3. Siapkan bukti
Pastikan juga untuk menyiapkan bukti yang dapat menunjukkan pasangan melakukan tindak KDRT. Sebab, hal ini sangatlah penting jika situasi semakin parah, kamu dapat membuktikan bahwa pasanganmu benar-benar melakukan tindak kekerasan. Apalagi jika pasangan bersikap manipulatif dan mencoba memfitnahmu dengan memutarbalikkan fakta.
4. Mencari bantuan atau pertolongan
Penting untuk mencari bantuan, khususnya bantuan ahli seperti psikolog atau konselor pernikahan. Hal ini dapat dilakukan jika kamu dan pasangan masih ingin mempertahankan pernikahan. Kamu bisa mengunjungi psikolog untuk menceritakan masalah yang ada di rumah tanggamu, dan mintalah saran yang tepat. Di samping itu, kamu dan pasangan juga dapat mengunjungi konselor pernikahan untuk mencari hasil yang terbaik.
Namun, jika pasangan yang melakukan tindak KDRT tak kunjung merubah sikapnya, dan bersikap tak acuh pada pernikahan, kamu tidak perlu menunggu situasi darurat untuk mencari bantuan. Segeralah mencari bantuan dari berbagai pihak. Baik dari orang-orang terdekat seperti keluarga, atau sahabat, hingga meminta pertolongan pada pihak yang berwajib.
3.Mertua yang selalu Ikut campur Urusan Rumah Tangga Anaknya.
 Sering sekali Orang tua ikut serta dalam Masalah Rumah Tangga Anak nya karena ada beberapa faktor entah Mertua Tidak Cocok antara menantu dengan dengan  Budaya si Mertua  ataupun yang lainnya
Akan tetapi Hal ini Juga Di boleh kan Asal , Orang tua itu Memberikan Gambaran dalam Menyelesaikan Masalah atau Mencari Jalan Keluar Dalam Masalah Keluarga.
Jadi dalam Mengatasi Hal ini Lebih Baik Masalah rumah tangga itu jangan di umbar ke orang lain , Membicarakan Berdua, Menyaring Kritik dan saran Mertua , dst.
4.Tidak memiliki anak atau keturunan
Anak adalah generasi penerus suatu bangsa. Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga tentu membawa doa dan harapan agar kelak dapat tumbuh dan berkembang sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara.