Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Harus Perempuan, 5 Penulis Laki-laki Ini juga Mendukung Feminisme

6 Maret 2023   07:16 Diperbarui: 8 Maret 2023   16:21 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak harus perempuan, laki-laki juga bisa menjadi seorang feminis | Ilustrasi oleh Markus Winkler via Pixabay

Dalam karyanya "An Apartment on Uranus", Preciado menelusuri peralihannya dari Beatriz menjadi Paul B. Transisi gender telah menggeser nilai tubuhnya dalam ruang sosial, serta memberinya pandangan yang sama sekali berbeda tentang kekuasaan.

Menurutnya, ketika orang mengidentifikasi diri sebagai non-biner, maka semua kategori identitas gender lainnya runtuh. Barangkali inilah keunikan dari (trans)feminisme Preciado: dia tidak melihatnya dari sudut laki-laki atau perempuan, tetapi dari celah-celahnya.

Orang mungkin berasumsi bahwa penyebab keprihatinan Preciado berakar pada ketegangan antara politik transgender dan beberapa aliran feminisme. Namun, faktanya, teks-teks Preciado sering memakai karya-karya feminis untuk mengekspresikan gagasannya.

Preciado menunjukkan rasa lapar akan ide-ide feminis. Dia melahap aneka teori yang berbicara kepadanya, membiarkannya menyatu dalam tubuhnya, dan, kemudian, menggunakannya untuk menginformasikan kisahnya sendiri sebagai seorang transgender.

Ketika dia menjadi "sesuatu yang ditaruh di dalam sesuatu", kisahnya menjadi sebuah wadah ketubuhan.

Pengalaman hidupnya seolah-olah dia adalah seorang laki-laki (sadar bahwa dirinya korban fiksi politik), Preciado memiliki kesempatan untuk memeriksa bahwa kelas penguasa (laki-laki) tak akan melepaskan hak-hak istimewanya hanya karena kita berkoar di Twitter.

Para patriark heteroseksual dan kulit putih, menurutnya, telah memulai sebuah proyek reformasi tandingan untuk membungkam gaung feminisme (Preciado, 2018). Karenanya, ini bakal menjadi perang seribu tahun, perang terlama dari semua perang.

Apa yang menjadi ciri khas posisi laki-laki hari ini adalah kenyataan bahwa kedaulatan laki-laki didefinisikan oleh penggunaan teknik-teknik kekerasan yang sah (terhadap perempuan, anak-anak, hewan, dan planet secara keseluruhan).

Maskulinitas laki-laki ditentukan oleh seberapa besar kekuasaannya, atau pendeknya, laki-laki ideal di zaman kita adalah para penakluk. Kita harus mendekonstruksinya. Ini bukanlah sesuatu yang bisa kita hilangkan dalam satu generasi. Ini adalah proyek sejarah.

Sebagai penutup, penting untuk dicatat bahwa keterlibatan tokoh-tokoh di atas dengan feminisme mengambil berbagai bentuk, serta dimotivasi oleh alasan-alasan yang berbeda. Dan, seperti pemikir besar lainnya, ide-ide mereka tak seharusnya berada di luar kritik.

Namun, itu bukan berarti lelaki tak bisa menjadi feminis (sejati). Itu hanya berarti, ada argumen dan perbedaan dan kegagalan dalam feminisme, sebagaimana proyek emansipasi mana pun (atau bahkan dalam upaya manusia mana pun).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun