Tentunya sudah menjadi pengetahuan umum bahwa manusia punya kecenderungan untuk bertindak, sering kali karena alasan yang baik. Namun, action bias muncul manakala tendensi itu terbawa ke daerah-daerah yang tidak terkandung "alasan-alasan baik".
Dengan demikian, action bias tidaklah rasional. Masalah terbesar dari action bias adalah, orang bertindak tanpa pertimbangan apa pun selain tindakan itu sendiri, atau dengan kata lain: deterministik.
Memang kiranya mudah bagi kita semua untuk mengakui bahwa dalam kebanyakan kasus, perkara hasil berada di luar kendali dan kontrol kita. Ada hal-hal tertentu yang hanya menuntut jerih payah kita, tidak lebih.
Kendati begitu, perspektif deterministik tetaplah tidak patut untuk dijadikan acuan, sebab toh kalau keberhasilan sesuatu tidak semata-mata berkat keberuntungan, maka perlu ada jerih payah serius untuk dikerahkan.
Dalam ungkapan lain, orang tidak dipaksa untuk berhasil, bahkan barangkali tidak perlu juga mengharapkan keberhasilan dalam situasi tertentu, tapi ada satu hal yang wajib dalam setiap tindakan manusia: berupaya mencapai batas-batas kemungkinan.
Masalah lainnya dari action bias adalah, orang tidak mempertimbangkan aspek lainnya yang membuat suatu tindakan menjadi benar dan tepat, yaitu berpikir dan menimbang. Pada titik inilah kita sering lupa bahwa tindakan konkret pun perlu disokong oleh abstraksi yang kuat.
Apalagi mengingat zaman di mana kita hidup, manakala berpikir dan merenung hampir selalu menentukan hasil yang kita dapatkan, kepedulian terhadap action bias menjadi mendesak. Justru karena ketidakpastian semakin merongrong keseharian kita, menahan tindakan untuk menilai bisa lebih berguna daripada masa-masa sebelumnya.
Meskipun beberapa action bias dapat bersifat adaptif karena mengarahkan kita pada tindakan yang lebih efektif dalam konteks tertentu, terutama ketika ketepatan waktu lebih berharga daripada akurasi, namun mengandalkan action bias sepenuhnya adalah rentan.
Action bias secara langsung akan membatasi kapasitas kita untuk memproses informasi. Alhasil, persepsi terdistorsi, penilaian tidak akurat, dan keputusan tidak logis.
Oleh karenanya, hanya dengan menerima keterbatasan kita dan memahami bias kognitif kita, khususnya action bias, kita dapat mengubah kekacauan menjadi peluang, kesembronoan menjadi ketelitian, dan ketergesaan menjadi perhitungan.
"I don't think..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!