Mohon tunggu...
Muhammad Ferdian Syah
Muhammad Ferdian Syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Sosio-Emosional Anak Usia Dini

4 Desember 2022   00:44 Diperbarui: 4 Desember 2022   11:17 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Teori Belajar Multiple Intelligences

Menurut teori kecerdasan majemuk, anak-anak belajar dengan cara yang berbeda.  Anak-anak dapat belajar melalui kata-kata, angka, gambar dan warna, nada suara, interaksi dengan orang lain, sendiri, melalui alam dan melalui meditasi tentang sifat benda. Namun, anak-anak biasanya belajar dalam kombinasi cara yang berbeda.

4. Metode pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan dirumuskan sedemikian rupa agar peserta didik memiliki kemampuan tertentu, sehingga metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan metode yang mendukung belajar mengajar sehingga dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut beberapa metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Slamet Suyanto (2005: 39).

a) Circle Time. Pada kegiatan ini, anak-anak duduk melingkar dan guru duduk di tengah lingkaran. Berbagai kegiatan seperti membaca puisi, bermain peran atau mendongeng bisa dilakukan.

b) Sistem kalender. Pembelajaran berbasis kalender dan terikat waktu. Dalam kalender tersebut, guru menandai tanggal-tanggal yang berkaitan dengan berbagai kegiatan, seperti Hari Kartini, Hari Kemerdekaan, Hari Pendidikan Nasional, dan Hari Pahlawan. Bisa juga dengan kegiatan keagamaan seperti Ramadhan, Idul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak dll. Selain itu, guru merencanakan tugas belajar harian dengan topik dasar.

c) Show and tell. Metode ini baik untuk mengungkapkan kemampuan, perasaan dan keinginan anak. Setiap hari guru dapat memberi tahu dua atau tiga anak terkait apa yang ingin mereka katakan. Saat anak terlihat sedang bercerita, guru dapat melakukan penilaian untuk mengetahui perkembangan anak. Guru dapat melanjutkan topik yang dibicarakan anak untuk pembelajaran.

d) Small project. Metode ini melatih anak untuk bertanggung jawab atas pekerjaan proyeknya. Proyek ini merupakan kegiatan investigasi dan menemukan masalah penting bagi anak-anak. Penelitian ini biasanya dilakukan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang atau secara individu. Metode ini melatih anak dalam kerjasama, tanggung jawab dan pengembangan keterampilan sosial.

e) Big team (Kelompok besar). Metode ini menggunakan kelompok besar yaitu seluruh kelas untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya, ketika mendirikan tenda besar di kelas, semua anak memiliki peran, guru bertanggung jawab atas instruksinya. Anak-anak biasanya sangat puas ketika sesuatu dicapai bersama.

f) Kunjungan. Kegiatan tersebut memberikan gambaran kepada anak tentang dunia kerja, dunia orang dewasa, dengan tujuan mengembangkan cita-cita anak. Metode kunjungan memungkinkan guru menyampaikan materi dengan mengajak siswa langsung ke objek di luar kelas atau kehidupan nyata untuk diamati atau dialami langsung oleh anak.

g) Permainan. Anak-anak pada umumnya menyukai permainan yang menarik dengan sedikit aturan. Guru dapat menggunakan permainan untuk mengajar anak-anak. Guru dapat menambahkan konten pembelajaran ke game yang diimplementasikan.

h) Bercerita. Bercerita adalah salah satu cara membesarkan anak. Berbagai nilai moral, pengetahuan dan sejarah dapat disampaikan melalui cerita.

Selain 8 cara yang diungkapkan Slamet Suyanto di atas, Fadlllah (2012: 160) menambahkan 2 metode lagi, yaitu metode lagu dan metode adat.

a) Metode lagu. Metode lagu adalah metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dinyanyikan. Biasanya, puisi disesuaikan dengan subjek. Menyanyi dapat menciptakan suasana belajar menyenangkan dan bergairah, sehingga perkembangan anak dapat terdorong secara optimal (Muhammad Fadlllah, 2012: 175).

b) Metode pembiasaan. Fadlillah (2012: 166) menunjukkan bahwa metode ini adalah metode pembelajaran yang mengenalkan kegiatan dengan anak. Kebiasaan berarti melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Dalam hal ini, anak dibiasakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan positif sehingga tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa metode pembelajaran di atas, hendaknya guru memilih metode yang menurutnya cocok dengan kegiatan pembelajarannya, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun