Mohon tunggu...
Muhammad akhwan jauhari
Muhammad akhwan jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Tingkat 1 Fakultas Usuludin al-Azhar, Kairo, Mesir

Penulis Muhammad Akhwan Jauhari lahir di karang anyar, Lampung selatan, 09 November 1997, Pernah menempuh pendidikan di SDN 1 atap Jati Agung dan MI Al-Islah natar Lamsel, MTS Darul Ihsan,payaman,Nganjuk, dan MTs Psm Pace, Nganjuk, Jatim, Paket C PPTQ Miftahul Jannah, sekampung Lamtim.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ra dan Re

21 Januari 2020   03:08 Diperbarui: 21 Januari 2020   14:59 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya kake" Jawabku seraya menundukan kepala, dengan penuh harapan bisa dapat tempat duduk

"Sini duduk, kamu sudah lama kan berdiri, kake mau pergi" Suara tua yang amat lembut baik hati, seperti ibu yang mengasihi anaknya

"Iya kake makasih tempat duduknya" Hati yang amat bahagia, seraya mendapat warisan 

Kaki-kaki yang sudah lelah berdiri kini sudah mendapatkan tempat duduk, serambi melunjurkan kaki terdengar suara-suara seporter yang amatlah keras membuka ingatanku atas rere yang masih setia berdiri, aku pun bergegas memangil rere untuk berbagi kursi denganku. 

"Re sini duduk" Suara kerasku memanggil rere

"apaan kursi cuma satu masak buat berdua" Jawab rere seraya menolak tapi penuh harapan

"idih...banyak omong buru sini" Dengan wajah masamku agar membuat rere tertunduk

"iya...iya" Suara lemahnya kini telah keluar

Akhirnya aku bisa menaklukkan gaya rere yang sedikit penuh gengsi. Terkadang aku berfikir. Berbagi itu tidak harus menunggu kita memiliki hal lebih, selagi kita masih bisa berbagi, kenapa tidak! bukankah kebaikan itu tidak pernah merugikan kita?

****

Di penghujung waktu pertandingan sepak bola pun, dimenangkan oleh klub kebanggaanku, amatlah bahagia karena gool terakhirnya!, tv yang sudah dimatikan menandakan pengunjung harus beranjak pergi dari cafe tersebut, satu persatu pengunjung mulai keluar, kami pun masih setia duduk di depan tv yang mati, rere pun bergegas kedepan menemui penjaga cafe tersebut untuk meminta pasword wiffi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun