Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Self-Serving Bias, Mengapa Kita Harus Berhati-hati dengan Diri Sendiri?

22 Juni 2022   11:48 Diperbarui: 11 November 2022   07:19 1415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Self-Serving Bias (Sumber: Adi Goldstein via Unsplash.com)

Pada intinya, hasil buruk bukanlah kesalahan kita.

Saya, sebagai pribadi yang sudah lama mengenal bias ini, tetap melakukannya seperti seekor kuda yang jatuh berulang kali di lubang yang sama. Jika artikel saya memikat banyak pembaca, dengan sendirinya saya merasa betapa artikel itu memang pantas dihargai.

Saya adalah sebentuk dewa yang diberkahi aliran tinta dalam darah saya. Apa pun kata-kata yang saya tuangkan dalam tulisan, tidaklah mungkin hasilnya mengecewakan. Saya ditakdirkan untuknya, menjadi seorang penulis yang suatu waktu menyelamatkan dunia lewat kata-kata.

Dan tentu saja, saya melebih-lebihkannya.

Tetapi jika artikel berikutnya sangat sedikit dibaca, nah ... orang-orang tidak punya selera bacaan yang bagus, pikir saya. Mereka keliru besar karena mengabaikan tulisan saya, atau mungkin, gagasan saya terlalu berat untuk mereka. Pokoknya bukan salah saya jika artikel saya sepi pembaca!

Itulah gambaran cara berpikir self-serving bias. Perlu ditegaskan berulang-ulang, sekalipun mungkin saja tuduhan kita terhadap hal-hal eksternal adalah benar bila diverifikasi lebih lanjut, itu tidak berguna.

Sama seperti kita batal pergi ke sebuah pesta karena hujan deras; memang tidak keliru bila menjadikan hujan sebagai biang masalah, tapi toh apa gunanya jika bagaimanapun, kita tidak bisa mengendalikan hujan sekehendak kita.

Hal tepatnya adalah, bagaimana kita dapat berangkat ke pesta tanpa harus basah kuyup, atau lain kali harus berangkat ketika ada tanda-tanda hujan akan turun. Sebagaimana wejangan kaum Stoik, "Fokuslah pada apa yang dapat dikendalikan."

Self-serving bias biasanya membuat kita mudah berprasangka dan sedikit egois. Kita percaya bahwa yang terasa benar adalah benar. Kita cepat menilai orang lain, suatu kelompok, suatu pemikiran, termasuk diri sendiri, sering secara tidak adil atau bahkan intoleran.

Dalam bentuknya yang ekstrem, self-serving bias dapat menjelma menjadi khayalan yang teramat meyakinkan, membuat kita memercayai suatu bayangan palsu, mengaburkan ingatan dan melebih-lebihkan fakta; semuanya dilakukan demi melayani rasa puas diri sendiri (dengan cara yang salah).

Oleh sebabnya, tendensi kognitif ini mendorong seseorang untuk melanggengkan ilusi dan kesalahan demi melindungi harga diri.

Penyebab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun