HASIL DAN PEMBAHASAN
Revitalisasi gerakan mahasiswa merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam memastikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial tetap relevan di era digital(Suryaningsih dkk., 2021). Setiap strategi revitalisasi harus dirancang secara matang agar gerakan mahasiswa mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, tanpa mengabaikan nilai-nilai perjuangan yang telah menjadi dasar gerakan mereka. Strategi revitalisasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penguatan organisasi, pengembangan pemikiran kritis, hingga pemanfaatan teknologi digital(Muliastrini, 2019). Masing-masing strategi tersebut saling berkontribusi dalam memperbarui dan memperkuat gerakan mahasiswa, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan sosial-politik yang semakin kompleks.
Salah satu tujuan utama dari revitalisasi gerakan mahasiswa adalah meningkatkan kualitas formulasi gagasan untuk perubahan sosial(Nugraha & Karmila, 2023). Di tengah era yang penuh dengan tantangan baru, mahasiswa dituntut untuk tidak hanya peka terhadap isu-isu sosial, tetapi juga mampu merumuskan gagasan yang relevan dan solutif. Revitalisasi ini memungkinkan mahasiswa untuk mengintegrasikan pengetahuan yang lebih luas, baik dari akademis maupun pengalaman lapangan, dalam merumuskan ide-ide inovatif yang dapat diimplementasikan dalam aksi sosial. Strategi ini juga mendorong mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dan analitis dalam merespons dinamika sosial yang cepat berubah(Mulyasa, 2023).
Era digital memainkan peran kunci dalam strategi revitalisasi gerakan mahasiswa, terutama dalam formulasi gagasan(Fonna, 2019). Teknologi digital memberikan akses tak terbatas terhadap informasi, memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan data secara cepat dan luas, yang kemudian dapat digunakan untuk memperkuat argumen dan gagasan mereka. Platform media sosial juga menjadi alat penting dalam menyebarkan gagasan dan membangun solidaritas di antara mahasiswa, baik di tingkat lokal maupun global. Namun, di sisi lain, era digital juga membawa tantangan baru, seperti penyebaran informasi yang tidak akurat atau manipulatif, yang dapat merusak validitas gerakan mahasiswa(Syahputri & Katimin, 2024).
Tantangan terbesar yang dihadapi gerakan mahasiswa dalam era digital adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan mempertahankan prinsip-prinsip gerakan sosial yang berfokus pada perubahan nyata(Ginanjar dkk., 2022). Informasi yang berlimpah dan cepat terkadang membuat mahasiswa rentan terhadap distorsi fakta dan hoaks, yang pada akhirnya dapat mengurangi kredibilitas gerakan(Karimullah, 2024). Oleh karena itu, salah satu strategi revitalisasi yang penting adalah memperkuat literasi digital di kalangan mahasiswa, sehingga mereka mampu memfilter informasi dengan kritis dan menggunakan teknologi secara efektif dalam memperjuangkan isu-isu sosial.
Lebih dari itu era digital juga menghadirkan berbagai peluang bagi gerakan mahasiswa. Dengan adanya teknologi digital, mahasiswa dapat memperluas jangkauan gerakan mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional. Mereka dapat membangun jaringan solidaritas global, berbagi pengalaman, dan belajar dari gerakan-gerakan serupa di negara lain. Selain itu, teknologi memungkinkan mahasiswa untuk lebih fleksibel dalam mengorganisasi aksi, baik secara online maupun offline, yang dapat meningkatkan efektivitas gerakan(Nadia, 2019). Peluang ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk merancang strategi yang lebih inovatif dan adaptif dalam memperjuangkan perubahan sosial.
Maka  strategi revitalisasi gerakan mahasiswa harus memperhitungkan pengaruh era digital, baik dari segi tantangan maupun peluang yang ada. Dengan formulasi gagasan yang lebih matang dan pemanfaatan teknologi yang bijak, gerakan mahasiswa dapat terus memainkan peran penting sebagai penggerak perubahan sosial di Indonesia(Setyoko & Satria, 2020). Revitalisasi ini bukan hanya sekadar penyesuaian teknis, tetapi juga pembaruan semangat perjuangan yang lebih relevan dengan kondisi zaman.
KESIMPULAN
Revitalisasi gerakan mahasiswa di era digital merupakan langkah strategis yang krusial untuk memastikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan sosial tetap relevan. Setiap strategi yang diterapkan harus mencakup penguatan organisasi, pengembangan pemikiran kritis, serta pemanfaatan teknologi digital untuk memperkuat daya saing gerakan. Selain itu, revitalisasi ini juga bertujuan meningkatkan kualitas formulasi gagasan mahasiswa agar lebih solutif dan relevan terhadap tantangan sosial yang semakin kompleks.
Era digital memberikan tantangan sekaligus peluang bagi gerakan mahasiswa. Tantangan utamanya adalah menjaga validitas gerakan di tengah banjir informasi dan potensi distorsi fakta, sementara peluang yang dihadirkan berupa akses informasi yang lebih luas dan kemampuan membangun solidaritas global. Dengan memperkuat literasi digital dan mengintegrasikan teknologi secara bijak, gerakan mahasiswa dapat meningkatkan efektivitas dan jangkauan aksi mereka.
Revitalisasi gerakan mahasiswa tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga mengandung unsur pembaruan semangat perjuangan yang lebih adaptif dengan perkembangan zaman. Dengan strategi yang tepat, mahasiswa dapat terus memainkan peran vital dalam mendorong perubahan sosial yang lebih inklusif dan adil di Indonesia.