Mohon tunggu...
Muhammad abdul Rolobessy
Muhammad abdul Rolobessy Mohon Tunggu... Jurnalis - Editor

Bahasa mati rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Histori Jeruji Besi

1 Agustus 2024   11:21 Diperbarui: 4 September 2024   00:34 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: M. Abdul Rolobessy

Seusai Pramoedya dipenjara pulau buru dia menulis mahakaryanya dengan judul. Nyanyian Yang Sunyi, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Rumah Kaca, Jejak Langkah. Atau paling komplitnya adalah (tetralogi di pulau buru).

Beta juga tak kalah dengan informasi di dunia luar saat berada dalam tahanan, selalu meminta beberapa koran untuk di melihat perkembagan dunia luar. Koran selalu di berikan oleh Seseorang petugas polisi yang bernama A, Hadi. Sebut saja bang agus. Yang memberikan beta beberapa koran untuk di bacakan. 

Koran itu berasal dari salah satu media di Kota Ambon. (Ambon Ekspres). Di koran itu ada beberapa berita yang ditulis adanya. Seseorang ayah di kabupaten seram bagian barat, (SBB).  melakukan pelecehan seksual kepada anak kandungnya" Lebih baik seumur hidup dalam penjara".

Ada juga tes bebas narkotika untuk aktor politisi di provinsi maluku yang dimana pemeriksaan itu kepada (DPRD) provinsi maluku. Yang di lakukan oleh (BNNP). Namun ada yang lebih tajam tulisannya sebuah Opini yang ditulis oleh seseorang sarjana di kampus UPJ. (Universitas pajajaran Indonesia). Tentang "Judi Online" ia menegaskan kepada pemerintah membasmi habis-habisan pemain judi online yang telah merugikan negara dengan beberapa triliun terakhir ini.  tuturnya bahwa pemerintah indonesia juga belum tegas mempercepat batasan hiruk-pikuk ini. Teror selalu berada pada masyarakat kelas bawah dan yang ke atas selalu dibiarkan menjulang tinggi sebagai pemain judi online.  

KABAR:
Pada pukul Jam sembilan malam atas bantuan seseorang perempuan. yang di mana beliau ini adalah keluarga seseorang teman beta ketika bersama-sama di dalam penjara. Beta hubungi beliau menggunakan handphone milik seseorang tahanan yang sudah lanjut usia. 

Beta  meminta tolong agar menghubungi keluarga dari aplikasi messenger, Untuk meminta nomor telepon perempuan laut itu. Selang beberapa menit kemudian, nomor itu di kirim ke beta. Dan hanya bisa telepon di dalam kamar mandi. Sebab ini penjara bukan kamar kost pribadi.

Assalamualaikum..

datang besuk beta besok dolo didalam jeruji besi. e, se sudah dengar kabar toh? Tangkas beta kepada dia.

Ia, insya allah e kalau ada waktu.Pintanya  dengan nada yang begitu asing tak peduli.

Beta dan perempuan berdarah laut itu berbincang menanyakan kabar satu sama lain. Hingga seketika telepon ingin mau beta matikan saja dia masih tidak mau.

Rindu!  kata dia kepada beta.
 
Walah, baru hilang beberapa hari ini saja rindunya sudah macam apa. Apalagi rindu yang tak terbalas selamanya. Tutur beta.

Ada salah satu judul buku dari bang Eka kurniawan adalah. Seperti dendam rindu harus di bayar tuntas. Antara kerinduan untuk bertemu saja dan saling menyapa lebihnya mungkin sekedar seksualitas.
 
Beta menelepon besok hari, memastikan dia datang atau tidak. Namun  yang beta terima setelah ada kabar adalah, satu kata dari mulut dan bibirnya berseri itu. "Katong putus sudah e, atau katong sampai di sini jua" Lah, bagaimana bisa, Entahlah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun