Mohon tunggu...
HME Irmansyah
HME Irmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Ipoleksosbud

Institute for Studies and Development of Thought (ISDT)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Akhirnya Rizal Ramli Buka Suara

24 Oktober 2017   10:13 Diperbarui: 24 Oktober 2017   12:19 43321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DR. Rizal Ramli pada Seminar Nasional 2017 Institut STIAMI di Gedung LEMHANAS (Foto: mei/ISDT)

Oleh M.E. Irmansyah (ISDT-Institute for Studies and Development of Thought)

Laporan pandangan mata dari Seminar Nasional 2017 dengan judul "Peranan Administrasi Publik Dalam Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Yang Mensejahterakan Untuk Mengatasi Persoalan Kesenjangan Ekonomi & Rasa Kebangsaan."

Bertemu dengan DR. Rizal Ramli, Menko Maritim ke empat yang juga pernah menjabat beberapa jabatan menteri serta jabatan publik lainnya ini selalu saja kita mendapat hal baru atau menguak kisah yang selama ini tidak diketahui oleh khalayak ramai bahkan berpetualang dalam pemikiran.

Begitupula ketika Rizal Ramli tampil sebagai pembicara didepan para mahasiswa paska sarjana magister administrasi publik Institut STIAMI di gedung Lemhanas, Jakarta Pusat pada hari Sabtu 21 Oktober 2017 kemarin. Rizal Ramli mengharapkan agar para alumni Institut STIAMI ini suatu saat nanti bisa seperti ENA (Ècole nationale d'administration) yaitu suatu perguruan tinggi di Perancis yang top dibidang Public Administration dimana banyak alumninya menjadi penentu kebijakan yang top baik di pemerintahan maupun juga di bidang bisnis.

"Kalau di Perancis ada ENA yang milik pemerintah, maka di Amerika ada Wharton Public Administration School, ada Harvard-Kennedys Public Administration School dan top five di Amerika yang semuanya swasta. Tapi dua-duanya baik di Perancis maupun di Amerika mendidik kader-kader public administration yang tangguh .. yang canggih.., yang bisa menangkap hati dan perasaan rakyat dan mencarikan solusinya.", nasihat Rizal Ramli pada mahasiswa paska sarjana Institut STIAMI yang mahasiswanya banyak pegawai negeri dan pamong praja tersebut.

Kemudian Rizal Ramli menambahkan, "Istilah saya kelemahan kita di Indonesia sering, ... banyak yang pintar konsep.., banyak sekali. Tapi jarang yang memiliki Operational Leadership Capacity, yaitu kemampuan memimpin yang operasional. Bagaimana mengubah mimpi, mengubah visi menjadi kenyataan, sering ada bolong disini. Visinya bagus.. wawasannya bagus, tapi kenyataannya di lapangan banyak sekali masalah, .... di lapangan berantakan! Nah, saya berharap bahwa suatu saat nanti Indonesia bangga pada alumni STIAMI.".

Ada yang menarik dan perlu digaris bawahi atas ucapan Rizal Ramli pada seminar tersebut bahwa public administrator yang baik itu tidak menutup-nutupi fakta. Rizal menambahkan bahwa di Indonesia ini banyak orang pintar tapi mentalnya itu banyak yang feodal dan ABS (Asal Bapak Senang).

Rizal Ramli pun memberikan contoh ketika dia menjadi Kepala BULOG (Badan Urusan Logistik) 17 tahun yang lalu. Ketika itu Rizal sebagai Kepala BULOG ingin pergi ke Karawang, Jawa Barat yaitu gudang beras nomor satu di Indonesia. Rizal sengaja tidak memberi tahu para pejabat BULOG perihal kunjungannya ke Karawang tersebut, dia hanya membawa asisten dan supir saja bersama para wartawan media cetak maupun wartawan televisi. Namun rupanya kedatangannya itu bocor sehingga ketika sampai di Karawang sudah ada pejabat BULOG daerah dan pusat menunggu disana.

Rizal Ramli pun tak kehilangan akal, dia suruh asisten yang mengiringinya pergi melakukan cek harga di area radius 10 km dari gudang Dolog Karawang dan supirnya sendiri disuruh tanya harga gabah di lokasi yang radius nya 5 km dari gudang Dolog tersebut, sementara Rizal Ramli tinggal bersama pejabat BULOG dan para petani gabah.

Rizal pun bertanya kepada para petani gabah tersebut disaksikan para pejabat BULOG, "Berapa harga gabah hari ini?", petani gabah pun menjawab pertanyaan Rizal Ramli dengan spontan dan serempak, "2500 rupiah pak!".Mendengar jawaban para petani itupun Rizal tersenyum puas, ternyata anak buahnya bekerja dengan baik, sebab biasanya waktu panen harga gabah dibawah patokan harga pemerintah.

