Mohon tunggu...
Muhammad Abdee Praja Mukti
Muhammad Abdee Praja Mukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Jurnalis and Photography

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melacak Warisan Kultural: Eksplorasi Sejarah Sastra dari Masa Jahiliah ke Awal Periode Islam

12 Juli 2024   07:38 Diperbarui: 12 Juli 2024   07:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman tentang warisan kultural dalam sejarah sastra Arab memiliki implikasi yang signifikan terhadap perkembangan sastra Islam dan identitas budaya umat Islam. Sastra Islam tidak hanya menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral, tetapi juga sebagai cerminan dari identitas budaya umat Islam.

Dengan memahami akar budaya dan intelektual dari sastra Arab, kita dapat lebih memahami konteks dari karya-karya sastra Islam. Ini membantu dalam menghargai kekayaan budaya dan kearifan lokal dalam tradisi sastra Islam, serta memahami bagaimana nilai-nilai tersebut terus menginspirasi dan membentuk identitas budaya umat Islam hingga hari ini.

Pemahaman tentang warisan kultural dalam sejarah sastra Arab juga memberikan wawasan yang lebih luas tentang pengaruh sastra Arab terhadap sastra dunia, terutama dalam konteks keindahan bahasa dan kekayaan tema yang terkandung dalam karya-karya tersebut.

A. Ciri Sastra Jaman Islam

Puisi pada masa Islam ditinjau dari segi maksud dan seninya, arti dan intisarinya, lafadz dan gaya bahasanya, wazan dan qafiyahnya adalah sebagai berikut:

  • Menyebarkan akidah agama serta penetapan hukumhukumnya, dan menganjurkan kaum muslimin untuk mengikutinya terutama sekali pada masa Nabi dan khulafa al rasyidin.
  • Dorongan untuk perang dan untuk mendapatkan persaksian di sisi Allah karena menegakkan kalimatullah yaitu pada masa krisis dalam perang dalam menaklukkan kota-kota di sekitar jazirah Arab.
  • Al-Hijak, yaitu mula-mula untuk membela agama Islam, menyerang orang-orang Arab musyrik dimana caci maki tersebut tidak melanggar batas-batas keperwiraan dan telah mendapat izin dari Nabi, yaitu seperti puisi-puisi yang diucapkan oleh Hasan bin Tsabit dalam serangannya ~ Masa Jahiliyah dan Islam 245 terhadap orang-orang Quraisy dan sanak keluarga Nabi dari Bani Manaf.
  • Penggambaran peperangan dan penguasan terhadap kotakota serta bagaimana cara pengepungannya dan sebagainya.
  • Pujian. Pada prinsip dasar agama Islam sedikit sekali adanya puji-pujian. Tetapi setelah khulafa al-rasyidin mulai dikembangkan, pujian adalah suatu hal yang penting sebagai tiang negara dan untuk memperkokoh kedudukan khalifah.
  • Penggunaan kata pengantar cinta (al-nasib) dan cumburayu halus tidak sebagaimana masa jahiliyah (Al-Iskandari, 1916: 141-142).

Sastra zaman Islam menunjukkan empat ciri penting, yaitu: 

  • Pengucapannya (diksi) bersih, jernih dan tepat, karena dekat dengan zaman Nabi. Hampir semua orang Arab berbicara dengan gaya yang mendekati gaya pra-Islam dan gaya al-Quran. Puisi Umayyah bebas dari istilah-istilah yang asing, rumit atau pelik.
  • Kalau para khulafa al-rasyidin mengecam para penyair yang mengawali puisinya dengan pujian terhadap wanita-wanita kesayangan mereka, khalifah-khalifah Umayyah tidak ketat dan mengizinkan hal itu. Di masa Umayyah, memuji "yang tercinta" (al-tasybib) menjadi kebiasaan baku. Barangkali percampuran antara orang-orang Arab gurun dengan penduduk penetap di wilayah-wilayah yang ditundukkan merupakan salah satu penyebabnya. Puisi pujian Jamil terhadap Buthaynah demikian indahnya sehingga wanita ini menjadi kesayangan semua penyair, dan mereka ini ikut- Sastra Arab * 288 ikutan mengawali puisi-puisi mereka dengan pujian-pujian terhadap kecantikannya. Maka lahirlah mitos "kecantikan abadi" yang bernama Buthaynah, Layla, Hindun atau Da'd, dan lahirlah jenis puisi baru (ghazal).
  • Kritik, satir dan sinisme boleh dikata tidak dikenal dalam puisi pra-Islam, meskipun terdapat permusuhan dan persaingan antar suku. Di bawah khalifah Umayyah, persaingan politis tidak hanya menggerakkan penyair dari masing-masing pihak untuk berpropaganda tetapi juga membolehkan para penyair itu untuk menyerang pihak lawan. Keterlibatan para penyair ini melahirkan jenis puisi yang belum pernah ada, yaitu puisi-puisi politis dan satiris. Akibatnya, yang tadinya dikecam sebagai menjual bakat kemudian dianggap normal, dan seberapa besarnya kegiatan para penyair itu berproduksi adalah sesuai dengan hadiah-hadiah yang diharapkan diterimanya. Puisi politis melahirkan sastra satir yang mandiri, tidak peduli sasarannya riil atau imajiner, seperti juga dalam ghazal.
  • Mulai melonggarnya moralitas para penyair dan bertambah banyaknya penyair-penyair kristiani, telah menjadikan anggur sebagai salah satu garapan puisi yang populer (AlFaruqi, 1999: 79-80).

