Seluruh jagat raya berjalan dengan keteraturan yang sempurna karena bumi, langit, dan semua yang berada di antaranya diciptakan Allah SWT, yang memiliki kekuasaan dan ilmu yang tak terbatas. Tentu saja tidak aneh bahwa semua yang diciptakan Allah SWT memiliki kesempurnaan luar biasa dan berjalan dengan ketertiban tanpa cacat dan "noda". Yang mengejutkan justru ketidakpekaan manusia yang tiada akhir terhadap begitu banyak keajaiban yang ditemui, lihat, dengar, dan tahu (termasuk tubuhnya sendiri) serta ketidakpeduliannya pada alasan "mengapa" detail yang luar biasa ini ditunjukkan kepadanya.
Darah adalah cairan tubuh paling penting yang bertanggung jawab dalam sirkulasi nutrien, enzim-enzim, dan hormon-hormon ke seluruh tubuh. Disamping itu juga mendistribusikan substansi yang penting yaitu oksigen serta mengangkut karbon dioksida (CO2) agar tidak meracuni tubuh manusia itu sendiri. Darah, yang hanya sebuah cairan, tidak pernah gagal melakukan suatu tugas yang memerlukan perhatian dan tanggung jawabnya.
Darah tahu setiap zat yang dibawanya, untuk apa gunanya, dan kemana harus diantarkan. Misalnya, darah tidak keliru mengantarkan karbon dioksida ke sel, yang diambilnya dari sel lain sebagai zat buangan sisa metabolisme tubuh. Darah selalu memberi sel oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Darah melakukan tugas ini tanpa kesalahan atau kelelahan, karena ini adalah bagian dari rencana sempurna yang Allah ciptakan dalam tubuh manusia. Karena darah "menyerah tanpa syarat" pada sistem yang diciptakan oleh Allah SWT, seluruh sel darah melakukan tugasnya tanpa melakukan kesalahan apa pun.
Setiap hari tubuh bertempur melawan banyak bakteri, virus, dan mikroba yang dapat menyebabkan suatu penyakit (patogen). Beberapa diantaranya dicegah memasuki tubuh, sedang beberapa lainnya berhasil masuk. Tetapi ada sel perlindungan khusus dalam tubuh untuk memerangi bakteri, virus, dan mikroba yang masuk, yang disebut dengan sel kekebalan tubuh (imunitas).
Sel-sel kekebalan tubuh, yang bisa dianggap sebagai "tentara" yang memerangi "musuh" dan melindungi tubuh kita dari bahaya, bergerak di dalam aliran darah. Kapan pun ada serangan patogen, sel imunitas bisa mencapai bagian tubuh terkait melalui pembuluh darah dan dengan mudah memerangi patogen tersebut. Sel-sel kekebalan tubuh ini tidak belajar tentang "misi" yang mereka lakukan.
Sel-sel kekebalan tubuh ini telah mengetahuinya semenjak mereka ada. Sistem kekebalan tubuh mulai melakukan tugas mereka dan melindungi tubuh ketika seorang bayi dilahirkan. Hal ini adalah perincian mengagumkan dalam ciptaan Allah SWT. Allah SWT telah mengajarkan pada sel-sel apa yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang tentang pengetahuan yang sangat penting dan menganugerahkan sel-sel kekebalan tubuh untuk kepentingan kita.
Darah juga bertindak sebagai alat komunikasi dalam tubuh. Ada "kurir-kurir khusus" di dalam darah yang membawa pesan dari satu bagian tubuh ke bagian lain. "Kurir" ini, yang dikenal sebagai hormon. Hormon dihasilkan dari kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran khusus, sehingga hormon yang dihasilkan menuju organ target dialirkan bersama sistem peredaran darah. Hormon membawa pesan ke bagian-bagian tubuh terkait (organ target). Banyak proses penting, termasuk pertumbuhan tubuh, rasa haus, pengeluaran keringat, dan pengendalian tingkat gula darah terjadi berkat pesan yang diantarkan dengan tepat tersebut tanpa ada kesalahan.
Darah bergerak melalui pembuluh dan akan mengucur keluar jika terjadi luka. Namun, demi kesehatan tubuh, aliran darah itu harus dihentikan. Apakah yang menyebabkan darah berhenti mengalir segera setelah luka mulai mengucurkan darah?. Proses ini disebut dengan penggumpalan darah (koagulasi), yang merupakan salah satu sistem pertahanan otomatis dalam tubuh kita.
Beberapa zat yang ada dalam darah menghentikan dan menutupi luka tersebut. Berkat kemampuan penggumpalan darah ini, pendarahan berlebihan pun tercegah. Ketika terjadi luka pada tubuh manusia, beberapa sel dalam darah diberitahu tentang pembuluh yang rusak, dan segera menuju ke tempat itu. Pertama-tama mereka berkeliling di sekitar luka, lalu menghambat aliran darah dengan membuat sebuah jaring darah (fibrin). Jaring ini mengeras lambat laun dan membentuk gumpalan darah.
Bisakah serangkaian peristiwa ini terjadi secara kebetulan? Bagaimana beberapa sel darah mendapat informasi tentang kerusakan (luka) di suatu tempat dalam pembuluh darah, yang merupakan sebuah dunia luas jika dibandingkan dengan ukuran mereka? Mengapa sel darah bekerja keras untuk mencegah aliran darah? Bagaimana sel darah tahu bahwa mereka harus menutup luka untuk menutup kehilangan darah? Siapa yang mengajari sel-sel darah ini agar mereka menutupi luka itu?.
Sel-sel darah tidak pernah belajar tentang segala hal ini secara kebetulan dan juga tidak bisa melakukan ini dengan kemauan sendiri. Bahkan manusia, yang memiliki kecerdasan, tidak mungkin menciptakan sistem yang terperinci seperti itu dan mengajari sel apa yang harus dilakukan. Pastilah, kecerdasan yang ditunjukkan oleh sel-sel darah ini bukanlah milik mereka. Allah-lah yang telah mengilhami mereka dan mereka bertindak menurut sebuah perencanaan sempurna.