"Kau bukan teman yang buruk," kata seorang teman dekat. "Tapi sejujurnya kau agak aneh, atau bisa dibilang misterius." Jadi, begitulah, walau teman-teman saya tak menganggap saya teman yang buruk, tapi mereka terkadang merasa dikecewakan oleh saya.
Itu adalah pil pahit yang sulit ditelan.Â
Setelah mengetahui semua itu, saya melihat kembali kehidupan saya, dan banyak hal yang akhirnya masuk akal. Kepribadian introver tak membuat saya jadi teman yang buruk, tapi mungkin perlu lebih untuk jadi teman yang baik.
Dalam hal pertemanan, saya biasanya punya satu atau dua teman dekat pada suatu saat dalam hidup saya, dan bahkan setelah berpisah (entah karena sekolah yang berbeda atau jalan hidup yang berbeda), saya jarang berhubungan lagi dengan mereka.
Dan terus terang, saya tak terlalu menyoal itu. Saya tak merasa harus berteman dengan semua orang. Seiring bertambahnya usia, ketika kesibukan dan kewajiban mengambil alih lebih dari separuh waktu saya, pertemanan makin tak menjadi prioritas bagi saya.
Lantas, apakah saya masih mempunyai dan membutuhkan teman? Apakah saya merasa telah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kalau saya tak punya teman? Jawaban ringkas saya adalah, iya dan iya.
Setiap orang punya kebutuhan mendasar untuk terhubung. Dalam konteks ini, bukan berarti introver tak membutuhkan jalinan pertemanan. Namun yang berbeda adalah seberapa banyak dan jenis pertemanan seperti apa.
Berbeda dengan ekstrover, mungkin sulit bagi introver untuk mendapatkan teman baru karena mengenal seseorang menguras banyak energi. Namun, introver sebenarnya tak membutuhkan lingkaran pertemanan yang luas.
Mereka merasa cukup dengan satu-dua teman dekat, kendati mereka mungkin mengenal banyak orang dan punya segudang kenalan. Orang introver cenderung menahan banyak hal setiap hati, tapi kemudian membutuhkan percakapan yang mendalam dan inti.
Bisa dibilang, introver dan basa-basi bukanlah teman yang baik. Seorang introver lebih suka membicarakan sesuatu yang dekat dengan hatinya daripada rencana akhir pekan semata. Ini harus langsung ke inti cerita, hal yang sebenarnya ingin dibicarakan.
Demikianlah, introver jarang memiliki energi untuk mempertahankan kehidupan sosial yang ramai, atau percakapan instan melalui WA dan panggilan telepon. Saya rasa jika kaum introver bilang "aku terlalu sibuk" untuk tetap berhubungan, itu ada benarnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!