Artikel ini tidak bermaksud untuk menyajikan sebuah pengantar filsafat. Jauh dari itu, artikel ini hendak menawarkan suatu pengenalan tentang apa itu filsafat secara umum dan mengapa kita semua (masih) sangat membutuhkannya hari ini.
Sama seperti ketika saya mengenalkan seorang teman kepada Anda, saya hanya akan menggambarkan bagaimana penampilannya dan sejumlah alasan tertentu mengapa Anda harus berkenalan lebih lanjut dengannya. Perihal selebihnya, saya lepas tangan.
Apa Itu Filsafat?
Dalam A History of Western Philosophy, Bertrand Russell menyampaikan pengertian yang menarik tentang apa itu filsafat. Secara luas, menurutnya, filsafat adalah sesuatu yang berada di antara teologi dan sains.
Seperti teologi, filsafat terdiri dari spekulasi tentang hal-hal yang sejauh ini belum dapat dibenarkan oleh pengetahuan pasti; tetapi seperti sains, filsafat lebih mengacu pada akal manusia daripada otoritas tertentu, misalnya berupa tradisi atau wahyu sebagaimana teologi.
Namun, daripada berlarut-larut dalam pengertian demikian, ada baiknya kita menggunakan bahasa sehari-hari untuk lebih memudahkan pengenalan kita terhadap filsafat. Lagi pula, saya tidak berminat untuk memberikan suatu definisi tentang hakikat filsafat.
Salah satu kesibukan para filsuf selama berabad-abad adalah bertengkar tentang apa itu filsafat, di mana segala macam keyakinan dikemukakan dengan gigih, termasuk pendapat bahwa filsafat itu sendiri sebenarnya tidaklah ada.
Mari kita kesampingkan dulu perdebatan semacam itu.
Jostein Gaarder, dalam novelnya yang sangat populer Sophie's World, memaknai filsafat dengan lebih sederhana. Bagi Gaarder, filsafat merupakan sesuatu yang secara mendasar menyangkut kepentingan semua orang, dan karenanya memikat hati kita semua.
Apa hal terpenting dalam kehidupan? Siapa aku? Mengapa aku ada di sini? Dari mana datangnya alam semesta? Apakah alam semesta memiliki kesatuan atau tujuan? Apakah benar-benar ada yang dinamakan hukum alam, atau mungkinkah kita memercayainya hanya karena kita begitu cinta pada ketertiban?
Apakah manusia hanyalah segumpal kecil karbon dan air yang tidak murni, merayap tanpa daya di sebuah planet kecil dan tidak penting?
Mempelajari semua pertanyaan itu, jika bukan menjawabnya, adalah urusan filsafat. Dan bagi Gaarder, setiap orang memiliki kepentingan terhadap pertanyaan-pertanyaan filosofis itu. Mengapa kemudian kita membuang waktu untuk masalah yang tidak terpecahkan seperti itu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!