Mohon tunggu...
Muhammad ArifAfandi
Muhammad ArifAfandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Saya seorang mahasiswa yang hobi dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mampu Menganalisis Dampak Ekonomi terhadap Keseimbangan AD-AS

12 Juli 2024   20:10 Diperbarui: 12 Juli 2024   20:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis AD-AS merupakan pendekatan yang melengkapi analisis keseimbangan pendapatan nasional dengan mempertimbangkan bagaimana perekonomian mencapai keseimbangan saat harga-harga mengalami perubahan (Ulya, 2021). Berbeda dengan analisis Y = AE yang tidak mempertimbangkan efek perubahan harga secara eksplisit, AD-AS mengkaji hubungan antara permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) dalam perekonomian. Permintaan agregat mencakup total pengeluaran konsumen, investasi, pengeluaran pemerintah, dan net ekspor pada berbagai tingkat harga, sementara penawaran agregat mencerminkan total produksi barang dan jasa pada tingkat harga yang berbeda. Analisis AD-AS juga mengatasi kelemahan teori klasik dan Keynes dengan mengakui bahwa perekonomian tidak selalu mencapai kesempatan kerja penuh secara alami. Mereka berpendapat bahwa aktivitas ekonomi dan pendapatan nasional dipengaruhi oleh faktor produksi yang tersedia dan tingkat teknologi yang digunakan, serta bahwa penambahan uang dalam ekonomi dapat menyebabkan inflasi.

Keseimbangan ekonomi terjadi saat permintaan agregat (AD) sama dengan penawaran agregat (AS). Namun, dalam praktiknya, perekonomian seringkali tidak berada dalam keadaan keseimbangan ini. Faktor-faktor seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, fluktuasi pasar internasional, atau perubahan struktural dalam perekonomian dapat menyebabkan pergeseran dari keseimbangan tersebut Rizani et al., (2023). Pendekatan AD-AS memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana interaksi antara faktor-faktor ini mempengaruhi keseimbangan ekonomi. Dengan menganalisis perubahan dalam permintaan dan penawaran agregat, pemerintah dapat merancang kebijakan ekonomi yang sesuai untuk mencapai keseimbangan yang diinginkan, seperti mengatasi masalah kelebihan produksi atau inflasi. Wulandari et al., (2024).

Keseimbangan ekonomi yang diinginkan tidak hanya mencakup pasar uang atau pasar barang secara terpisah, tetapi juga menggambarkan bagaimana keseimbangan ini terjadi di kedua pasar tersebut. Keseimbangan di pasar uang dan pasar barang menunjukkan situasi ideal di mana jumlah uang yang beredar (JUB) sesuai dengan permintaan uang masyarakat untuk transaksi dan cadangan. Di sisi lain, keseimbangan di pasar uang digunakan untuk mendorong eksploitasi potensi ekonomi di pasar barang, memastikan aktivitas seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor dapat beroperasi secara optimal.

Analisis Kebijakan Ekonomi Terhadap Keseimbangan AD-AS

Kebijakan ekonomi memainkan peran krusial dalam membentuk lanskap ekonomi suatu negara, dan dampaknya dapat dianalisis secara efektif melalui model keseimbangan Permintaan Agregat (AD) dan Penawaran Agregat (AS) Hidayati et al., (2023). Model ini memberikan kerangka komprehensif untuk memahami bagaimana intervensi pemerintah dan bank sentral mempengaruhi variabel-variabel ekonomi makro yang penting, seperti tingkat output, harga, dan pertumbuhan ekonomi. Permintaan Agregat (AD) mencerminkan total pengeluaran dalam ekonomi, yang terdiri dari konsumsi rumah tangga, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Kurva AD memiliki kemiringan negatif, menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat harga dan output riil. Di sisi lain, Penawaran Agregat (AS) mewakili total output barang dan jasa yang diproduksi dalam ekonomi. Kurva AS umumnya memiliki kemiringan positif dalam jangka pendek, mencerminkan hubungan positif antara tingkat harga dan output.

Kebijakan fiskal, yang melibatkan perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan perpajakan, memiliki dampak langsung terhadap AD. Ketika pemerintah meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak (ekspansi fiskal), hal ini cenderung menggeser kurva AD ke kanan, menandakan peningkatan permintaan agregat pada setiap tingkat harga. Akibatnya, output dan tingkat harga umumnya meningkat. Kebijakan ekspansi fiskal sering digunakan untuk merangsang ekonomi selama periode resesi, meskipun dapat menyebabkan peningkatan defisit anggaran. Sebaliknya, kontraksi fiskal, yang melibatkan pengurangan pengeluaran pemerintah atau kenaikan pajak, cenderung menggeser kurva AD ke kiri, yang dapat mengurangi tekanan inflasi tetapi juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan moneter, yang diimplementasikan oleh bank sentral, mempengaruhi AD melalui perubahan suku bunga dan jumlah uang beredar. Kebijakan moneter ekspansif, seperti penurunan suku bunga atau peningkatan jumlah uang beredar, cenderung menggeser kurva AD ke kanan. Hal ini mendorong investasi dan konsumsi, meningkatkan output, tetapi juga dapat menyebabkan tekanan inflasi. Di sisi lain, kebijakan moneter kontraktif, yang melibatkan kenaikan suku bunga atau pengurangan jumlah uang beredar, umumnya menggeser kurva AD ke kiri. Kebijakan ini efektif dalam mengendalikan inflasi tetapi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan fiskal dan moneter terutama mempengaruhi AD, beberapa kebijakan ekonomi juga dapat berdampak pada AS, terutama dalam jangka panjang. Kebijakan sisi penawaran, seperti investasi dalam pendidikan, infrastruktur, atau reformasi pasar tenaga kerja, dapat menggeser kurva AS ke kanan dengan meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi ekonomi. Perubahan regulasi juga dapat mempengaruhi biaya produksi dan efisiensi, sehingga menggeser kurva AS. Ketika kebijakan ekonomi diimplementasikan, keseimbangan baru antara AD dan AS akan terbentuk. Pergeseran AD umumnya memiliki dampak lebih signifikan terhadap output dan harga dalam jangka pendek, sementara perubahan AS cenderung memiliki efek lebih besar dalam jangka panjang. Analisis keseimbangan baru ini penting untuk memahami dampak keseluruhan kebijakan terhadap ekonomi.

Dalam menganalisis dampak kebijakan ekonomi, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor tambahan. Pertama, terdapat time lag antara implementasi kebijakan dan dampaknya pada ekonomi. Kedua, ekspektasi pelaku ekonomi dapat mempengaruhi efektivitas kebijakan. Jika masyarakat mengantisipasi kebijakan tertentu, mereka mungkin mengubah perilaku mereka sebelum kebijakan tersebut benar-benar diterapkan. Ketiga, kredibilitas pembuat kebijakan memainkan peran penting dalam menentukan sejauh mana kebijakan akan mempengaruhi perilaku ekonomi. Dalam konteks ekonomi global yang semakin terintegrasi, kebijakan ekonomi suatu negara dapat memiliki efek spillover ke negara lain. Misalnya, kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral negara besar dapat mempengaruhi arus modal internasional, nilai tukar, dan pada akhirnya keseimbangan AD-AS di negara-negara lain. Oleh karena itu, analisis kebijakan ekonomi sering kali perlu mempertimbangkan dampak internasional dan potensi reaksi dari mitra dagang utama Raz et al., (2012).

Analisis Keseimbangan Umum Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi fokus utama dalam pembangunan. Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan, mengurangi tingkat pengangguran, dan mengatasi kemiskinan. Untuk mengatasi tantangan ekonomi ini, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun