Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar Seni Melupakan di Era Kelimpahan Informasi

22 Februari 2023   07:06 Diperbarui: 23 Februari 2023   18:20 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni melupakan mengajari kita tentang bagaimana cara melupakan dan apa yang harus dilupakan | Ilustrasi oleh Michal Jarmoluk via Pixabay

Kita yang telah berusaha dengan jujur dan berani untuk berjuang habis-habisan di medan pertempuran jiwa yang hening tahu bahwa melupakan tak pernah mudah. Pemutusan suatu hubungan romantik atau ditinggal mati sahabat; jiwa yang sakit tak gampang melupakan.

Benar, seni melupakan adalah pertarungan nyata yang senantiasa sulit, tapi kita tetap bisa menang atasnya. Mari kita lupakan duri keseharian dengan mengingat bunga mawar dan segala kemungkinannya, potensinya.

Mari kita lupakan kekecewaan dalam keberanian dan tekad baru. Kita lupakan kesedihan, rasa malu, kesalahan, dan kegagalan di masa lalu. Sebagai gantinya, mari kita berkonsentrasi pada hari-hari yang baru, segar, jernih untuk kehidupan yang lebih tinggi.

Sekalipun ingatan menopang hidup kita, itu tak menentukan apa artinya menjadi manusia. Lebih banyak kerugian akan menyusul. Ingatan baru-baru ini hanyalah hantu dan bayangan. Ingatan bukanlah segalanya.

Toh hidup kita bukanlah rangkaian daftar belanja atau nomor telepon yang harus diingat setiap puluhan detik. Kita lebih dari apa yang bisa kita ingat. Beberapa dari kita menderita Alzheimer, namun mereka masihlah manusia, bagian dari kita semua.

Kita tak harus jadi martir ingatan. Sembilan puluh persen lebih kelupaan yang terjadi pada kita adalah normal. Jika kita stres tentangnya, kita hanya akan memperparahnya. Kemampuan kita untuk melupakan sama pentingnya dengan kemampuan kita untuk mengingat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun