Mohon tunggu...
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA
MUHAMMAD AGAM DWIPUTRA Mohon Tunggu... Arsitek - Mahasiswa_S1 Arsitektur Universitas Mercubuana

NIM : 41221120005 Universitas Mercu Buana Meruya, Fakultas Teknik prodi Arsitektur. Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

kuis 13 - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

5 Desember 2024   12:36 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:36 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Integrasi dengan Kebijakan Sosial

Kebijakan kriminal juga terintegrasi ke dalam kerangka kebijakan sosial. Artinya, kebijakan yang diambil untuk menanggulangi kejahatan harus mempertimbangkan faktor sosial yang lebih luas, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk menghukum pelaku kejahatan, tetapi juga untuk mengatasi akar penyebab kejahatan.

Misalnya, program rehabilitasi bagi pelaku kejahatan dapat menjadi bagian dari kebijakan kriminal yang lebih luas, yang bertujuan untuk mengurangi angka kejahatan dengan memberikan kesempatan bagi individu untuk memperbaiki diri dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat. Hal ini mencerminkan pemahaman bahwa kejahatan sering kali terkait dengan kondisi sosial yang kurang beruntung.

Pendekatan Kebijakan yang Rasional

Kebijakan kriminal memerlukan pendekatan yang didorong oleh data dan analitis. Artinya, kebijakan yang diambil harus didasarkan pada penelitian dan pemahaman yang mendalam tentang pola kejahatan, karakteristik pelaku kejahatan, dan dampak kebijakan yang diterapkan. Dengan pendekatan ini, diharapkan kebijakan kriminal dapat lebih efektif dalam mengurangi kejahatan dan meningkatkan keselamatan publik.

Penyebab Kejahatan


Memahami penyebab kejahatan merupakan upaya yang rumit yang melibatkan berbagai teori dan perspektif. Di sini, kita akan mengeksplorasi beberapa kerangka kerja utama: Biologis/Psikologis, Sosiologis, Teori Penyimpangan Budaya, Teori Kontrol Sosial, dan teori-teori penting lainnya seperti Teori Pelabelan, Teori Konflik, dan Kriminologi Radikal (Kritis).


1. Penyebab Biologis/Psikologis


Teori-teori biologis menyatakan bahwa faktor genetik dan fisiologis dapat memengaruhi individu untuk berperilaku kriminal. Misalnya, penanda genetik tertentu dapat dikaitkan dengan agresivitas atau impulsivitas, yang dapat meningkatkan kemungkinan terlibat dalam aktivitas kriminal. Selain itu, teori-teori psikologis berfokus pada masalah kesehatan mental, gangguan kepribadian, dan sifat-sifat perilaku yang dapat berkontribusi pada kriminalitas. Misalnya, individu dengan gangguan kepribadian antisosial mungkin menunjukkan kurangnya empati dan penyesalan, yang mengarah pada perilaku kriminal.


2. Penyebab Sosiologis


Teori-teori sosiologi menekankan peran struktur dan hubungan sosial dalam memengaruhi perilaku kriminal. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan disorganisasi sosial dapat menciptakan lingkungan di mana kejahatan lebih mungkin terjadi. Misalnya, masyarakat dengan tingkat pengangguran dan ketidakstabilan sosial yang tinggi dapat mengalami tingkat kejahatan yang lebih tinggi karena kurangnya kohesi sosial dan sistem pendukung.


3. Teori Penyimpangan Budaya


Teori Penyimpangan Budaya menyatakan bahwa kejahatan merupakan hasil dari individu yang menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan norma-norma subkultur tertentu yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat arus utama. Teori ini menyatakan bahwa ketika individu dibesarkan dalam lingkungan di mana perilaku kriminal dinormalisasi, mereka lebih cenderung mengadopsi perilaku ini sebagai sesuatu yang dapat diterima. Misalnya, budaya geng sering kali mempromosikan nilai-nilai yang mengagungkan kekerasan dan aktivitas kriminal, yang menyebabkan para anggotanya terlibat dalam perilaku tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun