Mohon tunggu...
Muhammad akhwan jauhari
Muhammad akhwan jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Tingkat 1 Fakultas Usuludin al-Azhar, Kairo, Mesir

Penulis Muhammad Akhwan Jauhari lahir di karang anyar, Lampung selatan, 09 November 1997, Pernah menempuh pendidikan di SDN 1 atap Jati Agung dan MI Al-Islah natar Lamsel, MTS Darul Ihsan,payaman,Nganjuk, dan MTs Psm Pace, Nganjuk, Jatim, Paket C PPTQ Miftahul Jannah, sekampung Lamtim.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ra dan Re

21 Januari 2020   03:08 Diperbarui: 21 Januari 2020   14:59 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.londfesh.wordpress.com

Di cafe inilah kami mencari wawasan baru mendownload vidio-vidio yang bisa kami ambil manfaatnya, berhubung paket internet disini mahal di rumah tak menggunakan wiffi pula, Cafe inilah yang menjadi teman setia kami, yah walaupun terkadang sinyalnya tersendat -sendat, disitulah keseruan & kesabaran mendownload kita diuji.

****

Malampun mulai larut angin musim dingin yang berhembus dari utara semilir menyapu kota kairo. Angin itu membawa kesejukan yang amat mendalam sampai-sampai tubuh kamipun menggigil karena dinginya angin malam. 

Di malam yang sepi itu kami pun memutuskan untuk beranjak pulang. Jalanan yang sepi, lampu-lampu yang gelap, suara anjing menggogong membuat suasana semakin hanyut mistis seperti filem-filem horor di bioskop.

****

Suara sendal yang menyeret amatlah bising di telingaku, sembari berjalan ku tengok lorong-lorong gelap itu, terdengar suara bentakan dan tangisan yang menyedihkan, berlahan-lahan kamipun mendekati lorong itu. Ada seseorang ibu memarahi anaknya karena bermain hingga larut malam , kata-kata kasar, sentuhan yang kasar itupun mengingatkanku atas perkatan Novelis Habiburrahman El Shirazy yang ku dengar di Caffe tadi, belau pernah berkata dalam seminarnya.

***

"Anak kecil yang dia terbiasa hidup di keluarga yang kata-katanya kasar jangan pernah berharap anak kecil itu bisa berkata indah, sebaliknya anak kecil yang terbiasa di kuluarga yang penuh tata krama dan sopan santun, kalimat-kalimat orang tuanya memberikan contoh yang indah, maka anak kecil itu pasti bisa berkata dengan indah".

****

Hikmah yang bisa kita petik dari kata-kata itu, terkadang kita yang lebih dewasa atau lebih tua, terlalu mudah dan bangga melontarkan kata-kata kasar kepada adik,teman, bahkan anak kita sendir, bagi yang sudah menikah.

 Tanpa kita sadari sebenarnya efek dari perkatan itu, ber imbas besar pada adik-adik kita dan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun