Mohon tunggu...
Muhammad SutraAdi
Muhammad SutraAdi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN KHAS Jember

Proses Belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mobilitas Sosial

3 November 2020   12:25 Diperbarui: 3 November 2020   12:35 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak positif dari mobilitas sosial yaitu : orang akan terus berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena kesempatan untuk pindah strata, dan dengan adanya mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial pada individu maupun kelompok. Diantaranya adalah status sosial, kondisi politik, keinginan untuk melihat daerah lain, keadaan ekonomi, masalah kependudukan, serta faktor individu maupun struktural. 

Sementara itu, ada beberapa hal yang menghambat terjadinya mobilitas sosial ini. Pertama adalah diskriminasi, yaitu pembedaan perlakuan dengan berbagai alasan yang melibatkan perbedaan suku, ras, maupun agama. Faktor ekonomi juga turut menjadi penghambat, terutama bagi mereka yang berada di bawa garis kemiskinan.

B. Pendidikan dan Mobilitas Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata pedagogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai yang setara dengan educare, yakni: membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak. 

Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan yang cukup banyak. Orang naik atau turun statusnya dalam berbagai sistem status dalam masyarakat itu didasarkan atas golongan sosial, kekayaan jabatan, kekuasaan, dan sebagainya. Perpindahan orang dari golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau rendah disebut mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya. Mobilitas sosial ini terus berlangsung di semua Negara khususnya dalam masyarakat industri karena di butuhkan nya sejumlah besar tenaga teknis dan professional. Golongan sosial tinggi tidak memenuhi segala kebutuhan itu dan terpaksa mengambilnya dari lapisan sosial yang lebih rendah. 

Banyak contoh yang dapat dilihat di sekitar kita tentang orang yang meningkat dalam status sosialnya berkat pendidikan yang diperolehnya. Pada zaman dahulu orang yang meyelesaikan pelajarannya , yaitu SD pada zaman Belanda mempunyai harapan menjadi pegawai dan mendapat kedudukan sosial yang terhormat. Apa lagi kalau ia lulus MULO, AMS, atau perguruan Tinggi maka makin besarlah kesempatannya untuk mendapat kedudukan yang baik dan dengan demikian masuk golongan sosial menengah atas. 

Di samping ijazah perguruan tinggi ada lagi faktor-faktor lain yang membawa seseorang kepada kedudukan tinggi dalam pemerintahan atau dalam dunia usaha.dapat kita pahami bahwa anak-anak dalam golongan rendah lebih sukar mendapat kedudukan sebagai pimpinan perusahaan dibanding dengan anak pemimpin perusahaan itu sendiri. Hubungan pribadi, rekomendasi dari orang yang berkuasa di samping ijazah dan prestasi turut berperan untuk mendapat posisi yang tinggi. Mobilitas sosial bagi individu agak kompleks karena adanya macam-macam faktor yang membantu seorang meningkatkan dalam jenjang social.Juga guru-guru dapat mempengaruhi individu untuk mencapai kemajuan, bila mereka mendorong anak belajar agar mencapai prestasi yang tinggi. Guru itu sendiri dapat menjadi model mobilitas sosial berkat usahanya belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga kedudukannya meningkat. Sebaliknya guru dapat menghalangi mobilitas itu bila ia memandang rendah terhadap anak-anak dari golongan rendah dan tidak yakin akan kemampuan mereka. Mungkin juga guru tidak menyadari fungsi sekolah sebagai jalan bagi mobilitas sosial. 

Sekolah dapat membuka kesempatan untuk meningkatkan status anak-anak dari golongan rendah. Di sekolah mereka mempunyai hak yang sama atas pelajaran, mempelajari buku yang sama, mempunyai guru yang sama, bahkan berpakaian seragam yang sama dengan anak-anak dari  tinggi.

C. Sekolah dan Mobilitas Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun