Yoseph memiliki hubungan erat dengan Gereja-gereja londo. Kidul Loji merupakan gereja tertua di Yogyakarta beridiri 11 tahun setelah kelahiran Yoseph. Yoseph fokus untuk membangun sosial untuk melahirkan generasi seraninese yang kuat.
Tahun 1920 Julius menikah dengan Caroline van rijkkevorsel seorang perempuan yang taat pada serani. Karena sang istrilah Julius mengembangkan sayapnya hingga ke kota. Karena menurutnya cara memperbaiki dunia dengan mencapai kedamaian, keamanan, kesehatan dan kebahagian.
Prinsip pertama yang dipegang caroline, ia harus membela yang miskin dari pada yang kaya. Caroline mencoba membuat Julius untuk membahagiakan kaum buruh. Sehingga menimbulkan loyalitas yang tinggi. Julius fokus dengan istrinya untuk mengelola pabrik.
Banyak pribumi khusunya buruh yang beralih kepercayaan. Karena kewalian Julius dapat berdamai dengan hati dan pikiran mereka. Karena beberapa kebijakan yang Julius buat, seperti: membuat kontrak kerja yang sifatnya progresif dengan buruh serikat Tjipto Oetomo, kenaikan gaji setiap tahun 5%, dana pensiunan bagi janda perempuan. Berbeda dengan hari ini masa jabatan 5 tahun, ngakunya mewakili rakyat, namun menerimah dana pensiunan seumur hidup.
Kebijakan Julius lainya yakni fasilitas rumah dinas, libur 3 hari pada bulan ramadhan, 2 hari Idul Adha dan 2 hari peringatan kelahiran nabi Muhammad. Siasat inilah yang digunakan Julius dan Caroline untuk Zendeling. Sampai kalau kita menyusuri riwayat delpher itu tidak ditemukan riwayat keluarga schmuctzer.
Mereka sengaja tidak dimasukan nederlands indische suiker syindikat. Agar dapat mengembangkan misinya, dan alhasil terdapat 3 cabang pabrik mereka di kecamatan Kretek, Sanden, dan Pandak.
Dalam kesehatan tahun 1930 mereka membangun poliklinik sekarang menjadi Rs. St Elizabeth. Julius menggandeng HB VIll untuk membuka polikliniknya dan menggratiskan semua masyarakat pribumi yang mau berobat. Startegi zendeling inilah yang digunakan inlander untuk berkembang ditanah nusantara.
Tak hanya itu Julius mengandeng pengusaha lain untuk membangun Rs. Onderbogen atau sekarang yang dikenal dengan Rs. Pantirapih. Rs. Pantih Rapih terletak di kecamatan Gondonkusuman.
Setelah mendapat pelayanan kesehatan gratis dan kebahagiaan. Pada tanggal 16 April 1924, mereka membangun pusat keimanan yakni Gereja Hati kudus di Bambanglipuro. Pembangunanya di arsiteki oleh Th. Van Oyen. Pemberkatanya oleh Mgr. A. Van Velsen. Julius tahu bahwa mengubah pribumi konservatif tidak bisa secara langsung melainkan dengan akulturasi. Maka Gereja hati Kudus dibangun dengan corak jawa.
Akulturasi sangat kuat di kota Zelfbesturende Landschappen. Mereka membagi-bagikan beras kepada masyarakat pribumi agar mereka dapat diterimah dengan mudah. Tujuan pendidikan gereja harus berkontribusi pada kesadaran lingkungan.
Karena untuk membangun generasi seraninese harus ciptakan sosial perdamaian dilingkungan sekitar. Maka bisa kita sebut kewalian mereka dengan Pendeta. Karena secara finansial mereka punya, secara amal mereka kerjakan. Itulah mereka seorang zendeling yang tak bergelar.