata-katanya kasar jangan pernah berharap anak kecil itu bisa berkata indah, sebaliknya anak kecil yang terbiasa di kuluarga yang penuh tata krama dan sopan santun, kalimat-kalimat orang tuanya memberikan contoh yang indah, maka anak kecil itu pasti bisa berkata dengan indah".
****
Hikmah yang bisa kita petik dari kata-kata itu, terkadang kita yang lebih dewasa atau lebih tua, terlalu mudah dan bangga melontarkan kata-kata kasar kepada adik,teman, bahkan anak kita sendir, bagi yang sudah menikah.
 Tanpa kita sadari sebenarnya efek dari perkatan itu, ber imbas besar pada adik-adik kita dan anak-anak.