Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Harus Perempuan, 5 Penulis Laki-laki Ini juga Mendukung Feminisme

6 Maret 2023   07:16 Diperbarui: 8 Maret 2023   16:21 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak harus perempuan, laki-laki juga bisa menjadi seorang feminis | Ilustrasi oleh Markus Winkler via Pixabay

Pendeknya, kaum lelaki dapat menjadi "informan orang dalam".

Michael Kaufman (lahir tahun 1951)

Feminisme biasanya dipandang bertentangan dengan kepentingan laki-laki. Akibatnya, pria yang menemukan jalan menuju feminisme kerap terguncang dari posisi sempit itu, sehingga mereka melihat dirinya hanya lebih dari sekadar pria biasa, bukan seorang feminis.

Penulis dan pendidik Kanada Michael Kaufman menentang asumsi itu. Alih-alih merugikan, Kaufman berpendapat bahwa feminisme justru merupakan berkah yang luar biasa bagi laki-laki. Bahkan, sebagian besar pria sebenarnya sudah feminis secara laten.

Dalam dunia yang didominasi laki-laki, dunia pria, menurut definisi Kaufman, adalah dunia kekuasaan. Di tingkat individu, mayoritas dari apa yang kita kaitkan dengan maskulinitas bergantung pada kapasitas lelaki untuk menggunakan kekuasaan dan kontrol.

Namun, kehidupan aktual lelaki berbicara tentang realitas yang berbeda. Kekuasaan mereka tercemar. Lelaki menikmati berbagai bentuk hak istimewa, tetapi cara mereka mengatur dunia kekuasaan itu menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, isolasi, dan keterasingan.

Ini bukan untuk menyamakan rasa sakit yang dialami laki-laki dengan segala penindasan dan subordinasi perempuan yang sistemik dan sistematis. Sebaliknya, Kaufman hendak bilang bahwa kekuasaan duniawi laki-laki ada harganya (Brod & Kaufman, 1994, hlm. 59).

Kombinasi antara kekuasaan dan rasa sakit itu adalah kisah tersembunyi kehidupan lelaki, yang sekaligus begitu kontradiktif. Feminisme, upaya untuk menyetarakan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, karenanya dapat mengurangi kontradiksi itu.

Dengan kata lain, ketika kekuasaan laki-laki ditantang, apa yang datang sebagai kompensasi, hadiah, atau pengalih perhatian seumur hidup dari rasa sakit yang mungkin terjadi semakin berkurang atau, setidaknya, dipertanyakan.

Jadi, laki-laki harusnya terus mendengarkan suara dan pengalaman perempuan. Ini bukan semata-mata simbol belas kasih antar sesama manusia, tapi juga potensi untuk membebaskan laki-laki dan membantu menemukan maskulinitas baru yang (lebih) steril.

Paul B. Preciado (lahir tahun 1970)

Terlahir sebagai perempuan di utara Spanyol, Paul B. Preciado, seorang filsuf yang juga murid dari filsuf Jacques Derrida, berusaha untuk menghancurkan biner yang didirikan oleh kekuatan patriarki.

Bagi Preciado, dunia ini ditakdirkan untuk binasa sehingga kita harus mengambil sendiri tugas membangun yang baru, mendekonstruksi tatanan usang. Lewat dorongan emansipasi dan rasa pusing tipikal para pemimpi, Preciado mulai menguraikan dunia baru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun