Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

8 Strategi untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Memperkuat Pikiran

18 Februari 2023   07:20 Diperbarui: 18 Februari 2023   20:47 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daya ingat yang kuat dapat menopang kehidupan yang bermakna | Ilustrasi oleh Mohamed Hassan via Pixabay

Otak kita tidak dirancang untuk mempertahankan apa yang rutin atau terprediksi. Singkatnya, kita cenderung melupakan segalanya kecuali yang bermakna. Inilah ingatan yang memberi kita perasaan akan diri sendiri, yang membentuk narasi hidup kita.

Jika kita memerhatikan apa yang ingin kita ingat dan membungkusnya jadi sebuah cerita, dan terlebih jika kita menempatkannya pada momen khusus dalam narasi hidup kita, maka kita akan membuat ingatan itu sulit dilupakan.

Terlebih, ketika sebuah kenangan mengandung makna mendalam bagi kita, biasanya kita bakal memikirkannya, membagikannya, menggunakannya, dan mengenangnya berulang kali. Dengan begitu, kenangan atau ingatan tersebut akan terjalin semakin kuat.

3. Tuliskan

Selain rutinitas harian, seperti makan dan mandi, saya sering lupa tentang hal-hal yang harus saya lakukan: membalas pesan, mencuci baju, membeli barang. Jika saya tak diingatkan tentang semua itu, mungkin saya akan jadi seperti koala yang terjebak di sebuah kamar.

Karenanya sebelum tidur, saya selalu membuat to-do list tentang apa saja yang mesti saya kerjakan esok hari. Menulis untuk mengingat juga berlaku ketika saya mempelajari sesuatu yang baru, seperti materi-materi dari dosen atau buku.

Berhenti khawatir dan tuliskan saja. Kita tak perlu risau apakah menulis bakal menurunkan kapasitas kita dalam mengingat. Justru, ini menunjang kinerja memori secara efektif. Dengan menuliskannya, kita bisa mengingat lebih banyak dan mengurangi beban otak.

4. Buat asosiasi dan visualisasikan

Dalam bukunya "Bird by Bird", Anne Lamott mengenang masa lalu ketika abangnya, yang saat itu masih berumur 10 tahun, sedang keteteran untuk mengerjakan sebuah laporan tentang burung.

Abangnya menangis di dapur dengan banyak penjepit kertas dan buku yang belum terbuka mengenai burung. Dia nyaris menangis. Lantas, ayah mereka datang menghampirinya dan berkata, "Burung demi burung, sobat. Ambil saja burung demi burung."

Saya menyukai kisah itu karena keseharian saya senantiasa tentang kelebihan beban dan kewalahan sendiri. Saya punya banyak keinginan, dalam arti mempelajari dan mencipta sesuatu, tapi saya merasa tak cukup waktu. Saya bingung harus mulai dari mana.

Akhirnya, alih-alih bergerak dan konsisten, saya memilih rebahan dan lari dari semua tugas itu. Saya tak menyelesaikan apa pun (selain dua film Netflix, saya kira). Inilah mengapa saya sangat ingin mengingat kisah dan pesan Anne itu.

Suatu hari saya bermain dengan keponakan saya dan tak sengaja menemukan sebuah mainan burung mungil, yang saya kira mirip Angry Birds merah. Saya tiba-tiba teringat dengan pesan Anne bahwa kita hanya perlu maju perlahan, burung demi burung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun