Mohon tunggu...
Muhammad Ferdian Syah
Muhammad Ferdian Syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perkembangan Fisik, Kognitif, dan Sosio-Emosional Anak Usia Dini

4 Desember 2022   00:44 Diperbarui: 4 Desember 2022   11:17 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3-6 bulan

  • Berespon saat namanya disebut
  • Mampu tersenyum & tertawa keras
  • Menangis ketika murka, & mencari ketenangan (misalnya mencari ketenangan pada gendongan bunda)
  • Suka melihat & berada pada dekat orang-orang yg familiar bagi mereka
  • Mampu memperhatikan perbedaan antara 2 orang dari penampilan, bunyi atau rasa yg dirasakan bayi
  • Tersenyum dengan dirinya sendiri pada cermin
  • Senang melihat bayi-bayi lainnya

6-9 bulan

Di periode ini bayi mulai melihatkan preferensi terhadap orang-orang yang familiar bagi mereka. Di periode ini mereka:

  • Mulai bisa membedakan antara orang yang dikenal & orang asing, mereka akan merasa nyaman bersama orang yang dikenal & merasa cemas bersama orang asing
  • Mengekspresikan beberapa emosi misalnya bahagia, sedih, takut & murka
  • Mulai paham perbedaan emosi yg ditampilkan orang lain (contohnya bayi Bunda menampilkan paras cemberut saat bunda berbicara menggunakan nada bunyi murka)
  • Memperlihatkan rasa frustasi saat mainannya diambil
  • Berespon terhadap istilah-istilah & gerak tubuh
  • Mungkin menghibur diri/merasa tenang saat mengisap jempol, memegang mainan spesifik atau selimut. (masih batas wajar apabila terjadi pada usia dua-lima tahun)
  • Dapat murka saat dipisahkan/berpisah dengan orang atau orang-orang yg familiar bagi mereka
  • Merespon atau menyentuh cermin saat melihat muka mereka

9-12 bulan

  • Bahagia saat melihat wajah orangtua, mainan, atau cermin
  • Memberikan perhatian buat perintah sederhana misalnya "No", atau "Kasih ke Bunda".
  • Memahami istilah tidak tetapi tidak akan selalu mematuhinya
  • Menoleh ke asal bunyi saat dipanggil namanya
  • Meniru gerakan (misal melambaikan tangan saat pergi, berpura-pura menelpon)
  • Mencoba buat meniru bunyi atau gerakan muka
  • Berkata menggunakan suku kata pengulangan misalnya mama, dada
  • Berteriak buat menerima perhatian
  • Mengoceh -Tersenyum & menangis buat mengekspresikan perasaan mereka
  • Menunjukkan afeksi buat orang-orang spesifik & penting pada kehidupan mereka
  • Memiliki keyakinan bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (misal apabila menangis akan membuat mereka diangkat atau memperoleh makanan)
  • Mengekspresikan kecemasan saat berpisah dari orangtua atau pengasuh utama

1-2 tahun

  • Mengenali dirinya sendiri pada cermin atau foto & tersenyum karenanya
  • Mulai mengatakan "no" saat disuruh tidur atau permintaan lainnya
  • Meniru tindakan & istilah-istilah orang dewasa
  • Memahami istilah-istilah & perintah, & menanggapinya
  • Memeluk & mencium orangtua, orang-orang yg akrab dan hewan peliharaan
  • Mulai menampakkan perilaku ingin membantu tugas rumah
  • Mulai merasa cemburu saat dirinya tidak jadi pusat perhatian
  • Menampilkan rasa frustasi secara mudah
  • Mulai bermain bersama atau di samping anak-anak lain, tetapi tidak akan benar-benar bertukar atau bermain bersama hingga usia 3-4 tahun (maka berdasarkan hal itu pada usia inilah masa peka bagi anak buat diajarkan sharing)
  • Bisa bermain sendiri selama beberapa menit
  • Bereaksi terhadap perubahan pada rutinitas sehari-hari (merasa tidak nyaman pada tempat baru, dll)
  • Bisa berbagi sepotong makanan
  • Mengembangkan aneka macam emosi & rasa frustasi (mulai tantrum, menampakkan serangan seperti menggigit, memukul, dsb)
  • Mulai menampakan kemandirian dengan lebih melakukan sesuatu "sendiri" tanpa bantuan.

 

Metode Pembelajaran Anak Usia Dini Menurut Berbagai Teori dan Aliran

1. Teori Pembelajaran Kognitif

Kaum Kognitivis mempunyai pendapat bahwa perilaku manusia lebih tergantung pada pemahaman konteks situasi. Jadi, dalam pembelajaran, teori kognitif lebih menekankan pada kemampuan kognitif anak. Karakteristik pembelajaran kognitif menurut Fadlillah (2012: 102) adalah: (a) Dalam pembelajaran, pemahaman lebih diinginkan daripada hafalan, dengan hukuman dan hadiah, dan (b) Pembelajaran lebih banyak menggunakan pemahaman untuk memecahkan masalah.

2. Teori Belajar Experiental Learning

Belajar sebagai suatu proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan adalah hasil kombinasi antara pemahaman dan pengalaman transformatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun