Dalam penuturan Pasha, ia harus menyetorkan hafalan baru setiap pagi minimal satu lembar atau dua halaman Qur'an dan ia juga harus mengulang hafalan lama di siang dan sore hari sebanyak setengah sampai satu juz Qur'an. "Setelah selesai menyetor hafalan baru ana gunakan waktu yang ada untuk kembali mengulang hafalan lama ana. Capek sih tapi ini udah jadi bagian hidup ana Alhamdulillah," kata Pasha.
"Setelah selesai dari hafalannya, ana menyuruh Pasha untuk mengampu halaqoh dan menyetorkan kembali hafalan yang pernah dihafal," kata ustadz Darussalam. Lebih lanjut ia menjelaskan dan menerangkan,cara pertama dalam menghafalkan Al-Qur'an yang harus dimiliki oleh seorang penghafal adalah niat ikhlas dan tulus karena Allah Ta'Ala semata,kedua mengharapkan ridho Allah Ta'Ala dan yang ketiga sebelum menghafal selalu hadirkan dan tumbuhkan rasa senang bahagia gembira dan cinta terhadap Al-Qur'an.
"Karena ketiga niat tersebut insyaAllah, Allah akan mempermudah hafalan kita," tegasnya. Dan kini Pasha telah menyelesaikan hafalan Qur'anny dalam kurun waktu dua setengah tahun dan menjadi salah satu santri tercepat dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur'an. Ia pun bersyukur serta bangga dapat menuntaskan hafalannya dipondok.
Semoga kisah Pasha menjadi motivasi untuk kitas semua agar senantiasa membaca Al-Qur'an bahkan syukur dapat menghafalkannya seperti yang dilakukan Pasha. "Tetap semangat lawan terus rasa malas insyaAllah kita bisa menghafal Al-Qur'an," terang Pasha. Dan kini Pasha menjadi salah satu mahasiswa di salah satu universitas di daerah Najran Arab Saudi berkat hafalan Qur'annya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H