Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajarlah untuk Menjadi Pendengar yang Baik!

27 Januari 2024   14:51 Diperbarui: 28 Januari 2024   00:32 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: diolah penulis dari

Gejala tidak mau mendengarkan lawan bicara atau memotong pembicaraannya tanpa sabar akan menimbulkan pada rusaknya hubungan kita dengan orang lain tersebut. 

Sudah pasti rasa jengkel dan merasa tidak nyaman akan mewarnai model interaksi semacam itu. Tentu sikap tidak mau mendengarkan ini akan berbahaya apabila telah mendarah daging dan menjadi habit kita dalam berinteraksi. 

Padahal kalau kita lebih bersikap sedikit sabar dan membiarkan lawan bicara kita menyelesaikan pembicaraannya, tentu itu jauh lebih baik untuk dilihat. Dan pastinya tidak akan ada konflik dan pertikaian di dalamnya.

Interaksi kita dengan siapapun itu akan berjalan damai dan efektif, tatkala kita mencoba sama-sama saling mendengarkan dengan baik. Relasi suami istri misalnya, ketika mereka menerapkan metode komunikasi yang saling mendengarkan, maka hubungan rumah tangga mereka akan selalu harmonis dan menyenangkan. Sebab, ketika mereka saling mendengarkan, maka mereka otomatis akan saling mengerti, dan ketika ada problem dalam rumah tangga, hal itu bisa dengan cepat teratasi.

Dalam relasi pertemanan begitu juga, kita juga harus saling mendengarkan teman kita yang sedang berbicara apalagi ketika ia sedang curhat dan butuh keberadaan kita. 

Seorang teman yang baik ialah seseorang yang mampu mendengarkan temannya dalam situasi apapun, baik ketika ia menceritakan kesenangannya apalagi menceritakan kesedihannya atau permasalahannya. 

Walaupun ketika teman kita bercerita, kita mungkin tidak memberikan nasihat dan jalan keluar untuk curhatannya, tetapi hal itu jauh lebih baik daripada ketika kita memberikan nasihat yang membuat ia menjadi tambah ruwet dan drop. Apalagi ketika kita menimpali jawaban dengan, "lu mah masih mending bro, gua lebih parah, asal lu tau aja inimah", sudah dipastikan teman kita akan menjauh dari kita.

Padahal kalau kita benar-benar mengamati, mendengarkan dengan baik merupakan suatu tindakan yang begitu menguntungkan dan juga mulia. Sebab, ketika kita mendengarkan dalam ranah diskusi, kita otomatis akan mendapatkan banyak informasi bahkan pengetahuan dari sosok yang berbicara. 

Selain itu, ketika kita bisa menjadi pendengar yang baik, kita akan menjadi penyelamat dalam kehidupan orang lain. Mungkin kita tidak sadar, ketika kita mendengarkan dengan setia curhatan teman kita yang sedang tak tentu arah hidupnya, sebenarnya keberadaan kita secara tidak langsung menyelamatkan ia dari tindakan suicide. Tentu kita sudah melihat fenomena hari ini di berita-berita yang ada, berapa banyak mahasiswa atau remaja yang bunuh diri dikarenakan stress dan depresi.

Memang pada faktanya, mendengar dengan baik merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk dipraktikkan. Akan tetapi, kita bisa saja dengan mudah menjadi pendengar yang baik, ketika kita giat melatih diri. 

Sebagaimana seseorang yang ahli dalam berpidato dan orasi, mereka bisa mahir seperti itu, bukan karena bawaan dari lahir, namun karena mereka berlatih dan belajar. Dan tentu saja mendengar dengan baik merupakan suatu keterampilan yang bisa kita asah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun