Ancaman, lebih lanjutnya, tak memungkinkan kita untuk fokus pada tugas yang ada. Saat orang terancam, konsentrasi dikonfigurasi ulang lewat dua cara: (1) kewaspadaan meningkat, dan (2) perhatian kita teralihkan pada stimulus yang dianggap mengancam.
Ada alasan kelangsungan hidup (survival) untuk spontanitas tersebut. Pada titik-titik penting dalam evolusi manusia, kewaspadaan tinggi adalah persyaratan. Jika tidak, kita tak akan bisa bertahan untuk mewariskan gen kita.
Cara untuk tetap fokus
Tatkala fokus memudar, kita biasanya hanya "menyuruh" pikiran kita untuk kembali pada apa yang seharusnya kita perhatikan. Nyatanya, kita tak bisa begitu saja memutuskan untuk fokus dengan "lebih baik".
Tak peduli seberapa banyak kita mengetahui cara kerja otak, dan tak peduli seberapa besar kita termotivasi, cara otak kita menaruh perhatian tak bisa diubah secara mendasar hanya dengan niat. Sebaliknya, kita perlu melatih otak kita untuk bekerja secara berbeda.
Kabar bagusnya, ada beberapa cara untuk melatih fokus sesuai kajian ilmiah. Dalam konteks ini, saya (masih) meringkas dan mengutip Amishi Jha, meskipun mungkin tak secara persis. Saya mengemasnya ulang dan membaginya jadi dua kiat praktis: mindfulness dan monotask.
1. Latihan mindfulness
Kita biasanya diberi nasihat bahwa untuk menghentikan distraksi pikiran, kita mesti melawan semua pengalih perhatian tersebut dengan berperang. Tapi, seperti berenang melawan arus, itu melelahkan dan tak efektif.
The Art of War, yang biasanya merujuk kepada Sun Tzu di abad ke-5 SM, memberikan saran tentang apa yang harus kita lakukan ketika kita berada dalam sebuah pertarungan: seni perang tertinggi adalah menaklukkan musuh tanpa bertempur.
Dengan kata lain, dalam konteks sistem fokus, jangan buang energi untuk menjadi lebih baik dalam melawan distraksi. Kita tak bisa memenangkan pertarungan itu. Sebaliknya, cobalah untuk memposisikan pikiran kita secara tepat sehingga kita tak perlu bertarung.
Seperti perenang terampil yang mengenali tarikan lautan dan berenang ke arah yang aman, kita harus mampu mengenali isyarat. Ombak besar bisa membawa kita lebih jauh ke laut jika kita melawannya, tapi jika kita tahu cara menavigasi perairan, kita bisa memanfaatkannya.
Caranya? Latihan mindfulness. Maksud "mindfulness" adalah ini: memerhatikan pengalaman saat ini tanpa elaborasi konseptual atau reaktivitas emosional. Mudahnya lagi begini: kita memusatkan perhatian pada pengalaman saat ini secara terbuka dan tanpa penilaian.
Jika Anda baru pertama kali mendengar istilah ini, mungkin Anda memerlukan artikel khusus yang membahas mindfulness. Intinya, praktik mindfulness dapat meningkatkan kemampuan kita untuk merespons situasi secara efektif.