Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Rumus Fokus: Kiat untuk Tetap Berkonsentrasi di Era Distraksi

11 Mei 2023   20:17 Diperbarui: 12 Mei 2023   11:11 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu teknik yang populer untuk melatih mindfulness adalah meditasi, kendati meditasi juga memiliki metode yang beragam. Saya biasanya mempraktikkan apa yang saya sebut "kesadaran napas". Praktik ini sudah ada selama ribuan tahun.

Itu melibatkan duduk dalam posisi yang nyaman, fokus pada napas, membiarkan pikiran serta perasaan muncul dan berlalu tanpa menilainya atau terjebak di dalamnya. Tak perlu khawatir kalau pikiran Anda sering mengembara saat berusaha fokus pada napas.

Jika Anda mengalami mind wandering, kembalikan perhatian pada napas Anda. Instruksi ini terkesan gampang, tapi sistem fokus otak kita membuatnya sangat susah. Ini adalah sejenis "push-up" untuk pikiran. Sekalipun kita sudah terbiasa, itu tak akan pernah terlalu mudah.

Setiap pagi saya meluangkan waktu untuk duduk rileks, kadang sambil memejamkan mata, memerhatikan kerja napas saya. Kalau beruntung, saya bisa merasakan detak jantung saya sendiri. Darah yang mengalir. Tapi selang 3-4 detik, pikiran mengembara lagi.

Saya tahu dan sadar tentang apa yang sedang saya pikirkan dan rasakan. Saya mencemaskan masa depan dan menyesali masa lalu. Saya kembali pada napas. 

Jika saya bisa mengamati diri sendiri selama satu tarikan napas saja, saya bakal memahami semuanya.

Sama seperti otot badan yang semakin dilatih semakin kuat, pikiran juga begitu. Mindfulness adalah latihan untuk "otot pikiran". Hasilnya, saya tak hanya duduk di depan laptop sekarang. Saya menyadari apa yang coba saya lakukan, dan saya memutuskan untuk berfokus padanya.

2. Hindari multitasking

Multitasking sangat buruk untuk kinerja, akurasi, dan mood kita. Ketika kita melakukan dua hal sekaligus dan keduanya membutuhkan fokus kita, sangat sulit untuk melakukan keduanya dengan baik. Bahkan sekadar mengirim WA pun membutuhkan fokus.

Pikirkan seperti ini: kita hanya punya satu senter, bukan dua atau tiga. Dan satu senter kita hanya bisa menyinari satu hal pada satu waktu. Dalam pengertian ini, apa yang kita sebut "multitasking" sebetulnya hanyalah pengalihan fokus.

Saat kita coba menyelesaikan banyak tugas sekaligus, kita sebenarnya sedang memindahkan senter dari satu hal ke hal berikutnya, lalu kembali ke hal pertama, dan seterusnya. Mengapa ini jadi masalah?

Setiap kali kita beralih dari satu tugas ke tugas lain, bolak-balik berulang kali, kecepatan dan ketepatan yang kita curahkan sangat besar, belum lagi waktu dan energi. Hasilnya, setiap kali kita berpindah-pindah fokus, cepat dan berat, akan selalu ada sejenis lag pada pikiran kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun