... Tetapi, saat hari itu tiba, bertahun-tahun kecemasan dan jerih payah telah memberimu jantung lemah, gigi palsu, masalah prostat, impotensi, mata kabur, dan saluran pencernaan yang kacau-balau."
Kesimpulan saya barangkali sederhana saja, bahwa kekuasaan, misalnya melalui berbagai sistem dan paradigma yang kita temukan setiap hari, dapat mendikte bagaimana kita memandang sesuatu, utamanya terkait hal-hal fundamental dalam kehidupan kita.
Bukan berarti saya menyalahkan segala sistem yang ada atau wacana-wacana yang tersebar begitu saja. Saya pikir semua itu tidak bisa dihindarkan sehingga tugas kita adalah menyadari selubung hegemoni yang telah kita bicarakan di atas dan berupaya untuk mengambil kendali atas diri kita sendiri.
Seperti yang dikatakan Raja kepada Pangeran Cilik, "Itu yang paling sulit. Mengadili diri sendiri lebih sulit daripada mengadili orang lain. Jika kamu berhasil, berarti kamu betul-betul orang yang bijaksana."
Orang yang bebas bukanlah mereka yang melepaskan diri dari semua sistem; sama sekali bukan demikian, sebab beberapa sistem, bagaimanapun juga, tidak terhindarkan.
Orang bebas adalah mereka yang menolak dan membelot terhadap segala sistem yang menurunkan derajatnya sebagai manusia, yaitu makhluk yang secara alamiah berpotensi menjadi kreatif dan mampu berkembang sampai batas yang tidak diketahui.
Seperti yang dikatakan seekor rubah kepada Pangeran Cilik, "... Kamu bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan." Demikian pula kita; sekurang-kurangnya kita bertanggung jawab pada diri sendiri, baik ketika menguasai maupun dikuasai.
Sebab jika kita ingin mengetahui bagaimana sesungguhnya watak seseorang, beri dia kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H