Namun tak berapa lama kemudian telepon genggam RR, demikian nama panggilan Rizal Ramli tersebut berdering dan ternyata laporan dari asisten maupun supirnya mengatakan bahwa harga gabah di kedua lokasi tersebut adalah Rp. 2,100/kg (Dua ribu seratus rupiah per kilogram).

Mendengar laporan kedua anak buahnya itu maka RR pun tahu bahwa dia dikibulin anak buahnya birokrat yang ABS. Apa yang dilakukan RR ? Dia minta seluruh pejabat BULOG baik dari daerah maupun dari pusat ngadem berdiri dibawah pohon rindang dan tinggal RR bersama wartawan saja yang bersama para petani.

Lalu RR tanya lagi kepada para petani gabah tersebut, "Berapa harga gabah hari ini? ";petani pun menjawab kompak, "2500 rupiah pak..".

"Kalau kemarin, harganya berapa?",tanya Rizal kepada petani. Lantas petani pun membalas kompak, "Kalau kemarin harganya 2100 rupiah pak..", jawab petani dengan lugu.

"Kalau harga gabah tadi pagi jam 9 berapa?",tanya Rizal Ramli kembali. Petani pun menjawab dengan santainya, "Kalau tadi pagi harga gabahnya masih 2100 rupiah pak...".Rizal Ramli pun bertanya mengejar, "Kalau begitu kapan harga gabah hari ini berubah?",sekali lagi dijawab dengan polos oleh petani gabah tersebut, "2 jam sebelum bapak datang..".Sebuah temuan yang original dan mengambarkan langsung kejadian yang sebenarnya.

Rizal Ramli marah sekali melihat kenyataan ada birokrat yang ABS tersebut, langsung saja RR memberikan shock therapydan langsung memberhentikan jabatannya walaupun 6 bulan kemudian dia diangkat lagi sebagai kepala Dolog kelas 3.

Dari kisah diatas RR sekaligus memberi nasihat kepada para mahasiswa program pasca sarjana public administrationagar berkata sesuai dengan fakta karena jika tidak, maka sulit untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Rizal juga mengatakan bahwa banyak pejabat merasa tidak ada masalah dengan rakyatnya dan semua dianggap berjalan baik-baik saja karena dapat laporan ABS dari bawahannya. Padahal rakyatnya mengeluh, tetapi kalau ditanya nggak ada apa-apa koq, semua baik-baik saja. RR menambahkan, "Model ABS dan feodal ini merupakan masalah yang lebih besar daripada masalahnya sendiri!".

Sehubungan dengan pidato Presiden Jokowi, Rizal Ramli mengatakan, "Saya kaget ketika pak Jokowi pidato yang mengatakan bahwa daya beli tidak turun malah naik.., bahkan ada menterinya yang mengatakan bahwa ini disebabkan karena business on-line atau e-commerce naik. Saya tahu ada menteri dalam kabinet Jokowi yang penjilat, persis seperti pejabat BULOG itu tadi. Yang memberikan informasi hoax kepada bapak Presiden, karena memang daya beli itu betul-betul turun."

RR memberi penjelasan bahwa dalam 10 tahun terakhir rata-rata consumptionitu tumbuhnya sekitar 5.1% dan sekarang 4.9%, itu artinya ada penurunan.

Kalau kita bicara dengan pedagang di lapangan, semuanya mengeluh jelas Rizal. Hari ini rakyat tidak usah diajarin, mereka tahu bahwa daya beli mereka turun. Banyak pengusaha mengatakan bahwa mereka terpaksa PHK karyawannya.

Bagaimana daya beli bisa naik jika term of tradepetani itu turun. "Nilai tukar petani khusus untuk makanan turun koq, upah di pedesaan turun koq, upah di sektor konstruksi turun koq.. bagaimana ada menteri yang lapor pada presiden bahwa daya beli naik..?"tambah RR.

Jika presiden dilaporkan informasi hoax seperti itu bisa bahaya sekali.

Rizal Ramli juga mengatakan bahwa BPS harus beri informasi yang betul. Sambil menengok kepada DR. Sri Soelistyowati, MA. (Deputi Bidang Neraca & Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik) RR mengatakan, "...jadi,.. ibu, harus beri informasi yang betul dan saya yakin akan kredibilitas BPS, kalau lihat angka-angka nya jelas. Tapi kesimpulannya suka aneh sendiri..".

Kenapa ini sampai terjadi? Karena dalam beberapa tahun terakhir ini dilakukan austerity programatau pengetatan uang. Kenapa kita lakukan itu? Karena beban hutang Indonesia sudah terlalu besar. Pembayaran hutang kita lebih dari 500 trilyun. Untuk pendidikan sekitar 380 trilyun, untuk infrastruktur sekitar 330 trilyun. "Jadi kita sibuk untuk potong-potong anggaran supaya ada uang untuk bayar kreditor.", tambah Rizal Ramli.