Contoh Syair Jaman Islam

Puisi Abdullah bin Rawahah yang ditujukan kepada Abu Sofyan ketika ia lari untuk bertemu Rasulullah pada perang Badr terakhir sebagaimana ia berjanji pada Rasulullah:

Abu Sufyan kembali pada kita saat perang Badr akan tetapi kita belum mendapatkan waktu perjanjian dengan tepat dan cukup.

Maka bersumpahlah walau kesempurnaan mendatangi kita, bagi bapak kita yang dibenci dan aku kehilangan nyanyian rakyat.

Kami meninggalkan anggota badan Utbah dan anaknya Amran kami meninggalkan Abu Jahal sebagai tawanan.

Kamu membangkang pada Rasulullah menggerutu pada agamamu dan mengerjakan kejelekan yang sesat.

Sesungguhnya bila kekejamanmu padaku memerlukan pengorbanan bagi Rasulullah, keluarga, dan hartanya, kita patuh pada Rasulullah dan tidak mengadili selain dirinya sendiri.

Dia adalah bintang bagi kita dalam kegelapan malam yang tenang" (Al-Nadwa, 1995: 404)

B. Ciri Syair Jaman Jahiliyah

Kampung badui adalah lingkungan puisi jahily karena itu puisi jahily merupakan cermin kehidupan badawiyah yang berkisar antara onta dan reruntuhan kampung meskipun demikian, para penyair besar dikota-kota berasal dari kampung badui, para pakar jahiliyah dan zaman Islam mengakui kehebatan para penyair badui.ciri-ciri puisi jahiliyah adalah sebagai berikut:

1. Jujur, kejujuran dalam menulis puisi adalah seorang penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya secara faktual dan tidak diungkapkan secara berlebih-lebihan.

2. Ringkas, atau pemantapan dan makna dalam sesedikit mungkin kata. Terlalu sedikit kata akan membuat ungkapan menjadi kabur, terlalu banyak kata membuat ungkapan menjadi terlalu rinci dan berlebihan. Susunannya sama sekali bebas dari pengulangan dan penambahan dekoratif, penjelas atau desakan.

3. Kesederhanaan, atau aliran lancar dari komposisi, tak terhalang oleh struktur kompleks, pemberian contoh yang berkepanjangan, tamsil dan kiasan bertele-tele, konjungsi atau disjungsi. Kehidupan badui periode jahiliyah dan cara hidup kaum badui merupakan faktor yang menciptakan pribadi manusia yang sederhana demikian juga alam jahiliyah semua itu mempengaruhi karya puisi jahiliyah. Para penyair jahily menciptakan karya puisinya secara alamiah tidak mengada-ada menulis apa yang dirasakan dan apa yang dilihat.

4. Romantis, puisi jahiliyah sangat romantis mengungkapkan jiwa dan perasaan penyairnya. Karena itu, para penyair lama ketika membahas tentang tema-tema faktual seperti menggambarkan perburuan, peperangan, hikmah, risa' semua itu diungkapkan dengan perasaannnya sehingga tema-tema faktual itu berubah menjadi tema emosional atau perasaan. 

Pada umumnya keistimewaan puisi Arab jahiliyah itu corak pemikirannya sangat terbatas sekali, sesuai dengan corak kehidupan mereka yang sederhana. Hanya saja kebanyakan mereka bersandarkan pada daya khayal yang ada ditambah dengan pengalaman dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena itu jika kita hendak menilai keadaan suatu syair maka kita tidak dapat terlepas dari keadaan penyair itu sendiri. Misalkan saja karya seorang penyair yang kurang pengalaman di dunia syair, dibandingkan dengan karya syair seseorang yang luas pengalamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun