2. Teknik Literal (Harfiah) :
Puisi diatas juga menggunakan teknik literal, hal ini mengacu pada penerjemahan yang dilakukan secara langsung mengikuti struktur dan kata-kata dari teks sumber, dengan sedikit perubahan untuk menjaga makna. Contohnya terdapat pada frasa "Engkau ucapkan kata” diterjemahkan menjadi “Your words, spoken.”di sini dapat dilihat kata-katanya diterjemahkan secara langsung, sehingga mempertahankan struktur aslinya.
3. Teknik Reduction (Reduksi) :
Teknik ini umum digunakan yang mana mengacu pada penghilangan sebuah kata atau elemen tertentu yang dianggap tidak esensial untuk menjaga makna secara keseluruhan, biasanya untuk membuat terjemahan lebih ringkas atau lebih alami dalam bahasa target. Contohnya terdapat pada frasa “namun gema ucapanmu melingkari puncak bukit,” disini kata “gema” dapat disingkat menjadi “echo” dalam terjemahan “still echo through hilltops.”
F. Strategi Penerjemahan Puisi Berjudul " Cahaya Dilangit Pagaruyuang" Karya Leni Marlina
1. Imagery :
Strategi diatas digunakan oleh penulis untuk tetap mempertahankan atau menciptakan citra puitis yang sama dalam bahasa target. Hal ini terlihat pada frasa “hujan yang tak terlihat” dapat diterjemahkan menjadi “the unseen rain.” yang berarti citra ini tetap kuat dan menggugah perasaan, menciptakan kedalaman makna yang sama
2. Equivalence :
Strategi ini digunakan penulis untuk mencapai efek yang sama dalam bahasa target meskipun kata-kata yang digunakan berbeda. Dengan kata lain, penerjemah mencari padanan kata yang dapat menyampaikan makna dan nuansa yang baik dan setara dalam konteks budaya dan puitis. Contohnya terdapat pada frasa “menggetarkan dedaunan yang terdiam” diterjemahkan menjadi “vibrating the stillness of leaves.”Di sini tampak jelas, meskipun kata-kata berbeda, makna dan efek puitis yang dihasilkan tetaplah sama.
3. Transposition :
adalah Strategi di mana struktur gramatikal atau urutan kata dalam bahasa sumber diubah untuk membuat kalimat lebih alami dalam bahasa target.Hal ini diperlukan dalam puisi biasanya untuk menjaga ritme dan aliran tetap puitis. Contohnya terdapat pada frasa “menyirami akar-akar pemikiran yang kering” menjadi “nourishing the dry roots of thought.” Dalam artian, kata "menyirami" yang merupakan kata kerja dalam bahasa Indonesia diubah menjadi kata “nourishing” dalam bahasa Inggris, yang memberikan nuansa yang lebih puitis sehingga lebih sesuai dengan konteks.