Itu sebabnya pemerintah sibuk untuk menaikkan pajak, dan kemungkinan besar nanti ada service charge,mau nikah ..., mau cerai...., bahkan mau rujuk nanti ada semacam service charge.Ini yg akan dibahas minggu depan di DPR. Ini mengesankan pemerintah panik.

Sebelum DR. Rizal Ramli beri pemaparan, lebih dulu dipaparkan data statistik oleh DR. Sri Soelistyowati, MA, Deputi Bidang Neraca & Analisis Statistik -Badan Pusat Statistik. Hingga triwulan 1 tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mencapai 5.01%, dimana struktur ekonomi Indonesia lebih banyak di dominasi oleh industri. Empat sektor sudah mendominasi lebih dari 50% ekonomi Indonesia. "Dengan pertumbuhan yang relatif dibawah pertumbuhan PDB nasional nya ini membuat kita relatif harus bekerja keras jika kita menginginkan pertumbuhan yang bisa mensejahterakan rakyat..", jelas Sri Soelistyowati.

Industri pertumbuhannya hanya 3.88% , ini sesungguhnya lebih dikarenakan karena pertumbuhan industri migas yang hanya tumbuh 0.12% , sedangkan industri non-migas masih tumbuh sekitar 4%. Namun demikan masih dibawah pertumbuhan PDB nya. Jika kita menginginkan pertumbuhan itu bagus, harusnya sektor industri atau sektor yang strukturnya paling besar harus berada diatas pertumbuhan PDB nya.

Nah, justeru kita lihat yang pertumbuhannya cukup tinggi hanya di sektor-sektor yang sharenya terhadap PDB sangat kecil, terutama lebih ke jasa. Jasa kesehatan, jasa pengadaan listrik malah mengalami pertumbuhan yang negatif, tambah Sri.

Pengadaan listrik dan gas ini mengalami pertumbuhan negatif terutama karena gas, sementara listriknya sendiri walaupun kecil masih tumbuh positif. Sedangkan pertanian yang menjadi "katup pengaman" pada saat kita mengalami resesi juga hanya tumbuh sekitar 5.11%. Ini lebih dikarenakan pertumbuhan di subsektor perikanan, peternakan dan tanaman perkebunan serta tanaman pangan yang tumbuh masih lebih bagus. Namun untuk sektor pertanian yang lain tumbuhnya masih relatif rendah.

Dengan pertumbuhan yang seperti disebutkan diatas maka bagaimana dengan kondisi tenaga kerja?

DR. Sri Soelistyowati menambahkan bahwa dengan kondisi pertumbuhan seperti ini ternyata belum bisa mempersempit ketimpangan.

Jika dilihat dari distribusi tenaga kerja per Februari 2017, berdasarkan SAKERNAS, maka sektor yang menyerap tenaga paling banyak adalah sektor pertanian, diikuti oleh perdagangan, industri dan konstruksi. Ini sekitar hampir 80% tenaga kerja terserap hanya di 4 sektor tersebut. Padahal sektor-sektor tersebut pendapatannya tidak cukup tinggi.

Di sektor pertanian ini pendapatan per kapita nya tidak setinggi di sektor jasa keuangan atau jasa telekomunikasi, atau jasa yang lain.

Namun sayangnya sektor-sektor yang bisa memberikan pendapatan yang tinggi hanya bisa menyerap tenaga kerja yang sedikit dan mereka lebih ke padat modal. Sedangkan pertanian yang pendapatan nya relatif kecil dan sangat tergantung pada musim, menyerap tenaga kerja yang cukup besar sekitar 31.86%.

Demikian juga perdagangan informal atau perdagangan kecil, misalnya Warteg dll., banyak menyerap tenaga kerja. Dan tenaga kerja yang ada di kedua sektor tersebut 50% ada disana. Bisa terbayang bahwa tingkat ketimpangan memang masih relatif tinggi jika kita lihat kesemuanya. Ini PDB dari segi produksi.

Kalau dilihat dari sisi pengeluaran, maka pertumbuhan ekonomi yang 5.01% itu ternyata lebih di generate oleh konsumsi rumahtangga yang distribusinya sekitar 55.6%.

Diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto atau investasi yang porsinya terhadap PDB sekitar 31.3%.

Ekspor yang relatif tinggi, namun impor nya juga cukup tinggi sehingga secara netto menyumbang hanya kurang dari 2% terhadap pertumbuhan ekonomi. Sri juga mengatakan bahwa transaksi On Line masih kecil.

Nah..., dari semua paparan diatas, sebenarnya kita masih punya harapan selama para pengambil kebijakan ekonomi itu mampu untuk melakukan terobosan yang Out of the box, terobosan yang tidak membebani rakyat demi kreditor asing. 

@MEI 24102017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun