Kompasiana - Arus informasi di Dunia saat ini telah berkembang begitu pesatnya Pada akhir-akhir ini . kita dapat dengan mudah menerima informasi dari berbagai arah baik berdasarkan sumber yang valid maupun invalid.
informasi yang baik maupun buruk, yang menyebarkan semangat positif maupun informasi berbau kepentingan yang negatif seperti black campaign. Banyaknya berita-berita atau informasi yang beredar disekitar kita itu, disatu sisi membuat wawasan dan pemahaman kita semakin meluas untuk menangkap berbagai informasi dalam berbagai bidang.
termasuk informasi terbaru tentang perkembangan zaman. namun disisi lain seringkali karena banyaknya arus informasi yang beredar tersebut membuat kita semakin sulit memilah serta membedakan mana informasi yang valid dan yang bukan. itu dikarenakan sangat banyaknya arus informasi yang ada menyebabkan adanya fenomena yang kita sebut sebagai banjir informasi.
Pada kenyataannya adanya fenomena banjir informasi ini sering membuat kita resah atas isu-isu yang beredar. Contohnya seperti dapat kita lihat dari kesimpangsiuran tentang adanya Pro-Kontra terkait Covid 19. Pada awal munculnya wabah Covid 19 kita dikaget dengan Eksistensi Keberadaan virus tersebut.
ada yang mempercayai Adanya covid sebagai virus yang berbahaya dengan pembuktian yang ilmiah. Namun ada pula yang menolak mempercayai keberadaan covid 19 dengan segala argumen yang meliputinya.
seperti bahwa Eksistensi Virus covid 19 ini hanyalah bahan "gorengan" media yang dibesar-besarkan untuk menakuti masyarakat atau Adanya Covid 19 hanya pengalihan isu dari pemerintah untuk menutupi kebobrokannya.
Disisi lain Ada banyak pula opini ataupun konspirasi-konspirasi yang mengitar dimasyarakat yang membuat kita sulit untuk menvalidasi kebenarannya. Contoh Seperti halnya Isu tentang munculnya Virus Covid-19, ada yang berpendapat bahwa virus itu muncul karna proses alami
namun pada sisi lainnya ada pula yang membantah dan berpendapat bahwa virus covid 19 sengaja diciptakan sebagai senjata biologis yang diciptakan oleh “para Elit” untuk kepentingan ekonomi mereka. Dan masih banyak yang lainnya.
kesimpangsiuran informasi ini membuat manusia dewasa ini semakin membuat dilema seakan opini dan fakta saling campur aduk tak karuan sehingga yang kita anggap benar bisa jadi salah dan sebaliknya yang kita anggap salah malah lebih dekat dengam kebenaran hal Semacam ini yang dinamakan "dilema post-truth" yang kini kian meresah manusia dewasa ini.
Kata Post-truth sendiri menurut Oxford dictionary berdefinisi “berkaitan dengan atau menunjukkan keadaan dimana fakta obyektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan daya tarik emosional”.
Secara umum Post-truth dimaknai sebagai ketidakjelasan antara fakta dan kebohongan dimasyarakat Bahkan memiliki kecenderungan bahwa kebhohongan yang beredar dimasyarakat itu lebih dipercayai dan dipandang sebagai fakta.
Alasan terjadinya Post-truth ini dalam sudut pandang Psikologi, menurut McIntyre (Lee McIntyre, Posth truth (Massachusetts:MIT Press,2018) Post-truth berakar dalam jiwa manusia yang budah jatuh dalam congnitive bias, dimana prasangka ditingkat pengetahuan yang sifatnya berat sebelah. hal ini bisa membuat kebohongan yang seolah menyamar menjadi kebenaran hingga kita sulit membedakan mana informasi yang benar dan yang bohong.
Maka Dalam situasi-situasi itu berbagai pihak saling melempar opini sedangkan publik yang menerima informasi akhirnya bingung dengan informasi yang ada. Masyarakat yang termakan informasi pada suatu pihak (misal Pihak A) kemudian terpengaruh serta membela habis-habisan.
Bahkan ekstrimnya sampai menggerakkan aksi massa dan mengorbankan dirinya sendiri untuk membela pihak yang ingin dibelanya. sedangkan pada pihak lainnya (Pihak B) juga sama menggalakkan seluruh daya upaya untuk mendukung argumen pihak yang ada dan membendung argumen yang kontra. Akibatnya, publik akhirnya menjadi tepecah belah akibat opini-opini yang ada.
Menurut hemat penulis, Semua ini dapat terjadi karena manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan suatu wadah pengungkapan ekspresi, perangkat berkomunikasi, serta menjadi perangkat untuk mempengaruhi dan meyakinkan satu sama lain, perangkat tersebut ialah kata-kata.
