Jawabannya bisa bermacam-macam, bahkan sebatas bertanya demikian pun, sebenarnya kita sedang memasuki tahap permulaan dari aktivitas berfilsafat.
Tetapi yang jelas, kita bisa beranggapan bahwa semua pertanyaan itu memang menentukan jalannya setiap peradaban manusia, dan bisa juga dijawab dengan seada-adanya bahwa kita adalah makhluk yang senantiasa diteror oleh rasa kesepian kosmik.
Filsafat, oleh karena itu, tidak bisa diabaikan karena alasan sederhana bahwa ia mencakup semua pengalaman sadar. Seperti yang disinggung sebelumnya, untuk mengkritik filsafat, kita harus mengandalkan beberapa derajat filsafat.
Untuk mengotak-atik kerangka pemahaman yang sistematis, orang harus menghasilkan kerangka pemahaman yang sistematis pula. Teka-teki logis ini dikenal sebagai "performative contradiction".
Dari mana asalnya teka-teki dan istilah aneh itu? Lucunya, itu juga berasal dari filsafat. Filsafat bukanlah ilmu biasa yang puas dengan fakta, melainkan terus berupaya untuk mengetahui hal-hal yang di seberang fakta.
Jadi, sementara suatu keterampilan menuntut kita untuk menjadi profesional, filsafat justru menginginkan kita untuk tetap merasa sebagai "pemula", yakni pemula dalam segala hal yang terutama menyangkut kehidupan ini.
Alasannya sederhana: hanya mereka yang merasa pemula yang dapat menghayati keheranan bahwa dunia ini ada, dirinya ada, Tuhan ada, dan seterusnya. Pemula selalu diliputi oleh pertanyaan, dan itu adalah modal yang sangat penting dalam berfilsafat.
Sebagaimana dikatakan Bertrand Russell, "Sains adalah apa yang Anda ketahui. Filsafat adalah apa yang tidak Anda ketahui."
Mengapa Kita Membutuhkan Filsafat?
Secara mendasar, filsafat adalah gerak nalar yang wajar, sealamiah bernapas, aliran pikiran yang pada titik tertentu tidak bisa dibungkam atau dihentikan. Itu karena filsafat sering bermula dari keingintahuan yang sebenarnya telah kita miliki sejak kanak-kanak.
Filsafat, perlu diakui, memang terkesan seperti mengawang dan abstrak. Namun proses abstraksi itu justru diperlukan untuk menerangi pengalaman dan melihat akar-akar dasar yang tersembunyi di balik segala persoalan konkret.
Filsafat adalah soal kedalaman, dan kedalaman itu sering mengerikan dan sangat gelap. Inilah yang membuat filsafat kerap dituduh mengada-ngada, tidak dimengerti dan terlalu radikal. Bagi mereka yang asing dengan kedalaman, filsafat cukup untuk membuat mereka bergidik.