Hal ini tidak lagi mengherankan karena Pada dewasa ini kunci keberhasilan segala sesuatu bukan lagi fisik yang jadi hal utama melainkan kata-kata. kata-kata selalu membuat kita terpengaruh baik mempengaruhi Pola pikir dan tingkah laku. Maka Karena kata-kata merupakan perangkat utama untuk berkomunikasi antar individu dan kelompok yang dapat mempengaruhi manusia satu dengan yang lain.
Dengan demikian Seni meyakinkan orang melalui kata-kata yakni retorika Layaknya senjata. retorika merupakan seni berbicara persuasif yang dilakukan secara efektif untuk meyakinkan orang melalui kata-kata (Syafi’ie,1988:1). Namun sering kali retorika ini digunakan hanya untuk berargumen demi tujuan kepentingan tertentu sehingga mengesampingkan Fakta benar dan salah.
Jika dalam filsafat kata, kata-kata mempunyai power performance yang artinya kata-kata adalah kekuatan, itu karena kata-kata dapat mengubah dan menciptakan realitas. jika dalam istilah kedokteran kita mengenal plasebo dan nocebo dimana kata-kata membuat keadaan seseorang dapat tersugesti yang mempengauhi perubahan dalam fisik.
Jika seperti itu, maka kata-kata layaknya obat yang bisa menyembuhkan sekaligus juga bisa menjadi racun yang mematikan. kita sering sekali melihat bagaimana kata dapat mempengaruhi jiwa membuat seseorang terpuruk menjadi bersemangat, senang menjadi sedih, menguatkan imun dan menurunkan imun.
seorang orator yang handal dapat mempengaruhi orang-orang menggunakan kata-katanya, ia bisa membuat suatu bangsa yang terpecah menjadi bersatu ia juga bisa membuat yang bersatu menjadi berseteru. Seakan dunia saat ini kita seperti dikontrol dan diperintah oleh sebuah “rezim” yang bernama kata-kata. Bahkan bila kalian cermat penulis pun sebenarnya juga menggunakannya untuk berusaha mempengaruhi kalian.
namun walau bagaimanapun juga Tentu kita tidak bisa hidup tanpa kata-kata. maka dari itu ini semua tergantung penggunaannya. maka gunakanlah perangkat kata-kata ini dengan baik dalam menyampaikan gagasan pemikiran. Terlebih dalam dunia filsafat kita telah memasuki era postmodern.
Pada faktanya, realita sekarang ini dipenuhi dengan pemikiran yang tak ubahnya seperti pemikiran para sophis yang memandang realitas sebagai sesuatu yang sifatnya relatif karena semua memiliki kebenaran sendiri-sendiri tergantung perspektif sehingga seolah tidak ada sesuatu yang objektif.
Bahkan relativisme dapat memasuki hal yang lebih ekstrim yaitu nihilisme yang menganggap bahwa nilai kebenaran, baik buruk itu tidak ada. sehingga realitas tidak dapat lagi bisa dinilai serta kehilangan makna.
Tentu saja ini berlawanan dengan pemikiran sokrates,plato,dan Aristoteles yang menentang pemikiran semacam ini yang dimana pada masa mereka dan berabad-abad setelahnya mereka berusaha meletakkan nilai-nilai objektivitas, universalitas, dan nilai-nilai yang bertumpu pada kodrat ilahiyah.
Maka dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa Kata-kata adalah kekuatan, siapa saja yang berhasil mengendalikannya ialah yang akan menang. maka saat ini Perang kita merupakan perang perspektif di mana setiap sisi membawa pembenaran masing-masing. Dunia saat ini telah disetir oleh opini-opini yang menyamar menjadi informasi.
Dan seringkali Informasi yang kita terima saat ini sama halnya dengan retorika kaum sophis dimana kata-kata dapat menyihir para pendengarnya namun tidak membawa kebenaran didalamnya, yang ada hanyalah olahan kata-kata yang manipulatif yang dibuat seolah-olah logis dan objektif.
Saudaraku, sesungguhnya ketegangan-ketegangan ini merupakan bagian dari megahnya demokrasi. Dimana disatu sisi dapat membebaskan diri, namun disisi lainjuga membawa pada kegalauan atas banjir informasi. Maka saudaraku, yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi ini semua hanyalah dengan meluaskan pengetahuan, bentangkan wawasan ,tajamkan logika, untuk menelaah dan mengkomparasikan semua kata-kata yang telah kita terima. semua itu dikarenakan saat ini kita telah memasuki rezim “kata-kata”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI